BJ - 4

2.1K 216 8
                                    

"Sekarang kamu yang di atas."

Sebenarnya Sarah kurang setuju jika Genta sudah memintanya untuk berpindah posisi seperti yang baru saja dikatakan. Perut Sarah yang sudah sangat besar karena usia kandungan masuk 35 minggu pasti sangat tidak elok dipandang. Dan dengan posisi tersebut, Genta bisa leluasa memandangi semua bagian tubuhnya yang berubah bengkak. Sarah malu dan enggan, tapi tidak bisa menolak.

"Genta!" Sarah mendesah saat posisi itu sudah terlaksana, menyatukan tubuh keduanya dengan tepat dan pas. Mata Sarah terpejam, kepalanya mendongak, merasakan geli dan nikmat mengaduk pusat tubuh. Kedua tangan Genta berpindah-pindah dengan sangat lihai, menahan pinggul, meraba perut Sarah, sesekali juga meremas dan memainkan puncak dadanya.

Sarah berhenti bergerak, tubuhnya bergelinjang, pelepasan kedua telah menerjangnya. Lelaki itu memeluknya, mencoba menenangkan dengan menepuk-nepuk punggung Sarah yang bergetar. Memberi Sarah waktu dan jeda untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan aktivitas keduanya yang belum tuntas.

"Sekarang kamu berbalik." Genta membantunya merendahkan pundak dan membaringkan kepala Sarah di atas bantal, lalu menarik pinggul Sarah dengan pelan ke arahnya. Tubuh mereka kembali bersatu. Kali ini gerakan Genta lebih bertenaga. Sarah sudah sangat hafal dengan cara lelaki ini bermain, Genta akan membuatnya kewalahan terlebih dahulu.

Suara gerungan dari belakang tubuhnya mengisi ruang kamar, napas keduanya berkejaran. Genta menyambar bibir Sarah saat mendongak ke belakang, meredam desah. Gerakan lelaki itu semakin tidak beraturan, dekapannya mengencang. Lalu gelombang panjang menghempaskan keduanya.

Sepuluh menit berlalu, Sarah belum bisa terlelap. Dokter obgynnya pernah berkata, jika usia kehamilan sudah memasuki trimester akhir, keluhan bagi Ibu hamil akan semakin bertambah, diantaranya susah untuk tidur.

Sarah memutuskan untuk bangun, memindah tangan suaminya yang membelit pinggang dan menjangkau daster yang teronggok di kaki ranjang. Pelan ia melangkah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diliriknya jam dinding menunjukkan angka setengah sebelas. Biasanya Sarah akan mulai mengantuk saat sudah memasuki dini hari.

Sekarang ia sudah berkutat di dapur membuat susu. Tadi sempat ia mengukur berat badannya yang naik pesat, pantas saja ia tak selincah dulu saat bergulat di ranjang dengan suaminya. Karena timbangannya yang melebihi batas ideal.

Sarah meletakkan segelas susu di atas meja, sembari membaringkan diri di sofa ruang tengah. Ponsel di genggaman ia mainkan. Menekuri akun media sosial yang sekarang lagi naik daun, live pedagang online yang terkadang menumbuhkan inspirasi.

Akun media sosial yang dimiliki Sarah khusus untuk memposting dagangan, ia tidak menggunakan akun pribadi. Digulirkan layar gawai ke atas dan lantas berhenti di satu titik yang menyita perhatiannya. Akun resmi perusahaan Genta menyukai unggahan AyudhisaKinan, meski akun tersebut bukan milik pribadi, tak jarang lelaki itu ikut mengoperasikan.

Sarah menahan napas, sudah hampir dua bulan ia meninggalkan kegiatan memantau aktivitas Kinan di media sosial. Perempuan itu tampaknya sudah semakin sukses. Selain seorang jusnalistik dan editor, Kinan juga memiliki skil menulis komik dan novel. Yang diterbitkan dalam bentuk bacaan digital. Kinan memiliki otak yang cerdas dan wawasan yang luas, sehingga saat yang ada di kepalanya dituangkan dalam tulisan, akan menghasilkan suatu karya yang brilliant.

Setiap cerbung yang dihasilkan dari kolaborasi otak dan jemari Kinan, Sarah pasti mengikutinya. Sampai pada dua bulan yang lalu, bertepatan pula dengan pulangnya perempuan itu ke kampung halaman yaitu Bandung. Perempuan yang masih menghuni hati suaminya itu menerbitkan satu judul dengan sinopsis yang familer.

Kisah hidup yang ditulis dari hanya melalui satu sudut pandang, penokohannya digambarkan sangat kuat, dieksekusi oleh tangan seorang novelis yang handal, meledak dan menarik perhatian sutradara film.

"Gue sudah baca novelnya dan sedih banget sih, ya ampuuuun." Itu suara pembawa acara di studio podcast yang cukup terkenal. "Mbak Kinan ini memang sudah dari dulu suka nulis, hobi, apa gimana, Mbak?"

"Padahal cantik banget. Kayak lebih cocok jadi artis yang main sinetron jadi pemeran utama cewek gitu nggak sih?" Timpal host satunya lagi.

"Yang kalem-kalem dan mudah ditindas gitu ya?"

"Kan memang Mbak Kinan cantik, terus kalem banget gitu. Gaya bicaranya juga lemah lembut, ya gue bilang cocoknya jadi artis lah. Mending Mbak Kinan sendiri aja yang jadi pemeran utama cewek ya?"

Tampak Kinan mengimbangi celotehan dua orang pembawa acara yang duduk di samping kanan. "Nggak laaaah, Raline Shah sudah yang paling benar."

"Eh, sebelas dua belas Mbak Kinan sama Raline Shah. Serius, kita nggak bohong ya, Nek."

"Hahahaha, Mbak Kinan nggak minat jadi artis ya, Mbak? Eh tapi kalau boleh tahu, ini kata netizen ya, Mbak. Kadang prediksi netizen suka benar. Novel Senja Belum Tenggelam ini terinspirasi dari kisah nyata, Mbak?"

Sarah ingin mengakhiri tontonan yang membuat jantungnya jumpalitan, tapi urung karena ia terlalu penasaran dengan tanggapan sang penulis.

"Hem, saya nggak pernah mengeluarkan statement bahwa karya yang saya tulis ini adalah kisah nyata sih. Biarkan saja netizen yang menilai sendiri."

Kedua host serempak manggut-manggut paham. "Pernah nyangka nggak sih, Mbak, bakalan seramai ini?"

"Pernah punya mimpi besar, tapi nggak nyangka bakalan tergapainya sekarang."

"Soalnya profesi yang Mbak Kinan tekuni selama ini kan lebih ke wartawan, bukan ke yang nulis fiksi, gitu ya, Mbak?"

"Iya, betul banget."

"Boleh nggak sih, Mbak, diceritain singkat saja tentang kisah novel Senja Belum Tenggelam ini. Kalau aku sudah baca sampai tamat ya, dan emang sedih banget. Itu nanti Daniela bisa balikan lagi sama Ethan apa nggak? Aku berharapnya sih balikan, mereka itu couple goals. Sedih banget, aku bacanya sampe ngabisin tisu satu box."

"Berlebihan banget sih, Nek."

"Eh, lo belum baca aja! Bisa bilang gitu, coba lo baca sendiri pas malem-malem gitu. Seember itu air mata lo keluar."

"Emang keren sih, Mbak Kinan. Aku baru baca sinopsisnya aja sih. Degdegan gitu langsung dada aku."

"Yaps, lumayan menguras air mata. Sosok Ethan yang berjuang keras membuat Ibunya melihat Daniela sebagai perempuan yang dicintainya, yang ingin dinikahinya, harus sia-sia karena Ibunya tetap kekeuh menginginkan putranya menikahi gadis lain. Ethan tergambar dengan pribadi yang sangat berbakti pada orang tua. Daniela juga begitu, dia tahu aturan banget, dia gadis penyabar. Intinya, kisah cinta Ethan dan Daniela ini benar-benar berliku banget."

Dengan sangat berlebihan kedua host tersebut mengibas-ngibaskan kedua tangannya sambil berucap, "Uh, sedih bangeeeet. Zaman sekarang masih ada ya emak yang tukang ikut campur kisah cinta anaknya. Kalau emak gue yang begitu, lebih baik gue minggat aja dari rumah."

"Sama, gue juga! Ogah gue kalau disuruh nikah sama orang yang bukan pilihan sendiri. Ethan benar-benar bikin gemes. Kasian banget Danielaaaa."

Belahan Jiwa (TAMAT)Where stories live. Discover now