Sewaktu bunyi ketel air mulai berisik (Bagian kedua).

173 29 1
                                    

"Tak punya mimpi juga sama seperti bermimpi, hanya saja mimpinya masih samar-samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tak punya mimpi juga sama seperti bermimpi, hanya saja mimpinya masih samar-samar. Tidak ada yang salah dengan hal itu, jadi jangan terlalu memaksakan diri".
🍜 After Work 🍜

Bunyi suara air mendesis disertai aroma bawang dan mentega digoreng membuatku terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi suara air mendesis disertai aroma bawang dan mentega digoreng membuatku terbangun. Terduduk di atas ranjang dalam posisi masih berusaha mengumpulkan nyawa, aku bisa mendengar suara-suara berisik juga ribut di luar kamar. Sambil memaksakan diri aku menyeret tubuh untuk beranjak keluar dan benar saja bau roti dipanggang serta suara renyah maskulin merdu yang tak asing memenuhi gendang telinga.

Setibanya di ambang pintu dapur kering seluruh kesadaran ku kembali sepenuhnya, pasalnya aku menemukan pemandangan yang bisa membuat kantukku hilang sepenuhnya.

Ada lima anak manusia berbeda-beda kelamin serta fasial, sedang menguasai tempatku memasak ; Kehzan, Kak Kangga, Kak Kandra, Mbak Fani dan Aluna. Mereka sedang asyik dengan pekerjaan masing-masing sambil sesekali berbincang hingga tak menyadari keberadaan ku sama sekali.

"Oh jadi kamu belajar seni lagi di Los Angeles ya?" Terdengar suara maskulin dalam milik Kak Kandra bertanya pada Aluna yang berdiri di sebelahnya. Keduanya duduk di depan meja makan dalam posisi memunggungi ku.

Dari posisiku berdiri sekarang aku bisa melihat kalau Kak Kangga sedang memotong timun sementara Aluna bawang merah.

"Iya, Kak. Di area MI College. Apa kakak pernah tinggal atau pergi ke Los Angeles?" Aluna balik bertanya sambil melirik dari sudut mata.

"Aku pernah bertugas selama 5 bulan di L.A, daerah San Gabriel. Tempat yang berisik namun entah kenapa setelah pergi dari sana justru jadi rindu" jawab Kak Kangga.

"Ah, i see. Mau tahu apa yang terkenal dari San Gabriel?" Aluna kembali bertanya.

"Meatball didn't have a ball" jawab keduanya bersamaan lantas tertawa renyah.

Kak Kangga tertawa!
Kakakku!.
Si raja es bermuka sedatar papan yang cuma bisa tersenyum pada keluarganya saja. Mana dia bisa bercanda sesantai ini dengan seseorang yang baru (aku tebak) ia kenal tak kurang dari 24 jam. Perempuan pula.

[ COMPLETED] AFTER WORKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang