19. Egois

41 10 0
                                    

Happy reading💆

"Tumben lo manggil gue kesini?" Alex menaikkan sebelah alisnya.

Devan duduk dan melemparkan sebuah dokumen serta foto Imel dan Asya. Alex mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?"

Devan menatap Alex lurus. "Baca!"

Mata Alex menatap deretan nama itu. "Apa hubungannya sama foto Imel?"

Devan menatap Alex lurus. "Baca lagi!" titahnya.

Alex kembali membaca. Kali ini, kerutan tipis muncul di dahi cowok itu. Mulutnya komat-kamit, otaknya mencoba mencerna semuanya. Nama panjang Imel dan Asya tertera disana, tidak lupa beberapa fakta bahwa mereka pernah berhenti sekolah disaat masih duduk di bangku SMP.

Alex menatap Devan sayu, dengan kepala menggeleng. "Gak mungkin! Lo pasti salah informasi, lo pasti salah!"

"Gak mungkin gue salah Lex. Gue udah cari informasi ini dari beberapa pihak, dan benar, mereka orang yang sama. Dan sekarang, nama mereka dulu diganti nama awalan mereka."

Kepala Alex seketika merasa pening. Puzzle yang sudah dia hancurkan kembali terangkai rapi.

"Hay? Nama kamu Alex kan?"

"Iiih Alex mah!"

"Kapan kamu suka sama aku sih?"

"Aku beliin makanan kesukaan kamu lho, dimakan ya."

"Alex, ini beneran kita dinner di tempat ini?"

"Tolongin aku Lex!"

"Lo cowok brengsek, Lex!"

"Lex?"

Mata Alex memerah. "Dia gak mungkin cewek yang dulunya ngejar-ngejar gue kan?"

Devan tidak menjawab melainkan menendang meja yang disana.

"Van, jawab gue!"

"Iya Lex, itu dia. Dia cewek yang sama, cewek yang dulu pernah jadi korban kebrengsekan lo!"

Devan duduk dengan kasar. "Argh! Kenapa gue baru tau sekarang?!"

"Sial!" Bersama Devan, Alex menghancurkan tempat itu. Tempat yang semula rapi itu, kini tak terbentuk lagi. Bukan hanya tempat itu yang berantakan, namun perasaan mereka.

"Gue gak mau dia pergi Van," Air mata Alex meluruh, bersamaan dengan tubuhnya yang jatuh terduduk.

"Pura-pura seolah lo gak tau apa-apa, seolah lo gak tau siapa dia sebenarnya." ujar Devan mantap, tanpa menatap Alex.

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Gue gak bisa Lex, gue mau ngomong sebenarnya ke dia!"

Alex mendorong dada Devan. "Udah gila lo?!"

"Lex! Gue bisa liat dia udah sebenci itu sama gue."

"Terus, dengan gitu, lo masih bisa sama dia? Nggak Van. Lo ngomong yang sebenarnya, bukan lo doang yang pisah sama Asya Van. Gue, gue juga kena! Dan gue gak mau pisah sama Imel."

"Egois lo bangsat!"

"Ya! Gue egois! Bukannya lo yang bilang kita pura-pura gak tau aja, hm? Dan sekarang, lo sendiri juga yang mau berhenti pura-pura!"

"Gue capek pura-pura, anjing!"

Bugh!

Tak terima dipukul, Devan membalas pukulan Alex. "Ngomong yang sebenarnya, sebelum dia makin benci sama lo! Perbaiki semuanya Lex."

About Friends (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang