3) DREAM : MY FAULT

2.7K 540 164
                                    

Jennie POV

"Kau masih marah dengan Mommy, sayang?" Aku membuka pintu kamar Cliff dan menyilangkan kedua tanganku dengan menatapnya sambil tersenyum, Rosie terkadang benar, putraku itu akan beranjak dewasa, dia sudah tidak lagi mudah dibujuk seperti saat usianya lima tahun dulu.

Biasanya dia akan sedikit merajuk karena aku telat menjemputnya tapi hari ini bukan itu alasan dia tidak ingin berbicara denganku, kali ini dia marah karena aku membawanya ke toko kue dan membiarkannya menunggu dua jam karena pekerjaanku belum selesai, dia merajuk meski di depan Rosie dia tetap menjadi anak manis seperti biasanya.

"Aunty Rosie ingin bertemu denganmu, dia membelikan makanan enak untukmu tadi bukan? Kenapa kau marah dengan Mommy?" Aku duduk di ranjangnya dan menatap Cliff yang sibuk dengan buku-bukunya, dia jarang sekali merajuk jadi jika dia sudah diam, itu artinya dia memang sudah sangat kesal.

"Seharusnya Mommy mengatakannya terlebih dahulu, bukan langsung membawaku ke toko kue, aku bisa pergi kerumah Grandma dan bermain dengan Kuma jika Mommy sibuk." Bantahnya, temperamen anak-anak memang berbeda-beda, dan aku sudah sangat biasa menghadapi sifat putraku yang seperti ini.

"Ya, baiklah, Mommy minta maaf, tapi putar kursimu dan lihat Mommy sekarang, Mommy ingin bertanya." Ucapku sedikit tegas, aku tentu saja tidak akan membiarkannya terlalu memberontak, dia boleh marah asal masih mau mendengarkan ucapannya.

Cliff kemudian memutar kursinya dan menatapku dengan wajah garangnya, itu malah terlihat imut di mataku, dia melipat kedua tangannya di dada, oke, apa dia mengikutiku sekarang?

"Turunkan tangannya." Dia menghela nafas dan menurunkan tangannya, setelahnya dia sedikit menunduk.

"Mommy tidak mengerti kenapa kau tidak begitu menyukai berada di sana, bukankah di saja sama saja seperti di rumah? Tetap dingin, kau juga bisa mendapatkan teman." Tanyaku lembut dan dia menggeleng.

"Di sana terlalu berisik, orang-orang berkumpul dan berbicara, ada suara mesin, aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan tenang." Jawabnya terang-terangan, aku menganggukkan kepalaku, memahaminya.

"Mommy tidak dapat memungkiri jika memang di sana sedikit berisik, baiklah, kalau begitu, kedepannya jika tidak karena sangat terpaksa, Mommy tidak akan membawamu ke sana dan akan meminta ijinmu terlebih dahulu." Aku mengacungkan jari kelingkingku, membuat janji dan di terima baik oleh nya.

"Mommy minta maaf okay? Tadi ada pekerjaan yang mendadak jadi Mommy mau tidak mau harus kembali ke sana." Dia mengangguk dan turun dari kursi nya, menghampiriku dan memeluk tubuhku begitu saja.

"Maafkan aku juga Mommy, seharusnya aku tidak marah selama dua jam." Ucapnya polos, aku mengusap rambutnya, aku memang sengaja memberinya dua jam untuk menenangkan diri, sekaligus untuk merenungi kesalahannya karena sudah mendiamiku.

"Kau lapar? Ayo turun, Mommy sudah memasak makan malam." Cliff melonggarkan pelukan kami dan dia mengangguk sambil sedikit mendongak menatapku, aku mengusap kedua pipinya dan mengecup hidungnya.

"Ayo." Aku kemudian berdiri dan keluar dari kamarnya, sekarang pukul setengah tujuh malam dan Lisa belum juga pulang, entah jam berapa dia akan pulang hari ini, aku lelah terus memikirkan kapan dia akan pulang setiap hari nya.

Cliff kemudian duduk di meja makan, aku sudah menyiapkan ayam karage dan sup ayam untuknya.

"Apa menu makan siang di sekolah tadi?" Tanyaku sambil memberikan sepiring nasi ke hadapannya, dia kemudian berdehem panjang untuk mengingatnya.

"Nasi dengan ikan goreng dan banyak sayur, aku menghabiskan semuanya." Jawabnya, aku mengambil mangkuk dan menuangkan sup ayam untuknya.

"Itu saja yang kau makan hari ini?" Tanyaku, aku tahu jika dia pasti membeli snack hari ini, Lisa pasti memberinya uang.

DREAM : SIGN TO STAY - JENLISA [G×G]Where stories live. Discover now