Lembar 18

277 15 0
                                    

[JUST FRIEND]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[JUST FRIEND]

Langit kota Bandung kembali dilanda awan gelap yang sudah menghampar rata diatas sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit kota Bandung kembali dilanda awan gelap yang sudah menghampar rata diatas sana. Cakrawala kehilangan kecerahannya, saat mendung bertahta menggantikan awan cerah. Audi berjalan lemas keluar dari sekolah, camping tahunan sekolahnya tak bisa dia rasakan. Pikirannya hanya tertuju pada satu orang yang kini masih juga belum membuka matanya, seolah mimpi yang begitu indah itu tak ingin diakhiri.

Apalagi setelah membaca pesan dari neneknya, entah kenapa Audi merasa dikhianati oleh hidup. Air mata yang meluruh tanpa permisi segera dia usap dengan kasar. Persetan dengan hidup, Audi juga ingin bahagia layaknya orang-orang. Kenapa juga Audi harus mendapatkan kabar dari neneknya, kenapa tidak langsung dari mamanya?

Huft...

Helaan itu lolos begitu hujan mulai jatuh membasahi kota Bandung. Sepertinya, Tuhan tak ingin melihatnya bahagia. Sekarang Audi terjebak di halte, sungguh penderitaan yang sempurna. Ingin sekali dia menangis keras-keras, tapi Audi tak punya nyali sebesar itu untuk menangis di tempat umum.

"Belum pulang, Di?" Tanya seseorang. Audi sontak mendongak dan tersenyum tipis. Raka--teman sekelasnya itu berdiri tidak jauh darinya.

Udah tahu hujan masih aja nanya. Pikir Audi.

"Masih nunggu jemputan." Jawab Audi sekenanya. Serius dia tidak ingin berbicara dengan orang lain kali ini. Moodnya benar-benar hancur, kenapa juga Arvin nggak bangun-bangun. Betah banget tidur.

Untungnya Raka tidak banyak bicara. Setahu Audi juga, cowok itu memang pendiam. Di kelas pun dia biasa asik sendirian, dari pada ikut bergabung bermain game dengan cowok yang lainnya. Audi berpikir dia cowok baik-baik, tipikal anak mama gitu.

"Duduk sini aja, Ka! Entar lo basah kalau disana." Audi tidak tega melihat Raka hanya berdiri. Mungkin dia takut membuat Audi tidak nyaman. Gini-gini Audi lebih peka dibandingkan dengan Arvin.

"Nggak apa-apa? Aku takut kamu nggak nyaman."

Tuh kan, benar apa yang Audi pikirkan. "Nggak apa-apa, lagian ini bangku umum."

ARVIN: Kejebak Friendzone ✔Where stories live. Discover now