"eh itu sate punya gue jangan lu ambil bambang"teriak Andra pada Linggar
"aelahh bagi bagi ndra, gue laper"ucap Linggar tetap membawa sate milik Andra ke meja
"gada gada, gue juga laper anj"teriak Andra menghampiri linggar dan merebut satenya kembali
"bg Andra sama bg Linggar kek orang ga punya duit banyak aja, perkara sate doang direbutin"ucap salah satu anggota yang lumayan berpengaruh di zirex, dia adalah aska adik kelas Gibran dkk
"diemin aja udah"ucap afkar pada aska salah satu anggota zirex juga
tak lama Gibran datang dengan wajah dingin nya masuk kedalam markas
"eh boss udah dateng"sapa Linggar melihat Gibran yang duduk di sofa markas
"hm"balas Gibran
"gada jawaban lain apa selain hm hm doang"ucap Linggar dengan wajah yang sengaja di kesalkan
"ya"jawab Gibran kembali
"mohon bersabar, orang sabar di sayang mantan"ucap Andra di sebelah Linggar sambil menepuk pundaknya
"dihh, ogah gue di sayang mantan"ucap Linggar jengkel. pasalnya Linggar pernah memiliki mantan yang sangat membuatnya jengkel
Arka dan Arki telah tiba di markas, semua mata orang tertuju pada mereka lebih tepatnya pada Ara yang berada di tengah tengah Arka dan Arki
Ara yang merasa di tatap pun merasa takut dan memeluk kedua tangan abangnya di kiri kanan
"eh ada Ara, kok lu ga bilang bilang si mau bawa Ara"ucap Andra melihat Ara
"alihin mata Lo semua"ucap Bara tiba tiba, ia melihat Ara yang ketakutan di tatap oleh anggota zirex, anggota zirex pun tersadar dan mengalihkan pandangannya dari Ara
Linggar yang sadar pun berucap "tenang aja ra, disini abang abangnya baik kok"Linggar mencoba menenangkan Ara yang juga melihat mata gadis itu ketakutan tadi
Arka dan Arki pun menatap Ara
"gpp, Ara aman disini"ucap arka menenangkan sambil mengelus kepala sang adik
Arki yang menentang kresek tadi segera membawanya ke meja tepat di depan sofa yang di duduki Gibran
"uwihh bawa apa lo, tumben"Andra segera ingin membuka kresek tersebut namun di tepis oleh Arki
"ini punya Ara, kalo lo mau liat dia ngamuk ya ambil aja"ucap Arki pada Andra
"bg Andra kalo mau beli aja, kalo ga punya uang minta sama bg Arki, dia duitnya banyak tadi Ara liat"ucap Ara menatap Andra yang sudah meredakan ketakutannya tadi
Arki yang mendengar mulut lemes adiknya pun mendelik "enak aja lo, siapa dia disuruh minta minta sama gue"balas Arki pada Ara
"Ra, abang lo itu emang pelit sama kita"ucap Andra yang menarik Ara duduk bersama nya di karpet
"iya si abang ki emang pelit, Ara aja harus akting dulu biar di traktir"ucap Ara, padahal aslinya Arki tidak pelit sama sekali dengan adiknya,ia rela mengeluarkan berapapun untuk adik nya itu namun sesekali ia juga senang mengerjai adiknya dengan pura pura tidak mau meng traktirnya
"dosa lo fitnah abang sendiri"ucap Arki menatap Ara
"wlekkk"Ara menjulurkan lidahnya pada Arki dan berjalan mengambil kresek yang ada di meja untuk di makannya di atas karpet dengan nikmat
"udah lengkap?"tanya Gibran
semua yang mengerti maksud dari sang ketua pun mengecek apakah anggota nya sudah lengkap beserta inti atau belum, Linggar ikut mendata mereka memperhatikan kelengkapan anggota nya
"udah lengkap gib"ucap Linggar pada Gibran
Gibran mengangguk dan beranjak dari sofa "ke ruang rapat sekarang"ajak Gibran pada yang lain
"Ara gimana?"tanya Arki yang melihat Ara masih anteng memakan brownies nya di samping Andra
Gibran pun tersadar,ia hampir lupa jika Ara ada di dalam markas juga, Gibran segera berjalan ke ara dan menatap gadis tersebut "ayo ikut ke kamar, lo di kamar aja bisa sambil nonton tv disana"ucap Gibran mengulurkan tangannya pada Ara
Ara yang mendengar pun hanya mengangguk dan membawa kotak brownies nya berjalan di gandeng Gibran menuju kamar laki laki itu
anggota zirex dan anak inti kecuali Bara dan Arka cengo menatap Gibran yang tiba tiba berubah aneh seperti itu, pasalnya kamar Gibran adalah kamar privasi yang tidak boleh dimasuki siapapun termasuk anak inti zirex, dan apa yang mereka lihat? Gibran dengan santainya membawa Ara kedalam kamar, sungguh mengagetkan.
"itu boss?"tanya afkar menatap Gibran dan Ara yg berjalan
"hahaha muka lo semua jelek banget kaget gitu"tiba tiba suara ketawa Andra menyadarkan mereka kembali
"yang gatau Ara, dia adik Arka dan Arki, di juga udah jadi adik inti zirex, jadi Lo semua jangan macam macam, inget"peringat Linggar pada mereka
mereka hanya mangut mangut walaupun pertanyaan muncul di kepala mereka karena setau mereka Arka dan Arki tidak memiliki adik, ah sudahlah mereka lebih baik penasaran daripada bertanya karena mereka juga tidak seberani itu
sebelum Ara masuk, Ara berbalik menatap Abang twins nya "bg Ar bg Ki Ara masuk ya"pamit Ara pada Arka dan Arki yang diangguki oleh Arka sambil tersenyum dan diberi jempol oleh Arki
"adek bg Arki lucu juga ya"celetuk Aska melihat Ara yang ternyata menggemaskan
anggota lain menyetujui perkataan aska, siapa yang bisa menolak pesona seorang Ara yang menggemaskan dan cantik itu, Gibran saja luluh wkwk
"hust, ga usah komen lo"ucap Linggar menatap Aska dengan sok galak, Aska yang di tatap seperti itu hanya memutar bola matanya.
setelah masuk ke dalam kamar Ara duduk di karpet kembali di depan tv menatap Gibran
"kalo mau tidur ke kasur aja, dan disana ada kulkas ambil aja sesuka hati lo"ucap Gibran mengelus kepala Ara lembut
Ara tersenyum senang mendengar nya "kamar bg ibran mirip sama kamar bg ka bg Ki, warna nya item abu, tapi Ara tetap nyaman kok"ucap Ara menatap Gibran dengan wajah ceria nya, Gibran merasa gemas dan terkekeh sambil mengusak rambut Ara.
"berantakan tauk rambut Ara"omel Ara pada Gibran, lagi lagi Gibran hanya terkekeh melihat ekspresi Ara
"gue pergi dulu"ucap Gibran kemudian pergi dari sana tak lupa menutup pintu kamarnya dengan rapat
setelah Gibran keluar dari kamarnya, semua tatapan tertuju pada Gibran, Gibran yang merasa di tatap pun menaikkan alisnya menatap mereka kembali bingung
"eh udah ayo mulai rapat"ucap Arki pada mereka.
semua pun masuk kedalam ruang rapat mengikuti Gibran yang sudah berjalan duluan.
haiii haiiii
baca part selanjutnya yaaa🤍✨
jangan lupa untuk vote nya, terimakasii🕊️
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran and Arabella (completed)
Fiksi RemajaGibran Al-Razi Pramudya seorang ketua geng besar bernama Zirex yang ditakuti oleh masyarakat dan terkenal di semua kota, memiliki sifat kepemimpinan yang tegas, tatapan mata tajam yang membuat siapapun takut padanya dan dingin pada perempuan kecuali...