9) Betrayal

3.2K 409 62
                                    

Suara berisik memenuhi dapur dipagi hari yang cerah ini, pelakunya sudah pasti Jeno yang sibuk membuat sarapan. Dia tengah asik memotong bawang bombai, ditengah pekerjaannya dia sempatkan menoleh kelantai atas dan melihat pintu kamarnya tertutup rapat lalu melirik jam dinding diatas kulkas.

Sudah hampir pukul tujuh dan Jaemin belum bangun.

Mengingat Jaemin, membuat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam. Seolah ada yang menggelitik perutnya membuatnya geli, bibir tipisnya tampak mengulum senyum malu mengingat lagi kejadian panas ia dengan Jaemin.

Entah apa yang membuatnya malu dan salah tingkah. Masih teringat jelas rasa manis dari bibir Jaemin belum lagi desahan berat dari serigala mungil itu, tubuhnya yang halus, lembut, putih bak bayi terhentak-hentak dibawahnya lalu pijatan-pijatan lubang sempit Jaemin pada penisnya.

Jeno merinding lagi mengingatnya.
Dia kemudian mengacak surainya dengan senyum malu. Pria itu berbalik seraya mengulum bibirnya.

“Aish kenapa aku ini” Gumam Jeno, dia kembali berbalik memutuskan kembali memotong bawang masih dengan senyum.

“Aaahh kenapa sih?” Gumam Jeno

“Ck, sebenarnya tidak buruk. Walaupun pertama kali melakukan tapi Jaemin yaa” Gumam Jeno

TAK!!!
Bunyi peraduan pisau dengan benda berbahan plastik alas memotong banyak mengisi sepinya dapur. Masih tak menduga bahwa akhirnya dia melakukan sebuah hubungan ranjang. Meski itu Jaemin, sosok manusia setengah serigala. Ternyata rasanya luar biasa. Pantas saja Jeno bergetar dan malu.

Cepat-cepat Jeno menampik bayangan mereka tadi malam bercinta. Dia harus bergegas menyiapkan sarapan kemudian berangkat bekerja.

Jeno membuka pintu kamar setelah membuat sarapan, tak biasanya Jaemin akan bangun siang. Saat dilihat, serigala mungil itu masih bergelung dibalik selimut tebalnya. Jeno lantas memutuskan untuk menghampiri Jaemin.

Langkahnya terhenti disamping Jaemin yang tidur memunggunginya. Alisnya bertaut melihat rambut Jaemin berubah, bukan lagi berwarna hitam melainkan abu-abu. Lalu ia lihat wajah Jaemin yang damai saat terlelap.

Dengan ragu, tangan besarnya terulur mengguncang pundak Jaemin karena serigala itu harus mandi dan sarapan.

“Jaemin” Panggil Jeno

“Nghh” Sahut Jaemin masih dengan mata terpejam, dia hanya menggeliat kecil, menarik selimut agar semakin menutup tubuh telanjangnya.

“Jaemin, ayo bangun. Sudah siang, kau harus mandi dan sarapan. Aku juga harus bekerja” Oceh Jeno masih mengguncang tubuh Jaemin.

Jaemin terkesiap mendengar ucapan Jeno, dia sontak membuka matanya dan terduduk diatas ranjang membuat selimut yang ia kenakan tersingkap, menunjukkan tubuh atasnya tanpa pakaian.

Jeno meneguk salivanya kasar melihat pundak Jaemin lalu punggungnya yang lembut. Kulitnya seputih susu. Membuat dia bergetar, teringat lagi tentang hubungan ranjang tadi malam.

“Huh?” Pekik Jaemin

“Lee Jeno, kenapa cepat sekali?” Tanya Jaemin mendongak menatap Jeno yang berdiri disebelahnya.

“Aku harus mandi” Pekik Jaemin seraya menyibak selimut yang membalut tubuh telanjangnya lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi

Kepala Jeno bergerak mengikuti pergerakan serigala mungil itu lalu ia menggeleng. Padahal tadi malam pertama kali Jaemin melakukannya, sepertinya. Karena rektumnya sangat sempit dan menjepit. Sekarang serigala itu sudah berlari ke kamar mandi seolah tak terjadi apa-apa.

Ah Jeno lupa jika Jaemin memang jarang merasakan sakit. Dia kuat karena Jaemin berbeda.

Akhirnya Jeno keluar dari kamar, membiarkan Jaemin membersihkan diri. Ia putuskan untuk menata meja makan dengan menu sarapan mereka pagi ini.

NANA ; The Stranded Wolf [NOMIN]Where stories live. Discover now