Dibalik kisah dua cangkir teh rosella hari ini.

178 26 6
                                    

"Aku melihat segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku melihat segalanya. Maaf kalau terkesan nggak sopan".

Spontan aku meletakkan cangkir teh keramik bergambar hiasan bunga anggrek ungu-putih ke atas tatakan hingga menimbulkan suara. Seketika mengangkat wajah.

Aku dan Aluna memutuskan berbincang di kafe kopi bergaya aristokrat modern Eropa yang letaknya tak jauh dari lokasi pertemuan ku dan Kak Gahvan. Lalu alasan ku menerima ajakan Aluna karena, yeah, entah lah, melalui ekspresi nya seakan dia begitu memahami situasi ku. Atau bisa jadi aku cuma membutuhkan teman untuk mengobrol semata dan kebetulan dia ada di sana, serta fakta Aluna juga mengenal Gaza lebih lama serta lebih dulu daripada aku membuat ku tergelitik ingin mencari tahu masa lalu pacar ku dari dia.

Ajaib memang. Mengapa aku harus bertanya melalui seseorang yang sempat ingin kembali bersama dengan kekasihku alih-alih berbicara secara langsung kepada Gaza.

"Jangan salah paham, aku ada di restoran itu karena sedang membicarakan kontrak terkait band-ku bersama manajemen hotel. Kami akan menjalin hubungan bisnis sebagai pengisi di acara akhir pekan di sana selama setahun" Aluna buru-buru menjelaskan sembari menyilangkan kedua kaki jadi satu lalu duduk dengan gaya elegan. Gerakannya begitu anggun juga elok tak heran jika Aluna menjadi pusat perhatian saat ini di dalam kafe. Mereka mungkin berpikir Aluna sejenis artis ternama yang sedang naik daun atau sejenisnya.

Kepalaku mengangguk satu kali.

Aluna menyilangkan kedua tangan depan dada. " Jadi, kamu sudah bertemu Kak Gahvan ya? coba aku tebak dia pasti meminta mu menjauhi Gaza".

Ucapan Aluna mengenai ku telak. Bibirnya melengkung membentuk senyum tipis karena mendapati kebenaran dari ekspresi di wajah ku. Lantas teringat isi percakapan ku tadi bersama Kak Gahvan, kebenaran itu menyambar diriku bagai petir di siang bolong.

" Jadi anda juga pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya? Ketika bersama Gaza dulu? Benar bukan?".

Aluna menelengkan lehernya ke satu sisi, terlihat berpikir serius ketika tanpa melepaskan atensi dariku menjawab. "Nona Kanta sebelum menjelaskan semuanya aku harus menegaskan satu hal terlebih dulu . Aku sudah nggak ada perasaan apapun pada Gaza lagi. Ya,di awal pertemuan kita dulu, aku sempat berpikir ingin kembali mengejarnya, namun itu karena aku nggak tahu menahu tentang situasi kalian. Begitu aku memahaminya, aku sudah memutuskan untuk menyerah serta merelakan Gaza sepenuhnya. Itu sebabnya aku nggak pernah muncul lagi sejak kejadian di studio waktu itu. Kupikir kehadiranku hanya bisa memperburuk keadaan. Dan aku benar-benar minta maaf serta nggak membuatmu salah paham".

Aluna terlihat tulus. Aku juga mencoba mencari kebohongan pada kedua matanya namun merasa lega karena tidak menemukannya.

"Aku bisa memahaminya, Gaza juga sudah menceritakan masa lalu kalian padaku. Aku juga bisa melihat kalau Mbak Aluna hanya ingin menjalin komunikasi lagi dengan Gaza meski saat itu situasinya cukup membingungkan" jawabku apa adanya.

[ COMPLETED] AFTER WORKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang