Part 1 - Terlambat ~ Journey of Terror

82 48 94
                                    

Terkadang apa yang di dengar dan apa yang di lihat seseorang adalah dua kemungkinan nyata yang berbeda kepercayaan, dan saat itu hanya ada 1 jawaban, yaitu beropini dan berperspektif, itu hanyalah pendapat, dan bukanlah suatu kebenaran yang mungkin terjadi

~Zukhruffa Dayrana Qudwa~

Di sebuah bangunan apartemen yang begitu megah, tepatnya terletak di tengahnya perkotaan yang dikelilingi oleh sederet bangunan lain yang menjulang tinggi menjalar hingga di sudut jalan,

Di salah satu rumah dalam apartemen tersebut, terdapat seorang anak laki-laki mengenakan baju putih abu-abu, namun baju putihnya di lapisi dengan jaket jeans Levis denim sandwash dengan warna biru-putih, yang berkulit tebal, terlihat sedang berlarian menuruni anak tangga dengan langkah cepat. Tapi apakah mungkin di bangunan yang sangat besar itu tidak ada lift yang bisa di pergunakan?

_oo0oo_

Tiba di sebuah sekolah yang bertuliskan SMA KANISIUS, sekolah yang merupakan 2 dari sekolah elit, famous akan ketenarannya, laki-laki itu sudah berada di depan gerbang sekolah tersebut, namun sayangnya dia sudah terkunci,

"Sial."

Laki-laki yang baru saja mengumpat itu bernama Adnan Desca Baihaqhi, orang lain biasa memanggilnya, "Deska". Dia merupakan anak satu-satunya dari dua insan yang di pertemukan oleh pekerjaan. Rumah sakit, itulah yang menjadi tempat pertemuan kedua orang tuanya. Hal yang sangat lazim, karena salah satu dari mereka berprofesi sebagai seorang dokter, dan yang satunya lagi adalah seorang abdi negara, orang lain menyebutnya sebagai TNI-AD yang sangat berkompeten.

Hal itu sedikit membuatnya sulit untuk memahami hanya dengan berbekal kepercayaan dari salah seorang teman mereka di masa lampau, yang mendatangi kehidupannya, bagaimana bisa mereka saling mencintai? Sedangkan mereka saja sangat jarang untuk bertemu. Jelas, karena pekerjaan yang dimiliki masing-masing oleh mereka berbeda, dan saling menyibukkan. Tapi bagaimana bisa mereka memulai jatuh cinta?

Bukan hanya itu, hal yang paling Deska tidak bisa percayai adalah, pertemuan mereka saat pertama kali, ya! hutan. Tempat itulah yang sudah menjadikan kedua orang tuanya saling di pertemukan, layaknya pertemuan sakral seperti kebetulan.

Mirisnya, lelaki itu bahkan tidak tahu-menahu, kabar yang mengatakan bahwa mereka telah tiada, omong kosong! Deska sangat tidak percaya. Itu mungkin adalah cerita bohong! Sampai kapan pun ia tidak akan pernah bisa mempercayai hal itu.

Lalu, di tanggung oleh siapa kehidupannya jika lelaki itu hidup tanpa orang tua? Seperti yang sudah diperjelas.

Dulu, saat Deska masih sangat kecil, muncul seseorang yang memasuki kehidupannya, dia merupakan satu diantara teman lama dari kedua orang tuanya, namanya adalah "Ghear", Pria itu mengaku sebagai sohib ayahnya dulu, dan akan mempertanggung jawabkan kehidupan anak lelaki itu, jadi Deska memanggilnya pria itu, dengan sebutan paman, kehidupannya akan di mulai setelah itu.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba seorang satpam menghampiri gerbang dan menyentuh pundak lelaki itu dari belakang melalui celah di balik gerbang yang masih tertutup rapat, lantas hal itu membuat si lelaki yang bernama Deska terbangun yang semula dalam posisi jongkoknya dengan punggung yang bersandar pada gerbang tersebut.

"Dek, kamu ngapain di luar sana?"

"Pak, tolong buka pintu gerbangnya". Seru Deska kepada satpam itu.

"Nak Deska? Kamu kenapa bisa terlambat lagi, kalau saya ketahuan kepala sekolah bukain gerbang seperti pada hari sebelumnya, berabe saya". Lontar satpam itu yang merasa sedikit bimbing, tapi ia juga harus menjalankan tugasnya

Journey of Terror -||√ #NUPAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt