[2/10]

537 79 3
                                    

"Dapat surat cinta dari pak Andra terus ...

...

Seorang pemuda menghembuskan nafasnya berat, matanya melirik jam dinding yang ada di kelasnya. Sebentar lagi pelajaran yang paling membosankan untuknya. Ia menutup buku pelajarannya, memasukkannya ke dalam tas lalu segera keluar dari kelas.

Ini ritualnya setiap hari, pergi ke belakang sekolah dengan niat membolos. Kini Karma menatap tembok yang sangat tinggi, namun bukan Karma namanya jika ia tak bisa melewati tembok itu.

Sesampainya di atas tembok, Karma menampilkan senyumannya kala melihat kebebasan didepannya. Saat ingin turun, sebuah suara tegas menginterogasi, membuat Karma reflek menoleh ke belakang.

"Karma!"

"[Name] ?! E-ehh!"

Kaki Karma tiba tiba terpeleset dari pegangan tembok, membuatnya oleng dan terjatuh keluar sekolah.

'Bruk!'

"KARMA?!"

[Name] terkejut mendengar suara itu, serta suara rintihan dari Karma. Ia segera menaiki tembok itu, lalu meloncat tepat di samping Karma yang masih terduduk di tanah.

"Sakit?" Pertanyaan itu keluar dari mulut [Name] seraya memeriksa tangan Karma yang nampaknya terluka

"Gak kok, cuma luka kecil," jawab Karma seraya membersihkan baju nya

"Kan sudah dibilangin jangan bolos, kenapa bandel banget sih?"

Karma menggaruk tengkuk kepalanya seraya terkekeh kecil. Ia menatap [Name] yang sangat khawatir dengan nya.

"Sini aku obati di UKS," ajak [Name] seraya membantu Karma bangun

"Gak usah, ini luka kecil kok."

"Kalau dibiarin bisa infeksi, Karma. Kenapa bandel banget sih dibilangin," omel [Name] seraya menarik Karma menuju gerbang sekolah

"Loh? kalian dari mana?" Komentar itu terdengar sesaat setelah mereka memasuki gerbang sekolah

"Pak Andra. Ini Karmanya mau bolos, tapi jatuh," jelas [Name]

Andra -guru kesiswaan- menggelengkan kepalanya seraya menatap Karma, "Kamu itu ya, gak pernah nurut kalo dibilangin, kena karma kan."

"Nama saya kan emang Karma, Pak," jawab Karma tak mau kalah

"Udah, obati luka kamu dulu lalu keruangan BK, saya tunggu kamu di sana."

"Iya iya Pak, gak bosen apa lihat saya terus."

"Gak."

"Ayo Karma."

[Name] membawa Karma ke UKS. Sesampainya di sana ia segera mengambil kotak p3k, lalu mendekati Karma yang duduk di kasur UKS.

"Lain kali jangan bolos lagi, jadi gini kan," tegur [Name] seraya mengeluarkan kapas dari plastik

"Gak janji," balas Karma

[Name] nampak fokus mengobati Karma, tanpa memperdulikan ucapannya. Sesekali Karma meringis, meski ia sering terluka, entah kenapa kali ini ia tak menahan ringisannya di depan [Name].

[Name] menekan luka Karma, membuat Karma meringis kembali. "Sakit [Name]."

"Salah sendiri," jawabnya seraya mengambil handsaplast untuk menutupi luka Karma

"Sudah."

"Makasih, aku ke ruang BK dulu ya." Karma bangkit dari duduknya

"Hm, silahkan."

Karma melangkahkan kakinya menuju ruang BK yang tak jauh dari UKS, sesampainya di sana ia segera masuk tanpa mengetuk pintu.

Karma menatap ruangan itu, suasananya sangat berbeda dari terakhir kali ia memasuki ruangan itu, yaitu kemaren.

"Ganti lagi nih Pak?" ucap Karma seraya duduk di depan pak Andra yang nampak memegang sebuah amplop

"Iya, biar saya gak bosen," jawab Andra

Karma terkekeh, "Ini nih yang bikin saya gak bosan masuk bk Pak."

"Yee kamu ini, tau gitu gak usah Bapak ganti dari abad lalu," jawab Andra seraya menatap Karma dengan kacamatanya

"Jadi kenapa Pak saya dipanggil ke BK terus? Bapak fans saya?"

"Siapa juga yang fans sama anak bandel kayak kamu."

Andra menyerahkan sebuah amplop berwarna merah untuk Karma, lalu melepaskan kacamatanya.

" Saya dapat surat cinta dari Bapak lagi nih?"

"Ngaco. Tapi saya heran deh, kamu ngasih surat ini ke orang tua kamu gak sih? kok orang tua kamu gak dateng-dateng dari kemaren kemaren?" Pertanyaan Andra membuat Karma terdiam

"Gak pak, saya buang," jawab nya enteng

Andra terbelalak kaget, "Apa maksudmu? ck, kali ini kasih ke orang tua mu, saya tidak mau tau besok mereka harus datang."

"Orang tua saya sibuk Pak, aduh Bapak ini kok gak ngerti ngerti."

Andra menghela nafasnya pelan, "Saya mengerti Karma, tapi kamu itu sudah gak bisa dibilangin, saya capek ngasih kamu surat terus."

"saya aja capek Pak dapet surat dari Bapak terus, tapi gak papa deh. Makasih ya Pak surat cintanya saya permisi dulu."

Karma keluar begitu saja tanpa mendengarkan teguran dari Andra lagi, ia meremas surat itu lalu memasukkan nya ke dalam saku celananya.

"Karma," panggilan itu menghentikan nya

Kepalanya menoleh menatap seorang gadis yang ternyata menunggunya di depan ruang BK.

"Dapat surat lagi?" Pertanyaan itu terlontar

Karma mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan [Name].

"Pak Andra gak bosen bosen ngasih surat buat aku," jelasnya seraya terkekeh kecil

"Bandel sih," gumam [Name]

•••

"... sekali kali dari kamu kek."

+BONUS+

"Luka mu gimana?" -Name

"Masih sakit nih, belum dicium kamu." -Karma

[Name] menatap Karma dengan raut wajah yang tak bisa dibaca, "Cium sendiri sana!" kesalnya seraya pergi dari sana

"Ehh? [Name] ! Tunggu elah!"









Tbc

My Cool Darling || Akabane Karma ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang