Chapter 9

318 60 7
                                    


Catatan: Saya kembali meneruskan cerita ini setelah menghilang hampir satu tahun. Jika kalian sudah lupa dan ingin melanjutkan membaca saya sarankan untuk membaca ulang, tapi jika kalian memutuskan untuk berhenti saya menghargai keputusan itu.

Saya tidak ingin membuat alasan apapun, satu-satunya yang bisa saya sampaikan hanyalah saya hiatus dan saya buka tipe orang orang akan pergi dengan pemberitahuan, begitu pula ketika saya kembali. Saya tidak ingin menjadikan hobi ini sebagai beban, saya harap ada yang mengerti.

Selamat membaca, saya sangat menghargai jika kalian ingin meneruskan membaca cerita ini.

~

~

Xiao Zhan tidak hanya mengumbar kata tentang dia akan datang tepat waktu. Dia tidak tidur dari semalam, masa depannya akan berubah mulai hari ini, entah apa yang akan ia lalui ke depan. Keputusan itu tidak bisa dia tarik kembali.

Berjalan di antara orang-orang seperti orang penting, Xiao Zhan didandani begitu rapi. Wajah rupawan berpoles make up tipis, bibirnya yang kemerahan tidak henti-henti mengulas senyum karena ada banyak orang yang menyapanya. Padahal dalam hati dia ingin menghilang.

Jam menunjukan pukul delapan, pengunjung begitu antusias menunggunya. Sebuah panggung tidak begitu besar berada di antar muka, dengan meja panjang dan beberapa mikrofon.

Dari tempatnya berdiri saat ini, pemandangan itu tidak lebih dari pengganggu untuk hidupnya. Ketika pembawa acara menyebutkan namanya, Xiao Zhan berjalan menuju tempat yang sudah disediakan. Orang-orang bertepuk tangan, semua gadis berteriak histeris, beberapa bahkan ada yang berjingkrak girang.

"Halo, aku Sean."

~

Di sisi lain Wang Yibo mengetuk-ngetuk mejanya gelisah. Dia beberapa kali melirik arloji sambil sesekali mendesah. Di depan pintu Ji Li duduk dengan manis di mejanya, mengerjakan tugas sebagai sekertaris dengan semestinya. Wang Yibo tidak memiliki alasan apapun untuk keluar dari kantor pada jam saat ini.

Kendati dia memiliki waktu senggang sampai jam sepuluh, ternyata tidak semudah yang ia kira. Kakinya melangkah menuju ruangan lain dari kantornya, memerhatikan karyawannya. Dia hanya bertingkah seperti sedang bekerja, padahal dia sedang memikirkan sesuatu.

Sontak netranya melihat Zuoxuan memiliki kegelisahan yang sama di wajahnya. Gadis itu berkali-kali melihat ponsel, semua persiapan untuk rapat telah ia kerjakan sedari awal, hanya menunggu berkas dari pegawai lain.

Wang Yibo melihat hal itu tentu saja tidak menyia-nyiakannya, dia menghampiri gadis itu dan berbisik di telinganya. "Jangan memberontak dan ikuti saja apa yang aku perintahkan."

Bisikan itu terlalu mendadak untuk dicerna oleh Zuoxuan, belum sempat gadis itu menjawab, Wang Yibo sudah lebih dulu berbicara lantang, "Aku memintamu untuk membawa file yang kau kerjakan kemarin tapi kau malah meninggalkannya di rumah. Apa kau sudah gila, hah?"

Zuoxuan mengernyit, dia tergagap bingung menjawab apa. "Maaf?" Suaranya keluar dengan pertanyaan besar.

"Aku tidak mau tahu, kau harus mengambilnya sekarang." Wang Yibo menenteng lengan gadis tersebut seperti hewan peliharaan. Berjalan mengekor tanpa sepatah kata pun.

Ji Li melihatnya sedikit aneh, dia bahkan tidak paham file apa yang sedang Wang Yibo bicarakan. "Ada rapat pukul sebelas asal kau ingat." Suara Ji Li mengintrupsi langkah Wang Yibo.

"Ah, aku tahu. Aku hanya mengirim anak magang ini untuk mengambil file milikku."

Suara Wang Yibo terdengar mengintimidasi dan datar. Tidak ada satu pun yang berani menyela, termasuk Zuoxuan. Namun ketika mereka berada di dalam mobil Zuoxuan mau tidak mau harus menanyakan hal itu.

POLAROID 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang