Ingsfo Ngantemi Jiban (1)

994 183 13
                                    

07 Juli 2022

.
.
.

💜 HAPPY READING 💜

.
.
.

"Ji, kamu mau yang mana?"

"Terserah"

"Sama warna atau sama model?"

"Bebas"

"Ini aja, nih. Pinknya lucu banget, liat deh"

"Hm"

"Gimana, lucu kan?" Jinan hanya melirik sekilas, lalu mengangguk tanpa bersuara. "Biasa aja ya, Ji?"

"..."

"Yaudah, kita cari yang lain yuk" Jinan tak bergeming saat tangannya dituntun. Alhasil, yang menuntun itu pun menengok kearahnya dan bertanya. "Kenapa?"

"Gue bisa jalan sendiri, Hap" jelas Jinan, dan tangan Cindy pun dihempas begitu saja olehnya. "Udah, lu jalan duluan sana. Ntar, gue ikutin dari dibelakang"

"Gamau, ihh" enggan Cindy, "Jalan bareng aja sih"

"Oke. Kalo lu gamau, gue ajalah yang jalan duluan"

"Ckk" Cindy berdecak samar, kala Jinan sudah mulai berjalan rada jauh didepan. Dan sepertinya, ia akan menghadapi Jinan mode menyebalkan hari ini.

* * * * * * *

"Bagus ini atau yang ini?" Cindy menjajarkan dua macam blus wanita dengan corak yang berbeda.

"Gatau"

"Apa mending yang ini aja, Ji?" Cindy menunjukkan blus lain yang memiliki desain yang hampir serupa.

"Gatau"

"Kamu sebenernya ada yang mau dibeli gasih?"

"Gatau"

"Fokus sama aku dulu, bisa gak? Taro hapenya!"

"Gabisa"

"Issh... Yaudah. Kita udahan aja deh, Ji... Aku capek dari tadi muter-muter doang tapi gada beli apa-apa"

Jinan menahan ujung baju Cindy yang hendak pergi dari toko tersebut, "Ayo beli! Ayo beli! Kamu suka yang mana?" tanyanya, sambil menyimpan ponsel ke tas supaya bisa memfokuskan diri pada Cindy.

Hingga, setelah beberapa menit terlewati Cinan sepakat membeli atasan dengan warna senada.

"Udah?"

"Udah"

"Siapa yang bayar?"

"Aku"

"Iya, bentar. Pake debit aja, ya" Jinan merogoh tas, dan mengeluarkan dompet guna mengambil kartunya.

"Bayar pake uang aku, Ji"

"Hah?"

"Aku yang bayarin kamu"

"Ohh" karena Cindy sudah berkata demikian, maka Jinan memasukkan lagi dompetnya. "Yaudah. Kalo gitu gue tunggu diluar ya, Hap" Jinan mengalihkan keranjang pakaian pindah ke tangan Cindy. Lalu, ia melenggang santai keluar dari official store itu.

"Lah, kok?"

* * * * * * *

"Kak Jinaaaan?" seorang melampai pada Jinan.

"Biyeeeel" Jinan pun membalas lambaiannya.

"Uw, kangen princess banget banget" manja Brielle, merentangkan tangan dan tentu saja disambut oleh Jinan. "Padahal kita baru ketemu minggu kemaren, yah? Tapi aku udah kangen lagi aja loh" celotehnya.

"Wi~ sama, Biy" akui Jinan, usai mereka berpelukan.

"Kangen, pokoknya aku kangen" saking kangennya, Brielle sampai menjatuhkan kecupan di pipi Jinan.

"Brielle!"

"Ehh, hai kak Cinhap?"

Dan Cindy hanya merespon dengan senyuman tipis.

"Nan, aku juga kangen" kode orang disebelah Brielle.

"Heh, kak Anin gausah ikut-ikutan" cegah Cindy, saat Anin ingin melakukan hal yang sama seperti Brielle.

"Itu Brielle boleh"

"Itu kecolongan"

Cindy menarik Jinan lebih merapat kepadanya, guna melindungi dia dari godaan Anin yang mematikan.

"Yampun. Udah deh, kalian gausah pada rusuh"

"He-eh loh. kak Jinan kan punya aku ya, kak Jinan?"

"Yass, gurl" setuju Jinan.

"Eh, btw bawa apa tuh? Early birthday buat aku, ya?"

"Waiya, Zara tuh... Brielle doang nih, Nan? Aku gak?"

"Hah, bukan bukan" sanggah Jinan, "Nih yang satu punya Cinhap" ia menyuruh Cindy membawa sendiri barang belanjaannya. "Trus, satunya lagi punya gue dibeliin Cinhap" terangnya, agar tidak salah paham.

"Yah, kirain kado aku" Brielle menggembung pipi.

"Aakh, gemoy kek ikan buntal" gesrek Jinan, lantas ia menusuk-nusuk gemas gembungan pipi Brielle.

"Gaboleh pegang pegang kalo gak kasih aku kado"

"Kado apa? Kan masih lama, Biy. Dua Minggu lagi"

"Ihh, ngga kak Jinan. Kurang dari dua Minggu tau"

"Affh iyh?"

"Iya, kak Jinan"

"Coba... Sekarang kan tujuh, nah tujuh ke tujuh belas jadi... Sepuluh. Oiya, sepuluh hari lagi" hitung Jinan.

"Iyakan"

"Ehh, tunggu tunggu"

"Kenapa?"

"Sama kayak dia dong"

Dan dalam hitungan satu, dua, ti--- ga... "Aargh. Tau, ah. Males gue, Cinhap konyol" keluh Jinan, tiba-tiba.

Yupz, mood Jinan yang perlahan membaik karena ada Brielle dan Anin kembali down lagi mengingat apa yang akan bakal terjadi di tanggal 17 bulan ini.

"Kak Anin, kak Jinan aku kenapa?"

"Cinhap last show" kata Anin, pelan.

"Yah, aku gatau" Brielle menutup mulut, dan seketika teringat kenangan setahun lalu. Dimana, situasinya seperti saat ini. Jinan sering uring-uringan, terlebih mendekati hari H pertunjukan terakhirnya di teater.

"Ngga, Ji. Enggak" panik Cindy.

"Bodoamat" Jinan menjauhi mereka.

Selanjutnya, mudah ditebak. Ya, terjadi kejar-kejaran diantara CiNan. Cindy berupaya membujuk, sedang Jinan sok jual mahal dengan terus menghindarinya.

"Kamu ngambek, aku pulang ya!"

"Iya, ampun" nurut Jinan, akhirnya.

tbc

.
.
.
.
.

Tembus 77 vote, langsung gaskeun up part 2

Tembus 77 vote, langsung gaskeun up part 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anyways...
Thanks for your support, see you next update 💨

Sabtu Bersama Keluarga BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang