46. Reconciliation

481 61 48
                                    

6 November 2022

Hello dear Reader. Maaf baru comeback.

Semoga kalian belum lupa pada author yang satu ini hehehe....

Happy Reading!...

==============================================================================


Duduk meringkuk di dalam sel tahanan sementara berhari-hari sungguh membosankan, terlebih tidak ada yang bisa dilakukan selain melamun menunggu tim kuasa hukum bekerja. Xiao Zhan tahu setelah pengakuannya, Yibo akan membencinya. Pemuda yang secara otomatis telah menjadi mantan kekasih itu bahkan tidak mengunjunginya. Sedangkan ayah dan keluarganya datang mengunjunginya untuk memarahi kebodohannya.

Seminggu kemudian sidang lanjutan kembali digelar dengan hasil akhir Xiao Zhan dinyatakan bersalah sebagai perencana utama dan divonis 3 tahun penjara. Entah bagaimana, bukti dan saksi yang dihadirkan di persidangan bisa menguatkan, atau hakim tidak memandang ini sebagai kasus yang cukup serius?

Xiao Zhan sendiri tidak ambil pusing pada vonis hakim, sebab ia sudah merelakan segalanya. Hanya 1 hal yang membuatnya sedih dan khawatir, ia tidak melihat mantan kekasihnya hadir di persidangan ini.

Ia menjadi bertanya-tanya dalam hatinya.

Apakah Yibo baik-baik saja? Ah ya.. tentu saja Yibo tidak perlu peduli padanya, bukankah ia penjahatnya di sini?

Xiao Zhan tertawa pahit. Semudah itukah cinta berganti benci?

Bukankah wajar jika Yibo membencinya?

Namun mengapa hatinya sakit?

Petugas mendorong punggungnya untuk melangkah, tanpa penolakan Zhan mengikuti dengan hati hampa.

"Tidak! Zhan!....ibu yang bersalah nak! Maafkan ibu!..Tolong!....Jangan ambil putraku! Jangan bawa dia!... kembalikan putraku!" 

Lisiang berteriak-teriak dengan menangis meraung hendak menerobos barisan petugas ketika melihat putranya digiring menuju mobil tahanan, Zaisun menahan Lisiang. Xiao Zhan menghentikan langkahnya sejenak, menoleh kepada petugas yang menahannya seolah meminta persetujuan. Kedua petugas yang mengapitnya mengangguk memberinya waktu. Zhan menoleh ke belakang dan memandang kepada kedua orangtuanya.

"Ayah, ibu. Aku sayang kalian, mohon jangan bercerai. 3 tahun tidak lama." Sahut Zhan dengan senyum tulusnya.

"Zhaaan!...maafkan ibu hiks...hikss... ini semua aku yang salah nak, kau tidak pantas mendapat hukuman!..."

"Ibu, jangan bersedih, aku akan memaafkanmu tapi bolehkah aku meminta dua hal penting?"

"Katakan, Zhan. hikss... Ibu akan kabulkan." Sahut Lisiang sambil sesenggukan.

"Yang pertama.... Mari anggap selesai semua hal yang sudah terjadi..." Lisiang mengangguk setuju.

"Yang kedua.... Tolong jangan membenci Yibo, ia tidak bersalah." 

Lisiang melebarkan matanya, tak mengira dua hal penting yang diminta putranya salah satunya malah menyebut nama yang menurutnya akar dari semua kesialan. Tapi tatapan putranya meluluhkan hati kerasnya, hingga ia mengangguk setuju. Zhan tersenyum puas.

"Terima kasih, ibu."

"Zhan! ayah akan ajukan banding, Zhan!" seru ayahnya.

"Tidak perlu ayah! Ini sudah cukup. Mohon kalian menjaga diri baik-baik. Aku pamit!..." Usai berkata Zhan melanjutkan langkahnya dengan iringan petugas memasuki mobil tahanan. Lisiang meronta dan berteriak memanggil nama anaknya.

My Dear  Future Husband [END]Where stories live. Discover now