70. Pengagum Afik Yang Sebenarnya

6.4K 263 104
                                    

Mau minta maaf dulu sama kalian🙏
Baru sadar udah lama ternyata nggak up hehehehehehe😊

"Dapet."

Azam yang baru saja keluar dari kamar mandi tiba tiba merebut ransel hijau dari tangan Jihan. Lalu mengangkat ransel tersebut diudara kala gadis berpakaian coklat didepannya membalikkan badan dengan wajah yang nampak kesal.

"Azaam."

"Apa cil?"

"Siniin ranselnya."

"Nih, keringin rambut gw dulu."

Azam memberikan handuk kecil yang terkalung dilehernya kepada Jihan seraya tersenyum manis.

"Kan bisa sendiri." Balas Jihan tanpa mengambil handuk dari tangan Azam.

Mendengar penolakan Jihan, Azam lantas melangkah maju. "Oh nggak mau?" Tanyanya sambil melingkarkan tangannya dipinggang gadis itu.

"Y-yaudah." Putus Jihan yang langsung berubah mengiyakan. Ia pun menerima handuk tersebut lalu menyuruh Azam duduk dipinggir kasur.

"Cil." Panggil Azam sambil dengan manjanya memeluk Jihan yang berdiri didepannya. Cowok yang sudah mengenakan kaos itu mendongakkan sedikit kepalanya agar dapat melihat wajah Jihan. "Gw sayang sama lo." Ungkapnya.

"Iya." Jihan menimpali seraya mengangguk. Percayalah, ia sebenarnya sedang gugup karena Azam terus saja menatapnya.

"Lo sendiri?"

Jihan sontak menaikkan kedua alisnya setelah mendengar pertanyaan Azam perihal perasaannya.

"Gimana?" Tanya Azam tak sabaran.

"Sama." Jawab Jihan singkat.

"Apanya yang sama?"

"Iya, itu. Perasaan."

"Masa? Gw nggak percaya ah."

"Kok nggak percaya?"

"Jawaban lo kurang ngeyakinin soalnya. Gw perlunya bukti."

"Bukti?"

Azam mengangguk.

Jihan seketika diam dengan tangan yang tak lagi bergerak mengeringkan rambut Azam. Tak menyadari kalau cowok didepannya itu sedang menahan senyum melihat wajahnya yang terlihat memikirkan sesuatu.

"Bukti apapun itu."

Cup

Azam sontak saja terkejut. Merasa tak percaya kalau Jihan menciumnya duluan tepat dibibirnya. Bahkan setelah gadis itu menjauhkan wajahnya, dia masih saja tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Cil, lo barusan cium gw?" Tanya Azam sambil menyentuh bibirnya sendiri.

"Maaf." Ucap Jihan yang malah merasa bersalah. Ia berfikir kalau Azam sepertinya marah karena dicium tanpa izin.

Azam berdiri. "Kenapa minta maaf?" Tanyanya gemas.

"Karna itu." Jihan menggantung ucapannya. Ia benar benar malu mengatakan apa yang dilakukannya tadi kepada Azam.

Azam langsung memeluk Jihan. "Cil, gw sebenarnya mau bales karna lo udah mancing gw, tapi karna sekarang waktunya sekolah, jadi gw urungin dulu." Katanya berbisik ditelinga sang gadis.

Mendengar itu, Jihan lantas menjauhkan dirinya. "Gu-gw mau ke sekolah. Assalamu'alaikum." Pamitnya sambil memakai ransel. Namun baru saja akan melangkah, salah satu tangannya tiba tiba ditahan oleh Azam.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang