2 - Sekian Purnama

148 32 9
                                    

• dua •

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

dua

Lia tidak tahu dimana sekarang tubuhnya berada, ia hanya ingat bayangan samar yang berteriak dari seseorang dan kemudian seluruh pandangan berubah menjadi gelap gulita.

Entah juga sekarang jarum jam menunjukkan pukul berapa, yang jelas Lia tidak pernah mendapatkan kenikmatan seperti ini. Sangat lelap dalam menikmati semua indranya mati untuk sesaat. Iya, Lia tertidur begitu pulas sampai tidak merasa kalau air liurnya membuat kolam dipinggir bantal putih dan bersih.

Sangat menyengat bau obat-obatan yang perlahan membangunkan kepekaan Lia, telinga yang mulai mendengar riuhnya situasi diluar. Beberapa detik setelah itu ia merasakan pusing luar biasa dan kaku di area jari-jari tangan, seperti kembali hidup setelah mati rasa. Lia bisa merasakan sakit yang berteriak karna tanpa istirahat.

"M-mmmbaaa...halo Mbaa..???" Beberapa kali kalimat yang cukup jelas untuk Lia tangkap.

Ada sesuatu yang menempel dipunggung tangannya, Lia yakin meski belum membuka mata.

"Nghh..hh.."

Dan,

Mata Lia masih sulit untuk melihat dengan jel---tidak asing. Sepertinya dia adalah cowo yang daritadi memanggilnya, tentu saja orang asing yang tidak Lia kenal.

"Mbaaa, jangan banyak gerak dulu. Kata dokter Mbaknya kecapekan karna kurang istirahat, saya panggil perawat bentarr," ucap orang itu berhati-hati agar Lia tidak cepat bangkit dari atas kasur.

"Ssiapaa??"

••• 🌠 •••

Jaemin tidak ingin merasa bersalah karna ia memang tidak melakukan kesalahan apapun, tapi rasanya seperti telah melakukan kesalahan yang fatal. Bahkan rela menunggu seseorang untuk terbangun hanya karna pada saat di supermarket mereka sedang duduk bersebelahan.

Di waktu ia menggendong gadis susu pisang itu, Jaemin hanya seperti menggendong anak kecil yang tidak memiliki berat badan. Sangat ringan sampai membuatnya beberapa kali menoleh untuk memastikan, Jaemin menangkap wajah pucat dan lelah yang makin membuatnya berlari dengan cepat menuju rumah sakit terdekat.

Dan sekarang...

Ia tampak seperti wali yang sangat serius mendengarkan ucapan dokter, sementara si gadis susu pisang diperiksa lebih lanjut oleh perawat.

"Baik, jadi hal-hal yang saya sampaikan ini sebenarnya harus didengar langsung oleh pihak keluarga ataupun saudara dari teman anda, tapi karna seperti yang anda bilang kalau teman anda tidak memiliki keluarga jadi saya terpaksa untuk mengatakan ini. Saran saya, mungkin ada baiknya kalau teman anda besok membuat janji temu dengan psikiater. Teman anda memiliki gangguan tidur yang cukup mengganggu kesehatan tubuhnya, dan itu tidak cukup hanya dengan resep dokter. Nak Jaemin paham kan?"

Lullaby 🌠  [✔]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon