Bab 14 𓋼𓍊

75 16 64
                                    

Rawa duduk di kursi depan, sedangkan Lyliu dan Sana di belakang kedua pria tersebut

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Rawa duduk di kursi depan, sedangkan Lyliu dan Sana di belakang kedua pria tersebut. Zian mulai tancap gas. Pelan-pelan mobil hitam mewah itu berjalan mendekati pagar. Rawa memencet tombol di bagian pintunya agar kaca mobil pada sampingnya turun. Ia langsung mengulurkan tangan dan mendekatkan telapak tangannya pada sensor.

Setelah pagar otomatis terbuka, mereka berempat hempas bersama mobil yang mereka tunggangi. Keluar dari wilayah perumahan elite kemudian memasuki jalanan Jakarta padat masyarakat. Lyliu hanya duduk terdiam serta meletakkan kedua tangannya di atas paha. Sesekali ia melirik gadis di sebelahnya.

Dia terlalu sibuk memandangi layar ponselnya. Kedua ibu jarinya begitu lincah menggeser kiri-kanan atas-bawah dan menekan tombol. Tiba saja, Rawa memutar kepalanya menengok para gadis di belakangnya. Sana terlihat begitu asik dengan ponsel. Sedangkan, Lyliu yang tak mengerti hanya mengunci mulutnya dan melihat pemandangan jalanan padat serta gedung-gedung bertingkat.

"Mao, ngomong 'dong." Rawa membuyarkan lamunan gadis itu. Bahkan gadis berpenampilan nyentrik tadi juga memindah pandangannya ke Rawa.

"Oh, iya. Sana ini Aktris, lho. Makannya dia super sibuk," ucap pemuda yang memulai pembicaraan.

Lyliu terpukau setelah mendengar sepatah kalimat dari adik tuan pemilik rumah. Matanya membulat lebar disertai mimik wajahnya kagum menoleh pada Sana.

"Ih, apaan dah. Ganti topik gih. Jadi malu," Gadis yang dipanggil Sana tersebut segera meletakkan ponselnya dalam tas selempang kecil miliknya.

"Anasana Adelia, namanya banyak terpapar di majalah dan media digital maupun cetak," celetuk Rawa.

"Rawa! Udah deh," elakan Sana.

"Sana, kapan mulai project barunya?" Kini Zian meletakkan sebuah kalimat pertanyaan dengan menyela perbincangan di antara mereka.

"Bulan depan, Kak Zi," jawab gadis itu singkat.

"Kan, benar, seorang Aktris. Kalau bulan depan, berarti sebentar lagi berangkat?" timpal Rawa semangat.

Sana menganggukkan kepalanya. Mereka berdua asik membicarakan dunianya. Zian juga sedikit andil memasuki perbincangan. Namun, Lyliu seperti sebuah boneka yang mereka bawa. Sebenarnya Rawa beberapa kali me-notice-nya, tetapi gadis lugu tersebut tidak bisa menyeimbangi topik obrolan mereka.

Sesekali Zian melihat Lyliu dari kaca kecil yang terpasang di bagian depan tengah di antara dia dan adiknya. Mungkin Zian tidak memiliki ekspresi wajah selain menampakkan mimik datarnya. Poni lurus rambut Lyliu yang menutupi dahi sebatas kedua alisnya tersebut berhasil membuat bayangan Luvy hadir kembali di pikirannya. Tuan pemilik rumah tenggelam dalam lamunannya.

🎐

Sebenarnya hari itu menjadi hari bahagia di hidup Zian. Ulang tahunnya yang ke-20 dirayakan oleh keluarga bahkan teman kampusnya. Namun, terbesit rasa sedih mendalam. Kekasihnya yang tidak bisa hadir di acara ulang tahunnya itu membuat hatinya sedikit kecewa. Iya, hanya sedikit saja. Semua sudah ditetapkan oleh takdir Tuhan.

Jejak si Meow [SELESAI]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ