Tujuh Puluh Satu

32.7K 2.1K 1.9K
                                    

Sedikit spoiler, di chapter ini akan muncul seorang 'cameo' dari cerita sebelah dan sudah mendapatkan izin dari author yang bersangkutan. Hehe.

****

Boy Epic - Scars

Happy reading 

***

Author POV

Tidak terasa sudah setengah jam Ganesa termenung tanpa mengubah posisi tidurnya menghadap langit-langit mobil.

Sekarang Ganesa hanya menghela nafasnya sembari melihat jam tangannya yang saat ini masih menunjukkan pukul 08.10 pagi,

3 jam tertidur sepertinya sudah cukup untuk memulihkan kembali tenaganya.

Ternyata setelah menyantap semangkok ramen itu, Ganesa yang tidak memiliki keinginan untuk menyetir pagi-pagi buta ke Osaka memilih untuk tidur di dalam mobilnya. 

Setelah meregangkan otot tangan dan lehernya, tanpa berniat untuk melanjutkan tidurnya singkatnya, Ganesa kemudian turun dari mobil bermaksud akan mencuci wajahnya di taman kecil yang ada di seberangnya.

Sekarang Ganesa baru saja berjalan ke arah taman, dan di dalam setiap langkahnya itu Ganesa hanya termenung sekaligus berharap jika kejadian semalam hanyalah sebuah mimpi buruk,

Namun Ganesa tahu harapan itu sia-sia belaka, karna kenyataannya mulai saat ini statusnya sudah resmi berganti menjadi salah satu petinggi organisasi Yakuza alias Wakagashira.

Tidak ada umpatan atau raut kesal yang terlihat di wajahnya, karna sedari dulu Ganesa selalu melatih dirinya untuk tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah dipilihnya.

Karna sibuk melamun, tanpa disadari sekarang Ganesa sudah berdiri di depan sebuah wastafel yang berada di dalam taman itu.

Sesaat Ganesa diam sejenak, berharap jika airnya tidak membeku karna musim dingin seperti ini,

Tangannya lalu mulai memegang keran air, dan setelahnya Ganes langsung bernafas lega saat air jernih itu mengalir seperti yang seharusnya.

Tanpa pikir panjang Ganesa langsung mencuci wajahnya dengan air yang sangat dingin itu.

Sesaat kemudian dengan keadaan wajah yang sudah segar kembali, Ganesa yang masih berdiri di depan wastafel itu lalu mengeluarkan ponselnya.

Lagi, Ganesa kembali termenung saat melihat kontak sahabatnya, Karin.

Ganesa hanya tidak ingin membuang-buang waktu lagi.

Sudah saatnya Ganesa menghubungi Karin, karna setelah mengetahui siapa pembunuh Adrian dan Sabrina, Ganesa sadar ia tidak bisa melakukannya semuanya sendiri.

Namun Ganesa harus membujuk Karin tanpa harus mengatakan yang sebenarnya. Ganesa harus mencari waktu yang tepat, namun tidak sekarang.

......

****

4 jam kemudian (Kawasaki, Jepang)

Di sebuah kawasan industri yang tentu saja jauh dari pusat keramaian, dari satu tempat ke tempat lainnya terlihat bangunan-bangunan besar dengan bermacam bentuk seperti pabrik pengolahan ataupun gudang.

Berfokus pada salah satu bangunan besar itu, tepatnya sebuah pabrik besar yang berfungsi sebagai tempat memproduksi cat.

Dari luar tidak ada yang berbeda dari tempat itu, terlihat seperti pabrik produksi pada umumnya, dari dalam bangunan juga hanya berisi mesin-mesin canggih yang mengolah cat dalam jumlah yang sangat besar,

Heaven (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang