35 ☠ The Albercio Family's Secret

54 4 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seorang pemuda yang baru saja tiba di apartemennya itu seketika langsung membuka satu per satu kancing baju seragamnya dan melemparkannya ke sembarang arah. Kini pemuda itu hanya memakai kaos hitam oblong dan celana abu-abu bergradasi merah beserta kalung rantai berbandul tengkorak yang setia menghiasi lehernya. Pemuda itu menjatuhkan tubuh lelahnya di atas sofa panjang yang berada di ruang tamu apartemen tersebut.

Bahkan tanpa pemuda itu sadari, ada dua orang lain yang berada di apartemennya selain dirinya. Seorang pria paruh baya yang masih tampan di usianya yang sudah menginjak angka lima itu merupakan ayah si pemuda. Kemudian seorang laki-laki dewasa yang berusia sekitar tiga puluh tahunan yang tengah duduk santai di sisi sofa lainnya dengan kaki diselonjorkan itu merupakan kakak si pemuda.

Sepertinya pemuda itu terlalu lelah sampai-sampai tidak menyadari akan kehadiran ayah dan kakak laki-lakinya dalam apartemen miliknya. Pemuda itu masih asik tiduran di sofa panjangnya sembari menutup mata. Namun itu tak bertahan lama saat suara sang kakak terdengar di telinganya.

"Apakah begini yang kamu bilang menikmati hidup, Arial?"

Pemuda itu langsung membuka matanya lebar-lebar dan menoleh ke sumber suara. Netranya spontan membulat sempurna saat melihat sang kakak sudah duduk manis di sofa seberang.

"Bang Zev?! Kok lo ada di apartemen gue, sih?!"

Arial Giovandra, pemuda tampan yang baru saja menginjakkan kakinya di Universitas Bangsa Buana itu merupakan adik dari Alzevin Giordano, si pebisnis muda yang namanya sudah terkenal di kancah internasional.

"Apakah begitu sambutanmu pada Kakakmu, Arial?" tegur seorang pria paruh baya yang datang dari arah dapur apartemen sembari membawa segelas es jeruk di tangannya. Sepertinya pria paruh baya itu baru saja dari kantor melihat setelan jas lengkap yang masih dipakainya.

"LOH?! KOK AYAH ADA DI SINI JUGA?!" pekik Arial yang kini sudah berdiri dari posisinya karena saking terkejutnya akan kehadiran dua anggota keluarganya ini di apartemen miliknya. Pasalnya sudah hampir sebulan sejak ia memutuskan untuk keluar dari rumah dengan beralasan ingin lebih menikmati hidup dengan tinggal sendiri tanpa membawa sepeser barang pun selain kartu kredit sang ayah yang ia curi untuk membeli satu unit apartemen yang kini ditinggalinya itu.

Waktu itu ia hanya meninggalkan sepucuk surat sebagai tanda perpisahan yang ia letakkan di bawah aquarium ikan miliknya di dalam kamar. Surat itupun hanya berisi keinginannya untuk hidup mandiri dan permintaan maaf karena telah mengambil kartu kredit milik ayahnya dan menggunakannya tanpa izin. Memang dasarnya pikiran masih bocah, eh dengan bodohnya ia malah meninggalkan jejak di buku diarynya yang lupa ia bawa pergi juga.

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang