19. Beti lagi?

25 25 8
                                    

Enjoy reading ⑅

Lagi lagi, pagi yang indah itu diawali dengan kegaduhan. Azalia terus saja berlari kesana kemari seakan akan mencari sesuatu. Ayah nya yang di dapur pun sedari tadi hanya melihatnya keheranan, entah apa yang gadis itu cari. 

" Ayaaahhh!" Teriak nya mencari keberadaan yang ayah.

" Kenapa Za, astaga masih pagi udah teriak teriak," geram ayahnya.

" Ayah beti ilang lagi," ucapnya sambil terus merengek.

Ia mendekati ayahnya yang berada di dapur. " Tadi malem di kamarku, tapi pas aku bangun udah ga ada," jelas nya.

" Udahlah, paling juga lagi pacaran sama kucing sebelah. Udah kamu siap siap aja, gak takut telat?" Ucap Ayah nya.

Setelah diam sejenak Azalia pun menyetujui. kalau di pikir pikir, memang beti akhir akhir ini sangat sering mengunjungi kucing betina milik tetangganya.

Ia pun melenggang meninggalkan Ayah nya untuk mengambil tas dan berangkat sekolah.

" Eh, mau kemana?" Panggil Ayah nya.

" Sekolah lah, kemana lagi?"

" Sini sarapan dulu, emang kamu ga mau bawa uang jajan juga?"

" Ya ampun lupa yah hehe," kekeh nya.

Ia pun bergerak mendekati meja makan untuk sarapan bersama ayah nya. Beberapa sayur beserta lauk  dan nasi nya sudah terhidang di meja tersebut. Ia makan dengan lahap hingga suapan terakhir.

Setelah nya Azalia berpamitan dan meminta uang saku, kemudian baru pergi berangkat ke sekolah.

Ia melajukan motornya cukup lambat, waktu untuk bel masuk masih lama. Ia melaju sambil melihat sekeliling, mungkin saja ia menemukan beti sedang duduk sendiri di pinggir jalan.

Lima belas menit ia di jalan, namun ia tak juga menemukan beti, hingga akhirnya ia sampai di sekolah. Suara riuh ramai tak berhenti di rumah nya tadi pagi. Namun di sini terdengar lebih parah.

Ia melupakan satu hal, hari ini adalah hari persiapan ujian. Biasanya siswa akan diberi jam bebas untuk pergi ke perpustakaan untuk belajar mempersiapkan ujian. Entahlah, hal itu telah berlangsung sejak ia belum bersekolah di sini.

Ia bergegas ke kelasnya setelah memarkir motornya diparkiran yang disediakan sekolah.

" AZAA!!" teriak Jingga.

" OII JINGG!"  Balas nya teriak lalu berlari mendekati Jingga.

" Mau ke perpus?" Tanya Azalia.

" Gak, rame, nanti aja habis istirahat an kesana. Biar agak sepi dikit."

Azalia pun mengangguk paham, ia lalu menggandeng tangan Jingga untuk mengajak nya ke kelas.

" Jing, beti ilang," ujar nya lesu.

" Etdah tu kucing, ilang lagi?" Tanya nya keheranan.

" Semalem tuh tidur ama gue, tapi paginya ilang."

" Alah, paling juga lagi pacaran ana kucing tetangga yang lo bilang waktu itu," ucap  Jingga.

" Cih, jawaban lo sama aja  kaya ayah," kesalnya lalu meninggalkan Jingga yang masih di luar kelas.

" Ya emang kan, lo bilang juga waktu itu," jelas Jingga sambil mengikuti langkah Azalia. 

" Ish, yaud-"

" ZA!" teriak seseorang yang sedang melambai ke arahnya.

Ia pun berhenti  dan menoleh sempurna ke belakang. Gadis itu pun kini semakin dekat dengan keduanya.

" Habis ujian ada acara? Lo juga jing?" Tanya Adellyn. 

" Em- ga ada deh kayaknya," jawab Azalia.

" Gue.. gue juga gak ada deh kak," sahut Jingga setelah berfikir sejenak.

Adellyna tersenyum senang mendengar jawaban keduanya. " assa, bagus deh, kalo gitu habis ujian kita makan makan, gimana?"

" Wiih boleh," jawab Jingga semangat.

" Btw, dimana kak? Sama siapa aja? Gimana kalo masak masak sendiri aja?"  Tanya Azalia beruntut.

" Oke gue jawab satu satu, dirumah ryan aja, nanti ada gue, Taria, lo, Jingga, Kiara, Eldio, Rean, Rendra, sama Daryan, udah," jelasnya panjang lebar sambil menutup satu persatu jarinya.

" Oke kak, setuju."

Taria pun berbalik untuk meninggalkan keduanya. Sedangkan Azalia dan jingga memasuki kelas mereka untuk meletakan tas  sebelum ke perpustakaan.

✧✧✧

Di siang yang terik itu, Azalia keluar dari sekolah dengan mengendarai motornya selambat mungkin. Apa alasan nya? Apa lagi jika bukan Beti.

Sepanjang jalan matanya celingak celinguk melihatnya kanan kiri jalan. Namun lagi lagi tidak ketemu. Ia pun pasrah dan melajukan  motornya lebih laju dari sebelumnya.

Sesaat sebelum ia memasukkan motor. Seseorang dengan lantang memanggil namanya.

" AZAA!!! "

Sontak ia pun menoleh ke belakang untuk melihat pemanggil namanya.  Itu Dellyn dengan kucing di tangan nya. Hal itu membuat mata Azalia berbinar cerah.

Ia segera mengstandar sepedahnya dan berlari menghampiri Adellyna.
" Kaakk! Kok bisa sama lo kakk," serunya senang.

" Tadi lewat depan rumah, terus dibawa masuk sama Daryan. Dikiranya kucing gue, eh pas gue liat kalung nya ternyata si Beti," jelas Adellyna.

" Bett, kok bisa sampe sana sihh," geramnya pada kucing putih di genggman Adellyna itu.

Ia pun mengulurkan tangan nya untuk mengambil alih kembali kucing nakal nya itu.

Setelah sedikit perbincangan, Adellyna pun pulang, dan Azalia kembali masuk untuk memasukan motornya yang masih bertengger di depan rumah.

Semasuk nya ia ke rumah, teriakan nya langsung kembali memenuhi rumah tersebut seperti teriakan yang mengawali ceritanya pagi ini.

" AYAAHHH!!"

Sang ayah yang mendengar pun mendekati anak nya yang berteriak itu.

" Kamu ini, masuk rumah bukan nya salam malah teriak teriak," gerutu ayah.

" Eheehe," kekeh nya

" Lah ini Beti ketemu dimana?

" Oh, ini tadi dibawa kak Dellyn. Katanya kak Ryan ketemu di depan rumah," jelasnya menyalin kalimat yang diucapkan Adellyna tadi.

Ia pun menceritakan keseluruhan cerita, mulai dari ia yang mencari di jalan saat berangkat dan pulang sekolah, sampai Dellyn yang membawanya pulang.  

.
.
.
.

Yeyyyy! Kurang dikitt lagi kelarrr.

Babayyy 👋

EUDAIMONIAWhere stories live. Discover now