Part 2 : SKU

16 5 1
                                    

Memenuhi syarat kecakapan umum itu sangat ringan, yang berat itu amanah untuk mengamalkannya. — People who experience

.

Aina memakirkan motornya dihalaman depan toko perlengkapan pramuka. Ona pun ikut serta turun dan bercermin sebentar membetulkan posisi jilbabnya yang meleyot.

Aina melepas helm yang dipakai. "Demen ngaca juga ya"

"Biar tetap keren dong" Ona tertawa kecil karena ucapannya sendiri.

Kedua gadis yang baru akrab itu langsung memasuki toko. Ona berjalan kearah perbukuan. Sedangkan Aina berjalan lebih kedalam ingin mencari barang yang ia cari.

Ona kebingungan sendiri dalam memilih buku SKU jadi asal saja ambil yang penting ada tulisan SKU-nya. Ona langsung berjalan membayar buku SKU tersebut, yang diketahui berharga sangat terlampau murah. Hanya dua ribu rupiah saja.

Lalu Ona menyusuri setiap sudut ruangan untuk mencari Aina. "Woy Ai!"

Aina sedang asyik memilih-milih langsung menengok kebelakang sebentar. "Udah Na?"

"Udah" Ona menyengir sambil memamerkan buku SKU yang di dominasikan warna merah.

Aina mengernyit sebentar, lalu ia menggeleng pelan. "Kamu salah pilih SKU Na!" Tegurnya sambil berjalan mendekat kearah gadis berkepang dua itu.

Ona hanya bergidik tak tau "salah ya? Bener kok tuh ada tulisannya, SKU"

"Aku tau"

"Nah berarti nggak salah dong"

Aina merebut buku kecil yang berada ditangan kanan Ona. "Maksud aku ... Ini tuh SKU anak SMP!"

"buat anak SMA tuh warna kuning"

Ona menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil menyengir lebar. "Oh kuning ya?"

Aina mengangguk membenarkan, "iya, sana tukar" titahnya.

"Emang bisa?"

"Ya bisa kan belum kamu tulis identitas"

Ona patuh, ia langsung berjalan mendatangi meja kasir dan mengutarakan maksudnya. Mbak kasir sempat tertawa kecil, sedangkan Ona merutuki dirinya yang asyik mengambil sesuatu.

"Mampus dah malunya aku" Gumam Ona yang masih terdengar jelas oleh Aina yang berjalan disampingnya sambil menahan tawanya.

Aina benar-benar mengantarkannya sampai rumah, Ona juga mengajak Aina masuk. Dia ingin langsung mengisi perutnya yang keroncongan.

"Duduk dulu Ai, gue mau keatas bentar"

Aina mengangguk patuh, Ona berlari menaiki tangga dan sesegera mungkin mengganti pakaiannya. Lalu ia kembali berlari menuruni tangga dan menengok kearah ruang tamu melihat Aina yang sedang leha-leha menatap handphone ditanganya.

Ona masuk kedapur untuk membuatkan temannya minum. "Ai, sini ke dapur"

Aina yang sedang asyik-asyiknya scroll beranda Instagram mendengar panggilan itu dia sontak berdiri berjalan menuju dapur.

"Nape --- wih pinter masak juga Na?"

Ona yang sedang memanasi masakan pagi tadi tertawa melihat wajah kagum dari Aina. "Ini masakan emak Ai, aku cuma panasin doang"

Aini menatap dia datar, lalu duduk di salah satu kursi makan. "Aku kira masak. Btw ortu mana kok sepi amat"

"Ayah lagi kerja, bunda gatau --- mungkin kerumah nenek"

Aina membulatkan mulutnya membentuk huruf O. "Makan dulu ya Ai, laper" kekeh Ona sambil meletakan piring diatas meja.

"Kamu makan aja, aku kedepan" Aina sudah bangkit dari duduknya.

LOVING AMBULANCEWhere stories live. Discover now