Shena - Apartment

34K 137 1
                                    

Waktu menunjukan pukul 12.00 tengah malam, jalanan mulai sepi, terlihat seorang wanita dengan perut besarnya berjalan pelan menyusuri gang sambil mengelus perutnya. Shena, seorang janda muda, yang kehilangan suaminya karena kecelakaan. Suaminya meninggal saat usia kandungannya baru 3 bulan.

Dengan berat hati Shena terpaksa harus melanjutkan hidupnya dan akan melahirkan anaknya seorang diri. Shena bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik, sehingga mengharuskan dia untuk pulang malam.

Saat ini kandungannya berusia 36 minggu, namun ia merasakan perutnya mulai mengencang dan turun. Mungkin saja karena efek ia bekerja terlalu lelah dan ia pun selalu berjalan kaki ke tempat kerja untuk berhemat.

Malam itu Shena merasakan sedikit keram pada bagian perut bawah. Sesekali ia terhenti untuk beristirahat. Ia pun berjalan perlahan menuju apartemennya. Ia tinggal di sebuah apartemen tua.

Sesampainya di apartemen Ia ingin segera naik ke unitnya. Unitnya berada di lantai 15, sialnya karena apartemen itu sudah tua, lift di apartemen itu sering rusak.

"Sial, kapan sih ini lift kembali beroperasi, sudah hampir sebulan gabisa dipakai." Gerutu Shena. Ia pun berjalan menuju tangga darurat dan mulai menaiki satu per satu. Setiap naik 2 lantai ia berhenti sejenak karena merasakan kontraksi pada perutnya.

"Sshhhh... sabar ya nak sebentar lagi kita sampai."

Dengan susah payah dan nafas yang terengah-engah akhirnya ia sampai di lantai 14.

"Satu lantai lagi nak

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Satu lantai lagi nak.. shhh.. sshhhh." Ucap Shena sambil mengusap perutnya. Ia kembali naik tangga dengan posisi tangan satu dibawah perut dan satu lagi memenggang pinggang yang ia rasa sudah hampir patah karena berat perutnya. Akhirnya Ia pun sampai ke unit apartement. Shena pun beristirahat dan ia harus berangkat lagi subuh dikarenakan rumahnya cukup jauh dan ia harus berjalan ke tempat kerja.

Waktu menunjukkan pukul 3.00 pagi, Shena pun bangun dan siap-siap untuk bekerja. Ia pun harus menuruni tangga kembali untuk mencapai lantai dasar.

Seharusnya menuruni tangga menjadi hal yang lebih mudah untuk Shena

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Seharusnya menuruni tangga menjadi hal yang lebih mudah untuk Shena. Namun hal yang tidak disangka Shena pun terjadi. Baru saja Shena menuruni beberapa lantai karena perutnya yang besar dia tidak melihat beberapa anak tangga yang masih harus diinjak.

Keseimbangan Shena pun oleng karena salah menginjak anak tangga, Shena hampir saja jatuh terduduk namun tangannya sempat menggapai pegangan tangga

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Keseimbangan Shena pun oleng karena salah menginjak anak tangga, Shena hampir saja jatuh terduduk namun tangannya sempat menggapai pegangan tangga. Namun tetap saja akibat kejadian itu, otot perut Shena tertarik.

"Aaaakkkhhhh.. Ssshhhhhhh. perutku sakitt..." Shena mengusap perutnya yang semakin mengencang. Shena pun berusaha duduk di lantai sambil menunggu rasa sakitnya hilang. Dan berharap ada orang yang datang dan menolong.

Namun sialnya, penghuni apartemen shena sudah tinggal sedikit, kebanyakan yang menghuni di lantai-lantai bawah saja dan di lantai tempat Shena tinggal hanya 2-3 penghuni saja. Terlebih waktu pun masih subuh dan belum ada yang bangun.

Sudah beberapa menit Shena terduduk menunggu nyerinya hilang, namun yang ia rasakan malah semakin parah. Perutnya semakin mulas dan dorongan dari dalam perut yang diremas seperti bayi nya mencari jalan lahir.

"Aaakkkhhh, sssshhhh, nak tolong mama nak... ssshhh huh huh uhhh uhhh... to longgg siapapun. Aku mauu melahirkann." Namun teriakannya sia-sia. Kontraksi yang dirasakan Shena semakin intens. Dan Shena sangat ingin mengejan. Shena merasakan kepala bayi di dalam rahimnya terus mendorong mencari jalan keluar. Rasa perih dirasakan pada vagina nya.

"Uhh uuhh huu huuu. Ngggggghhhhh. Akkghghh saa kitt.."

Shena pun berusaha bangkit berdiri, mencapai pegangan tangga. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan turun, berharap ia bertemu seseorang untuk menolongnya. Namun harapannya sia-sia.

"Ssshhhh... aahhh to longgg..." rintih Shena sambil berusaha menuruni tangga hingga mencapai ke lantai dasar. Kontraksi yang dirasakan Shena semakin dalam dan sakit. Shena pun memasukkan jarinya untuk memeriksa pembukaan.

"Ahhhhh. Ohhh.. arrghhh." Ternyata sudah pembukaan 10. Rasa ingin mengejan Shena sangat kuat. Shena pun merasakan bayi di dalam perutnya memaksa untuk keluar. Shena pun memutuskan untuk berhenti menuruni tangga dan duduk di lantai untuk melahirkan.

"Nghhhhhh. Ammmmppphhhh akhhhhhgh.. NGHHHHHHH.." Shela mengejan sambil menekan perutnya sendiri untuk memudahkan anaknya keluar. Tapi tidak membuahkan hasil apapun. Ketuban Shena pun belom pecah, Shena pun memikirkan cara untuk memecahkam ketubannya.

Akhirnya ia naik turun tangga untuk mempercepat kontraksi dan berharap ketuban nya pecah..

"Sshhhhh.. aahhhhh.. Nggghhhhhhhhh..."

BYARR

PLOP

Ketubannya pecah bersamaan dengan kepala bayinya yang keluar. Shena pun terduduk lemas.

"Aaaakkkkhhh.. Ngggggghhhhhh... uhhh uhhh huuu huuuu aaahhh Nggggghhhhhh." Shena berusaha mengeluarkan badan bayi. Namun kontraksinya pun tiba-tiba menghilang dan Shena tak ada rangsangan untuk mengejan mendorong bayinya.

"Nggggghhhh Ngggggghhhhh." Shena berusaha mengejan namun usahanya tidak berhasil, mengejan tanpa kontraksi tidak akan bisa mendorong bayinya keluar. Ia pun berusaha menarik bayinya agar keluar dan menekan perutnya. Berusaha meremas payudara nya agar kontraksi terangsang tapi hasilnya sia-sia.

"NGGGGGGHHHH. EMMMPPHHHH NNNNGGGGHHH keluar nakk, bagaimana ini? Tolonggg.."

Shena pun terus memilin puting nya dan menekan nekan perutnya dengan keras.

"Arrrggghhh... enggggghhhhhhh. Mmmmpphhhhh." Akhirnya kontraksi itu muncul lagi. Ia pun berusaha untuk mengejan dengan kuat.

"1..2...3.... Enggggghhhhh, mmmpppphhhhhh."

"Haahhh haaahhh ahhhhhaa hufff huuhh huhhh"

"Nngggggggghhhhhhhhhhhhh. MMMMMMPPPHHHHH AAAYOOO NAAKK KE LUU AARRR. Aaarrggghh Nnggggghhhh."

Oekk oekk oekk

Akhirnya bayi Shena pun seutuhnya keluar. Tangis bayi itu menggema di dalam tangga darurat apartement tua itu. Penghuni apartemen pun mendengar suara itu dan berdatangan untuk menolong Shena yang duduk lemas sambil mengendong bayinya.

Bayi perempuan cantik yang diberi nama Sella Putri Ayu.

Birth StoriesМесто, где живут истории. Откройте их для себя