CHAPTER 02 (SANG PEWARIS) - LAHIRNYA SANG KSATRIA LEGENDA

17 0 0
                                    

~Kisah ini hanyalah karya fiktif belaka yang terinspirasi dari cerita Mahabharata versi Maharsi Abyasa dan versi Pewayangan Purwa~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Kisah ini hanyalah karya fiktif belaka yang terinspirasi dari cerita Mahabharata versi Maharsi Abyasa dan versi Pewayangan Purwa~

Sore hari di sungai tempat memancing...

Hati Samo sangat kesal. Sudah lama sekali ia dan kakaknya menunggu, namun tak ada satu pun ikan yang menarik umpan kail mereka. Sesekali kail mereka terasa berat, namun hanya beberapa sampah plastik dan benda hanyut yang mereka dapatkan.

"Owalah cuk, sopo sih sing ngguwak sepatu bekas koyok ngene ndek kali?! Wes kaline tercemar, golek iwak dadine angel pisan kan? (Siapa sih yang membuang sepatu bekas kayak gini ke sungai?! Sudah sungainya tercemar, mencari ikan susah juga kan?)" keluh Samo.

"Sabar, dienteni sik ae... (ditunggu dulu saja...)" ujar Rudra.

Nampaknya Rudra masih dengan tabah menunggu umpan kailnya dimakan ikan. Kali ini kail Rudra yang terasa berat. Namun setelah ditarik, ternyata yang ia dapat hanyalah sebuah BH bekas yang tersangkut pada kail. Samo menghela nafas dan berkata,

"Kak Rudra, sampai kapan kita mau menunggu? Ayo kita pulang,"

"Jangan dulu, tunggulah sebentar lagi" jawab Rudra yang kemudian melempar kailnya sekali lagi.

Samo berdecak lalu menyahut, "Ah... sudahlah, aku menyerah. Kalau Kakak masih pengen di sini, aku akan menunggu di tempat sepeda. Tapi jangan lama-lama,"

Samo pun berdiri, kemudian ia menenteng kail serta embernya.

"Kau ini, memancing itu memang butuh kesabaran tahu..." gumam Rudra sambil menoleh adiknya.

Setelah menoleh Samo, pandangan Rudra tiba-tiba saja tertuju pada seorang wanita cantik di seberang sungai yang terlihat sedang mengamatinya. Sesaat, Rudra dibuat terpana melihat kecantikan wanita dengan kulit kuning langsat yang nampak bersinar itu. Wanita itu tak lain adalah sang bidadari utusan, Kavita. Sebelum Samo beranjak pergi, Rudra menatap adiknya dan memanggil,

"Samo, tunggu..."

"Apa lagi?" tanya Samo.

"Lihat, cewek yang di sana itu sepertinya melihat ke arahku" jawab Rudra sembari menunjuk ke arah seberang sungai.

"Mana? Nggak ada cewek di sana," timpal Samo.

"Haduh..., masak nggak lihat sih? Itu lho... heh?" Rudra terkejut setelah menengok ke seberang sungai.

Kavita yang tadi dilihatnya tiba-tiba saja menghilang.

"Bro, lu nggak ngehalu kan?" tanya Samo dengan ekspresi datar.

"Aneh, perasaan tadi ada seseorang di sana," gumam Rudra sembari menggaruk tengkuknya.

"Jangan bikin takut deh, jangan-jangan yang kau lihat barusan adalah dedemit penunggu sungai ini?" sahut Samo.

JAWARA KNIGHT BHARATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang