31. Ada Masalah?

7.4K 323 0
                                    

Buat yang sering insecure dan merasa gak   berguna coba deh sebelum tidur dengerin lagu Tulus yang judulnya Diri


"PUNYA MATA NGGAK SIH?!" Bentak Selin seraya melayangkan tatapan sinis pada gadis berkaca mata bulat di depannya.

"Ma-maaf kak." Gadis bernama Anisa itu hanya bisa menunduk takut. Tubuhnya gemetar karena sekarang ia menjadi bahan tontonan murid SMA Angkasa yang baru saja datang ke sekolah.

"Nggak guna maaf lo." Sarkas Selin sambil mendorong Anisa hingga jatuh. Queen bully itu tersenyum miring mendengar suara tawa murid murid lain yang menonton.

"Uuu kasian." Ejek Adel lalu ikut tertawa.

Anisa mengusap air matanya kemudian memunguti buku bukunya yang juga jatuh ke lantai. Tawa mereka membuat air mata gadis itu luruh begitu saja.

Selin maju dua langkah. Dengan gaya bersidekap dada, cewek IPS itu menatap remeh Anisa yang masih terduduk di lantai.

"Aku minta maaf kak." Ucap Anisa pelan.

Selin mendaratkan satu kakinya di buku Anisa membuat si pemilik mendongak. "APA? GA TERIMA GW INJAK?" Tantang nya dengan alis terangkat.

"Anjir! Nangis lo?" Tanya Hera ketika melihat jejak air mata di pipi Anisa.

"Cengeng anjing." Tambah Adel.

Selin sedikit menunduk. "Miris banget nggak punya mental." Ejeknya membuat suara tawa kembali terdengar.

Anisa menunduk. Tangannya bergerak menghapus air mata yang terus mengalir di pipinya. Kini suara tangisnya terdengar di telinga murid yang menontonnya.

"Emang pada dasarnya lo nggak pernah di didik kan Sel?"

Suara itu mengalihkan pandangan Selin. Tak jauh di depannya, terlihat Jihan dengan jas osisnya. Anisa pun menoleh. Diam diam gadis itu beryukur karena kedatangan Jihan mampu membuat mereka semua diam.

"Nggak cape ngurusin gw?" Tanya Selin dengan sebelah alis terangkat.

Cewek itu menatap malas Jihan yang kini membantu Anisa berdiri. "Waketos kayak lo emang nggak ada kerjaan ya. Miris banget gw liatnya." Cibirnya namun Jihan tak membalas. Ia memilih memunguti buku Anisa di lantai.

"Nih." Beri Jihan sambil tersenyum.

Anisa menerima bukunya. "Ma-makasih ya kak."

Jihan mengangguk kemudian menyuruh Anisa pergi ke kelas nya.

"Keren lo kek gitu?"

Jihan membalikkan badan. "Seharusnya gw yang nanya kayak gitu sama lo." Balasnya.

"Lo nggak tau apa apa."

"Tetap aja yang lo lakuin itu nggak pantas. Lo baru masuk dua minggu tapi udah mulai nindas dan permaluin murid lain didepan banyak orang. Seharusnya semenjak di skors lo bisa intropeksi diri kalau yang lo lakuin selama ini salah."

Selin memutar bola matanya malas. "Lo kalau mau ceramah di masjid aja."

"Tau." Timpal Adel.

"Lo salah sin Han sekolah disini. Ustadzah tuh tempatnya di pesantren." Tambah Hera membuat Selin tersenyum puas.

Jihan mengurungkan niat membalas omongan Selin dan kedua temannya saat melihat seorang cowok di belakang Selin. Tangan gadis itu terkepal di dalam kantong jasnya. Entah kenapa setiap kali melihat wajah cowok itu rasanya ia ingin menangis.

Gadis berjas almamater itu tiba tiba berbalik lalu pergi darisana tanpa mengatakan apapun.

"Udah nggak ada kata kata makanya pergi gitu aja." Cibir Selin menatap remeh Jihan yang mulai menjauh.

AZAM [SELESAI]Where stories live. Discover now