[Bonus] 34.5

7.5K 959 44
                                    

Lanjutan Chapter 34
------------------------------

Kara langsung pergi menemui Dita setelah berbicara dengan Peter. Raga yang juga ikut dengannya, mengamati Kara dalam diam.

"Apa kamu marah?" Tanyanya saat mereka berjalan menuju kantor Dita.

"Ada banyak hal yang aku pertanyakan dari situasi ini. Seperti yang kamu lihat sendiri, Sekar mengundurkan diri secara mendadak. Dan dia merebut ide presentasiku di detik terakhir. Walupun aku marah, ada yang mengangguku. Ucapan terakhir Sekar yang bilang mas Dita tahu tentang mas Dika dari aku ... itu yang perlu aku pastikan lagi." Jawab Kara dengan ekspresi serius.

"Sekar dengan Mas Dika?" Sergah Raga dengan nada bingung.

Kara mengangguk, "Aku tidak sengaja mengetahui kalau Sekar ternyata pernah suka mas Dika, dan saat liburan di Villa Renita, mas Dika semacam mengakui perasaan kalau dia suka pada Sekar."

Raga hanya menimpali, "Bukannya itu bukan salahmu kalau kamu melaporkan semua itu pada Pangeran, kan kamu mata-mata para kandidat?"

Kara menganggukan kepala, "Memang iya, tapi Sekar sebenarnya melarang aku dan Renita untuk menceritakan itu pada orang lain. Dia bilang, kalau harus mengaku maka dia akan mengatakan dengan mulutnya sendiri."

Raga mengangguk mengerti, "Kamu mengasumsikan Sekar tahu kalau kamu yang menceritakan pada Pangeran kan?"

Kara mengangguk. "Kalau dia marah padaku, kemungkinan besar dia tahu aku yang menceritakan."

Raga melanjutkan, "Dan kamu berasumsi kalau Sekar mengetahui itu dari Pangeran kan?"

"Iya, Karena yang mengetahui masalah Sekar ada dua orang. Aku dan Renita. Kalau dia tidak tahu secara pasti, kenapa Sekar bisa langsung yakin kalau aku pelakunya?"

Raga memahami pemikiran Kara. Tetapi Ia sendiri tidak bisa berkomentar banyak karena Raga tidak tahu apa yang sudah dilakukan Dita pada Sekar. Begitu mereka sudah sampai di ruang kerja Dita, kedua penjaga memberitahukan kedatangan mereka.

Pintu ruangan akhirnya terbuka dan mereka disambut dengan Dita yang sedang duduk bekerja dengan Ferdi dan Reno yang terlihat membantu. Kedua penjaga Dita segera membereskan dokumen untuk disimpan lalu bersiaga di sekitar Dita.

"Ada yang perlu kalian bicarakan?"

Kara memberi salam pada Dita lalu langsung bertanya, "Apa yang kakak katakan atau lakukan pada Sekar?"

Dita melirik ke arah Raga, dan direspon dengan gelengan kepala. "Memangnya apa yang sudah terjadi sampai kamu seperti ini?"

Kara menarik napas dari hidung lalu menghembuskannya dengan cepat. "Sekar bilang kalau anda tahu tentang hubungannya dengan mas Dika."

"Aku kan memang tahu. Kamu kan yang memberitahukannya padaku?!" Sergah Dita.

"Iya aku paham, tapi apa mas Dita bilang pada Sekar kalau akulah yang memberitahukan itu?" Oceh Kara dengan nada yang mulai tinggi.

Dita dengan polosnya menjawab. "Iya, aku yang bilang padanya kalau kamu adalah informanku."

Kara menepuk jidatnya sendiri lalu membalikkan badan sambil menggeram kesal. "Kenapa mas Dita bilang itu ke Sekar?"

Sebelum Dita sempat menjawab, Kara menambahkan, "Lalu, pengunduran diri Sekar, apakah itu benar-benar atas kemauannya sendiri?!"

Dita terdiam lalu bertukar pandang pada penjaga yang ada di ruangan. Kara yang menangkap keraguan dalam gerak-gerik Dita langsung angkat bicara, "Ternyata tidak ya? Jadi apa yang sudah mas Dita lakukan pada Sekar?"

Privilege [END]Where stories live. Discover now