Part 3 - Naluriah ~ Journey of Terror

75 45 106
                                    

Dunia terkadang memiliki alam bawah sadar, membawamu ke dalam pikiran yang membuatmu sulit membedakan, mana keaslian maupun ketidakaslian, tanpa kamu sadari, kamu memilih melakukan untuk tidak mempercayai sesuatu.

~Zukhruffa Dayrana Qudwa~

Seketika udara berhembus memasuki ruangan, melewati ventilasi udara yang terbuat dari kayu tanpa kaca,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seketika udara berhembus memasuki ruangan, melewati ventilasi udara yang terbuat dari kayu tanpa kaca,

Pria itu menghampiri Deska, langkahnya kini semakin dekat, panas dingin seakan merasuk kedalam tubuh deska, perasaan aneh. Ia ingin segera keluar dari sini, namun entah mengapa ia merasa kesulitan menggerakkan kakinya untuk pergi, seperti sebuah lem Aibon menempel di telapak sepatunya.

Pria itu menyentuh pundak Deska, lalu sengaja mendekatkan wajahnya di samping telinga Deska begitu dekat,  sembari berkata, "Kamu, masih bisa menjadi orang yang lebih baik, menjadi contoh bagi murid lain, bukan pembangkang aturan. Jangan kamu pikir.... Kamu paling hebat. Temperamen yang kamu miliki itu akan menjadi perusak dari sikap kewajaranmu" setelah berujar demikian, dengan sikap tenangnya, pria itu menarik wajahnya kembali dan menepuk pelan pundak Deska, lalu tangannya meraih Snack halter yang masih berada digenggaman Deska,

"Terimakasih sudah mengantarnya kemari" senyuman miris terpapar di wajahnya, ekspresi yang sangat sulit untuk di tebak menurut Deska.

Deska tentu hanya bisa diam seribu kata bagaikan patung yang di dekor. Setiap ucapan yang keluar dari mulut pria itu memang sedikit wajar, tak ada ancaman, dan tak ada yang perlu ditakuti, namun pria itu mampu membuat Deska membisu, Bahkan sempat membuatnya bergidik.

Entah keajaiban yang datang dari mana, tapi kini Deska merasakan kakinya sudah dapat digerakkan kembali yang sebelumnya sempat membuatnya sangat berat untuk di gerakkan. Deska tanpa pamit pergi keluar begitu saja dari ruangan itu dengan perasaan yang sangat kacau.

"......."

Atas ketidaksopanan itu. Pria itu hanya menatap kepergian Deska tanpa menegur apapun.

*****

"Apaan itu tadi? Mengapa gue jadi merinding gini sih, perasaan tadi biasa saja" rutuk Deska pada dirinya sendiri.

Keberadaannya sudah agak menjauh dari ruangan kepala sekolah, langkahnya sedikit tertatih berjalan di area koridor, ia mencoba mengatur nafasnya lagi yang sedikit terengah, Itu sangat menyulitkan baginya, padahal tadinya ia hanya menahan nafasnya sementara selama beberapa detik saja, rasanya sudah seperti berlari di seputar lapangan.

****

Dari sudut taman, terlihat Rana dan dua temannya sedang duduk berbincang dikursi panjang dekat dengan pohon beringin yang berakar lebat.

"Ssttt,,Sstt"

Kedua gadis itu menoleh ke teman sebelahnya yang bersiut.

"Apaan?" Rana bersahut

Journey of Terror -||√ #NUPAWhere stories live. Discover now