CHAPTER 00 (KURUKASETRA) - DENDAM DURYUDANA (BAGIAN 3)

21 3 18
                                    

A Tokusatsu Story by : Dendy Krisna Ananda feat Pakdhe Budiono

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

A Tokusatsu Story by : Dendy Krisna Ananda feat Pakdhe Budiono

~Kisah ini hanyalah karya fiktif belaka yang terinspirasi dari cerita Mahabharata versi Maharsi Abyasa dan versi Pewayangan Purwa~

Tembang Kinanthi, lirik kreasi author sendiri

"Wus tumeka wancinipun...,

Pamungkasing perang suci,

Kang aran Bharatayudha,

Samya padha adu sekti,

Kang ala bakale sirna,

Kang utama bakal mukti...,"

(Sudah tiba pada saatnya, akhir dari perang suci,

Yang disebut Bharatayudha, semua saling beradu kekuatan,

Yang jahat akan sirna, yang bersifat utama akan menang)

Prajurit Asura sudah tumpas di tangan para putra terkuat mereka. Kini, para Pandawa maju secara bergiliran menghadapi sang Jaka Pitana atau sang Duryudana. Kedua belah pihak saling mengerahkan daya kekuatan. Seiring dengan pertarungan yang berlangsung semakin sengit, Duryudana mulai dibuat kewalahan menghadapi kelima Pandawa sekaligus.

Arjuna maju dan merentangkan busur Gandiwa yang menghadap langit. Sebuah anak panah berkekuatan petir muncul dari Gandiwa dan meluncur ke udara. Kali ini, energi kilat dari panah itu nampak lebih besar dibandingkan panah-panah Gandiwa sebelumnya. Duryudana menengadah ke atas dengan tatapan waspada.

Panah itu berhenti tepat sepuluh meter di atas kepala sang Kurupati. Secara ajaib, panah itu seketika berubah menjadi puluhan panah yang tersebar membentuk formasi kubah dan mengepung Duryudana dari angkasa. Panah-panah berkekuatan petir itu kemudian terjun secara beruntun ke arah Duryudana, bagaikan jala yang akan menangkap ikan. Sang Kurupati yang terkesiap pun segera menghindar.

Akan tetapi, energi kilat dari panah-panah itu menyatu dan saling bereaksi saat menancap di tanah... hingga timbulah ledakan besar yang membuat Duryudana terpental dan terguling di tanah. Gada Singo Barong terlepas dan kini berada jauh dari cengkeraman tangannya. Sang Kurupati terluka. Namun karena kekuatan regenerasi dari Prabu Jarasanda, lukanya dengan cepat tertutup kembali.

Raja Hastinapura yang telah menjadi Daitya itu bangkit kembali dengan perasaan geram. Prabu Duryudana meraung keras. Kedua matanya berpendar merah dengan tatapan bengis. Sang Kurupati menjulurkan kedua lengannya ke arah Panca Pandawa.

"SYUUUUNGGGG...!!" kedua lengan Duryudana membesar dan memanjang akibat daya kekuatan Prabu Bakasura, raja Asura yang mampu memperbesar ukuran anggota tubuhnya atau bahkan seluruh tubuhnya sendiri.

Duryudana mengamuk sembari mengayun-ayunkan kedua tangannya hingga hampir mengenai para Pandawa. Beruntungnya, para Pandawa dengan cekatan menghindar. Kemudian sang Bimasena datang melompat ke arah Duryudana sembari melayangkan gada Rujakpala miliknya. Gada Rujakpala yang sudah bertambah ukuran itu menghantam kedua lengan Duryudana hingga hancur.

JAWARA KNIGHT BHARATAWhere stories live. Discover now