Lembar 9

272 16 0
                                    

[PILIHAN]

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

[PILIHAN]

Sebuah pilihan akan selalu datang saat kita masih berstatus hidup

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sebuah pilihan akan selalu datang saat kita masih berstatus hidup. Namun, menentukan sebuah pilihan bukan perkara yang mudah, sebuah resiko selalu menanti kita di depan sana setiap pilihan itu kita ambil, yang baik pasti ada buruknya dan yang buruk pasti ada baiknya. Tergantung bagaimana kita menerima resiko itu.

Seperti saat ini, Arvin sedang dihadapkan dengan dua pilihan antara menemani Audi hunting foto, atau menemui Amira di rumah cewek itu. Arvin tidak ingin membuat Audi kecewa lagi padanya, tapi dia juga tidak ingin Amira marah. Dia takut kondisi Amira kembali memburuk jika Arvin tidak mengikuti permintaan cewek itu. Dia benar-benar tidak mengira akan ada disituasi yang begitu rumit seperti sekarang. Benar saja kata Arkan kalau urusan cewek itu lebih rumit dari urusan hidupnya. Tapi, bukankah itu bagian dari urusan hidupnya juga?

Arvin menghela lalu menyambar topi dan kameranya, untuk kali ini dia memilih Audi. Karena dia tidak ingin Audi kecewa lagi padanya, pertemanannya dengan cewek itu bukan hanya waktu singkat. Lagi pula Arvin sejak awal hanya menaruh simpati pada Amira dan tidak memiliki perasaan lebih padanya. Jadi dia tidak sepenuhnya salah karena dia hanya menjalin pertemanan pada cewek itu dan dia berhak berteman dengan siapa saja.

Melihat langit sudah semakin gelap Arvin tak ingin membuang banyak waktu, tubuhnya sedikit lebih lelah dari biasanya. Beberapa kali dia terbatuk, dan mengurut dadanya. Padahal sudah lama sesak itu tak menyambanginya, entah kenapa harus kembali saat dia sedang ada acara seru seperti camping tahunan sekolahnya.

Arvin membunyikan klakson di depan rumah Audi, dari dalam mobil dia bisa melihat Audi sudah menunggunya di kursi yang ada di teras rumahnya. Buru-buru cewek itu menghampiri Arvin dengan bibir mengerucut yang terlihat menggemaskan.

"Lama banget sih? Lu dandan kek anak perawan aja." Gerutunya sambil menutup pintu mobil dengan keras.

"Sori, tadi ketiduran." Bohongnya, Arvin sama sekali tidak tidur siang, sejak tadi dia pusing memikirkan pilihan antara Audi atau Amira, kenapa hidupnya di penuhi denga huruf A. Lama-lama seperti judul novel saja.

"Ya udah buruan!" Titahnya membuat Arvin segera melajukan mobilnya menuju jalan Braga yang menjadi tempat hunting foto terbaik, meski banyak tempat bagus di Bandung, tetap saja favorit mereka berada di Braga Street.

ARVIN: Kejebak Friendzone ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora