16. Dia?

33 29 17
                                    

Enjoy reading ⑅


' sapu sapu sampai bersih'  itulah kalimat yang berkali kali dilontarkan oleh Azalia sedari tadi.

" Aza habis nyapu nanti langsung istirahat," pinta Ayah nya lembut.

" Ay ay captain."

Ia pun kembali melanjutkan aktifitasnya, yang kini tengah menyapu area kamar nya. Namun, kegiatan nya terhenti kala ponsel nya berdering.

Ia meletakkan sapunya dan berjalan menuju meja belajarnya.

' halo'  terdengar suara di seberang sana, tanda telpon telah tersambung.

' halo, kenapa Jing? ' 

' gua ke rumah lo ya?'

' iya sini aja.'

' oke, gua otw. Lo mau nitip gak? Mumpung masih di sekolah."

' cireng aja deh. Eh, emang lo bawa motor? '

' nggak'

' kesini naik ojek? ' 
'

' gak juga.'

' terus lo kesini naik apa bego.'
' mau ngesot lo kayak mak lampir, ha? '

' mana ada mak lampir ngesot, lagian gua nebeng Zafa kali.'

' lah? Kurang kerjaan amat Zafa nganterin lo ke rumah gue.' 

Zafa mau ke Rio, gua nebeng sekalian.'

'serah lo dah, gua mau lanjut nyapu.''

' katanya lo sakit?'

' GUA CUMA DEMAM JINGGA, BUKAN LUMPUH.' 

Azalia mematikan telpon nya sepihak. Dan meletakan nya kembali ke meja belajarnya. Sambil terus nyerocos tidak jelas.

" Aneh tu anak, dikira gua lumpuh kali ya."

" Kotor amat sih belakang lemari, eh- ini apa," gumam nya lirih.

Ia berusaha menjangkau benda pipih di belakang lemari tersebut. " buset kotor amat ni barang," ujar nya sambil terus membersihkan debu yang berada di permukaan benda tersebut.

" Ini pigora kan?," Tanya nya pada diri sendiri.

Ia membalikan benda yang berada di genggaman nya tersebut. Ternyata benar, itu sebuah pigora. Namun, foto siapa kan yang berada di dalam nya.

Foto bayi yang masih berusia kisaran tiga tahun, mungkin?.  Ia merasa itu bukan dirinya. Tidak, itu memang  bukan dirinya. Siapa bayi itu.

Ia berdiri dan duduk di meja belajarnya.
Tak sengaja ia melihat tanda lahir di punggung tangan bayi itu. " Ini bukan nya-"

" Udah selesai Za?" Tanya ayahnya.

" Yah, ini foto siapa." Bukannya menjawab, Azalia justru memberikan pertanyaan pada ayahnya yang baru saja memasuki kamarnya tersebut.

EUDAIMONIAWhere stories live. Discover now