Part 11 - Sleepwalking ~ Journey of Terror

65 37 152
                                    

Orang mungkin hanya akan berpura-pura melupakanmu karena sebuah alasan, tetapi jika ini memang kejadiannya adalah hal yang wajar, dan selama itu hanya kehilangan memori sementara, maka tidak ada alasan untuk khawatir.

~Zukhruffa Dayrana Qudhwa~



"Duduk dulu deh, gue ke belakang bentar. Lo mau gue ambilin minum gak?". Tawar Sam kepada laki-laki itu, yang kemudian di jawab olehnya dengan anggukan, kemudian memposisikan duduknya di kursi tamu tersebut, lalu Sam berlalu pergi ke belakang setelahnya.

****

"Duhhhhhhhhhh,,,, ngapain juga sih tadi gue kedepannnn! Harusnya tadi bukan gue yang bukainnnnnn pintuuu, arghh,,,, sebell,, sebellll!". Gadis yang tadi sempat dipanggil Rana itu, yang tidak lain juga merupakan adiknya Sam nampak terus merutuki dirinya sendiri, mengumpat rasa penyesalannya dengan apa yang dilakukannya sebelum ini. Sam tak sengaja mendengar suara berisik itu yang berasal dari dalam kamar adiknya.

Gadis itu menelungkup-kan wajahnya dibawah bantal. Rasanya ia ingin pergi dari rumah ini sekarang juga, atau menghilang saja di suatu tempat, dimana pun itu.

Tok tok tok.

"Ran? Kamu gak apa-apa kan!". Teriak Sam dari luar pintu kamar,

Gadis itu sedikit tersentak ketika sebuah ketukan pintu terdengar bersamaan dengan lontaran yang ternyata suara itu berasal dari abangnya, Sam. Sempat mengagetkannya.

"Iya bang! Rana baik-baik aja ko". Sahut Rana dari dalam kamar, tidak ada sahutan lagi dari luar, lantas kemudian ia segera mengubah posisinya, ia berpikir sejenak, menetralkan setengah pikirannya, detik kemudian, gadis itu menuruni ranjangnya dan berjalan mendekati pintu.

"Bang". Panggil gadis itu

Sam menoleh dan mendapati adiknya  sudah berdiri di balik pintu yang sengaja di buka saat ia sendiri hendak kembali ke ruang utama.

"Ada apa?". Sahut Sam kemudian,

Gadis itu melambai menyuruh abangnya itu mendekatinya, dan Sam menurutinya.

Gadis itu menarik lengan Sam tidak sabaran. "Abang kenal sama Deska? Ko dia tiba-tiba kesini, ngapain?". Sederet pertanyaan itu ia sudutkan pada Sam dengan suara pelan.

"Nama itu lagi, memangnya Deska itu siapa sih, ha?". Sam seolah tak ingin tahu, juga tak ingin penasaran.

"Aduhhh,, Abang. Dia itu Deska bang, Abang tuh gimana sih, katanya kenal, tapi gak tahu sama namanya?". Rana sudah agak geram.

Sam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rumit jika ia harus memberitahu untuk menjelaskannya sekarang....

"Ko kamu kenal?". Pada akhirnya Sam hanya akan mengajukan pertanyaan itu dengan heran,

"Dia itu temen sekolah Rana bang".

"Teman sekolah?".

Gadis itu mengangguk mantap, tapi terlihat Sam yang masih tengah terdiam.

"Ck, ahh,, kantuk rana jadi benar-benar hilang sekarang, Rana jadi gak bisa tidur..". Gadis itu mengadu atas keluhan yang di alaminya malam ini.

"Yaudah Abang ke depan ya". Sam melenggang pergi, sebagai seorang Abang, Sam memang begitu kebiasaannya, perhatian terhadap adiknya masih sedikit kurang.

Rana mengangguk ragu, padahal ia masih ingin menahan abangnya itu untuk menanyakan beberapa hal lain yang belum ia tahu. Bagaimana pertemuan mereka? Mengapa Deska bisa sampai kerumahnya? Ditambah, dilihat dari keadaan laki-laki itu sekarang, sepertinya habis terluka, meski tadi ia sempat sekilas melihatnya, tapi ia masih ingat, balutan perban melingkari bagian kepalanya, sepertinya dia cedera, entah karena apa.

Journey of Terror -||√ #NUPAWhere stories live. Discover now