21. Mas Andra dan Pilihannya

475 119 17
                                    

Haii haii aku sempatin update ditengah-tengah kesibukan rapat di kampus(ˊᵕˋ)

HAPPY WEEKEND SEMUANYA!💘

Untuk beberapa part ke depan, aku belum bisa gambarin dengan ilustrasi ya. Jadi kalian bebas bayangin ceritanya gimana.

Happy reading guys!❤

-
-

Titik Ubah21

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Titik Ubah
21. Mas Andra dan Pilihannya

"Mas Andra, sudah berapa kali saya bilang jangan berharap lebih sama saya, Mas!"

"Mas Andra buat saya susah. Sikap Mas Andra yang seperti ini hanya akan membuat saya semakin terbebani untuk membalas dengan sikap yang sama."

"Saya nggak bisa, Mas Andra."

Ucapan Balqis kemarin terus memenuhi kepala Alfeandra. Pasalnya, Balqis terlihat marah saat dirinya mengatakan bahwa hanya  mengantarkan makanan dari orangtua gadis itu.

Alfeandra tidak tahu jika keputusannya hari itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri. Dia tahu bahwa terlalu cepat baginya melangkah, sedangkan Balqis masih terus berusaha menghindarinya. Seharusnya Alfeandra tahu tidak seharusnya ia terus-terusan mendekati perempuan itu dengan cara terus berkunjung ke rumahnya, dengan alasan hanya ingin bertemu dengan abi Rudi. Padahal dibalik itu semua, tujuan Alfeandra hanyalah ingin mencuri waktu agar dapat berbicara dengan Balqis.

Baru satu hari, tapi Alfeandra sudah dibuat tidak fokus bekerja. Di meja kerjanya terdapat banyak sekali berkas yang seharusnya ia tanda tangani, tetapi malah dibiarkan begitu saja. Ditambah lagi sekretarisnya absen karena sakit. Membuatnya harus mengurusi semuanya sendiri.

Merasa dirinya tidak menjadi lebih baik berada di  kantor sendirian, Alfeandra memutuskan untuk pulang. Masa bodoh dengan berkas-berkas kerja sama yang belum ditanda tangani,  Paling tidak di rumah nanti ia bisa mengistirahatkan tubuhnya di kasur tanpa harus dihantui pikiran tentang Balqis yang semakin sulit ia dapatkan.

"Mas Andra," panggil mama yang terdengar dari arah dapur sembari membawa segelas kopi susu di tangannya.

"Ya, Mah?" jawab Alfeandra yang baru saja keluar dari kamar mandi. Bahkan handuk kecil masih bertengger di bahunya.

"Abimu mau bicara katanya."

Alfeandra mengernyit mendengar ucapan mamanya yang begitu tiba-tiba menurutnya.

"Abi di mana?" tanya Alfeandra.

TITIK UBAHWhere stories live. Discover now