Bagian 33

16.4K 401 39
                                    

Pov dipta

Rumah ini yang ku kunjungi 1 tahun yang lalu saat mengejar wanita impianku dan aku kesini lagi dengan judul yang sama yaitu mengejar, jika kemarin karna restu orang tuaku maka kali ini adalah karna kebodohan ku, hahaha buah jatuh tak jauh dari pohonnya ternyata benar sikapku dan mereka sama saja.

Indira tak tau aku ke rumahnya hari ini, saat sampai di depan aku melihatnya sedang menyiram tanaman di halaman depan, dia terlihat begitu segar ahh aku sudah seperti serigala menemukan mangsanya.

Aku sudah satu jam berdiri disini, Indira bohong jika tak melihatku, memeng aku berdiri di sebrang jalan di bawa pohon entah apa ini, tapi aku sempat melihatnya, dia melihat ke arah ku tadi kukira dia akan segera memanggil ku lalu memeluk ku ternyata tak ada pergerakan  dari dia, dia se akan tak melihatku.

Kaki ku mulai agak keram, bodoh aku bersandar pada mobilku tapi aku tak ingin masuk aku ingin Indira memanggilku, harusnya aku yang ke sana tapi aku malu padanya, ibunya juga tak melihatku mungkin dia tak di rumah.

"Mas nyari siapa yaa" ibu ibu yang dari tadi melihatku mungkin sudah mulai curiga dengan gerak gerik ku yang seperti ingin  merampok rumah.

"Ahh nunggu yang punya rumah keluar bu" jujur saja daripada dikira pencuri kan.

Ibu ibu itu tiba tiba menyebrang, terus mengetuk pintu rumah Indira, kulihat Indira keluar berarti ibunya memang tak ada di rumah, ibu itu sudah pasti memberi tahu Indira ada seonggok manusia disini yang menunggunya.

"Mba Indira katanya engga kenal mas, mas kalo mau nyuri jangan disini mas, cakep ko nyuri mending mass pergi dari sini" kata kata ibu ini menusuk di bagian Indira tak mengenal ku, aku belum ke Korea oprasi plastik tapi kenapa Indira sudah tak mengenaliku.

"Itu istri saya mba" aku sudah berjongkok, cape juga berdiri terus lalu tak di akui aku jadi lemas.

"Mas gak usah ngaku ngaku kata mba nya dia udah bercerai lama ama suaminya " apa apaan ini, aku langsung berdiri dan ingin menyebrang sayang aku tak melihat kiri dan kanan ku, dari arah kanan ada motor yang melaju dengan cepat, sebenarnya aku hanya terkena sedikit tapi aku ingin mendramatis saja aku jatuh lalu semua orang mengerubuniku.

Saat di banyaknya suara yang bersahutan aku mendengar suara indira yang memanggilku,
Aku pura pura menutup mataku.

"Mass mass dipta, mas dipta bodoh banget kenapa nyebrang gak liat liat dulu" aku tetap ingin menutup mataku atau aku perlu menambahkan sedikit efek kejang kejang agar Indira semakin panik.

"Pak tolong angkat masuk ke rumah saya aja" akhirnya aku berhasil masuk ke rumah Indira.

Aku merasa di angkat oleh beberapa orang, tak berapa lama aku sudah masuk kedalam rumahnya punggungku sudah menyentuh sofa yang sangat empuk, aku akan tidur mungkin, aku sedikit mengantuk dan agak lelah karna berdiri terlalu lama disana.

"Mass mass dipta, mas dipta bangun dong" samar samar ku dengar suara Indira, ku gerakkan sedikit badan ku yang semuanya terasa kaku, agak sakit di beberapa bagian, kubuka pelan pelan mataku orang yang pertama kulihat adalah indira ini sama seperti dulu saat aku sakit orang yang pertama kulihat juga dia.

Dengan keadaan yang sama, muka memerah dan mata sembab, hanya dia yang ada di setiap situasi, bodoh sekali memeng aku sempat menyia nyiakan wanita yang ingin terus bersamaku dalam situasi apapun.

"Indira mas haus" tenggorokanku rasanya sangat kering, bahkan suaraku jadi agak susah keluar sangking keringnya, Indira segera kedapur lalu kembali dengan segelas air yang sangat menggoda untuk saat ini.

"Pelan pelan mas" aku meminumnya seperti orang 100 hari tak menemukan air saja.

"Mas ngapain kesini, terus ngapain nyebrang gak liat liat dulu, mas jadi gini loh" jadi gini bagaimana aku hanya jatuh tak ada yang terluka.

Tapi tunggu kepala ku agak pusing sedikit, saat kupegang ada perban, tanganku berdarah di beberapa bagian tapi itu hanya luka kecil bagiku yang jadi masalah untuk apa kepala ini di perban bukannya tadi aku hanya pura pura jatuh.

"Mas marah sama kamu, apa maksudnya bilang kita udah lama cerai sama ibu ibu tadi" ku ungkapkan kekesalan ku yang sudah menggunung dari tadi tapi terhalang tidur atau aku pingsan tadi.

"Mana aku bilang mas" ibu Indira tiba tiba datang dan membawakan pakaian ganti.

"Udah sadar toh, ganti baju dulu, bajumu yang itu udah kotor dan ada darahnya nak" dia menyimpan sepasang baju mungkin baju bapa Indira, sebenarnya aku punya pakaian ganti di mobil.

Tapi tunggu dulu apa separah itu tadi, perasaanku sih tidak tapi buktinya memeng ada sedikit bercak darah di pakaian putih ku.

"Mas emeng tadi parah jatuhnya Indira" dia membantuku bangun dan melepas pakaian ku, saat ini kami sudah di kamar Indira mungkin.

"gak inget, tadi kepala mas ampe berdarah loh" kukira aku hanya ektibg tadi bahkan aku berencana menambahkan efek kejang kejang ternyata itu kenyataan.

"Mas ngapain kesini emeng gak kerja, urusan mas kan banyak disana" yaa kutinggalkan demi kamu.

"Mau jemput kamu, kalo kamu gak mau pulang yaa aku ikut tinggal disini bareng kamu" kulihat Indira hanya menunduk, ku harap bukan kata kata keramat yang akan keluar dari mulutnya.

"Mas pulang aja lagi, aku sama dede bayi tinggal sana ibu bapa aja" maksudnya bagaimana.

"Yaa kamu sama dede bayi tinggal dimana aja aku ikut, aku minta maaf mari perbaiki semuanya lagi"

Lagi karna aku sudah sangat sering menyakitimu, lagi karna aku sudah sering membuat kesalahan yang sama, lagi karna kau masih ingin  bertahan meski sangat banyak cobaan dariku maupun orang tuaku.

____<3_____

HAII GAIS APLOD NYA CEPET KAN JADI KOMEN DAN LIKENYA HARUS LEBIH BANYAK OKEY

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jul 23, 2022 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

flirty secretaryOnde histórias criam vida. Descubra agora