Bab 53 𓋼𓍊

28 9 78
                                    

Mobil hitam milik Zian memasuki area SMA Kenn Chandrana

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Mobil hitam milik Zian memasuki area SMA Kenn Chandrana. Sebelum Lyliu membuka pintu mobil, ia yang duduk tepat di sebelah kursi kemudi itu berniat mencium punggung tangan kanan milik kekasihnya. Sementara Zian justru malah terang-terangan mengusap lembut surai Lyliu di bagian kepala atas. Selanjutnya, tanpa segan pria itu mengecup singkat dahi gadis di sebelah kirinya.

Hal tersebut telah menjadi asupan Rawa setiap hari. Namun, tidak dengan Hansen. Adik Belva yang baru pertama kali berangkat sekolah bersama Lyliu dan Rawa terkejut bukan main ketika menyaksikan adegan tersebut. Hansen berpikir, Lyliu bukan lagi anak kecil yang tabu melakukan hal itu. Hansen juga sadar, bahwa gadis tersebut telah menentukan pilihannya.

Kalau saingannya kak Zian, aku 'mah, hanya sebiji kedelai dibandingkan durian Montong. Hansen ikhlas pada kata hatinya.

Ketika Rawa dan Hansen lebih dahulu keluar dari mobil, Lyliu masih menatap dalam wajah tampan kekasihnya. Entah apa yang membuatnya menunggu, bahkan Zian pun berkali-kali tersenyum agar gadis remaja yang paling disayanginya segera bergegas menuju ruangan ujian.

"Kak Zi nggak menyembunyikan sesuatu dariku, kan?" Lyliu menatap sedu.

Zian begitu tidak tahan akan pipi mengembang milik kekasihnya. Pria itu kemudian menyubit pelan dengan durasi singkat. "Apakah saya terlihat menyembunyikan sesuatu, Xin ai?"

Lyliu menggeleng. Memang tidak, karena kak Zi pandai mengendalikan ekspresi."

Zian masih tidak ingin jujur terhadap kekasihnya. Kemungkinan besar pria itu juga tidak mengerti maksud dari Lyliu. Hal inilah yang membuat gadis tersebut semakin bimbang. Ia yang berusaha semaksimal mungkin percaya pada kekasihnya, tetapi dirinya sendiri yang merasa tidak perlu tahu akan semua. Lyliu semakin bimbang. Namun tiba saja, Zian mengusap lembut bibir gadis di sebelahnya menggunakan satu ibu jari tangannya.

Seketika Zian memperpendek jarak wajahnya dengan wajah Lyliu. Pria itu mengerjapkan kedua netranya sejenak. Kemudian menarik napas secara mendalam dengan durasi sedetik. Bibir manis Zian hanya berjarak dua sentimeter dengan bibir ranum Lyliu. Tentu saja, gadis tersebut spontan mundur dengan menggeser tubuhnya. Zian kembali membuka mata. Pria itu tersenyum dan langsung menegakkan kembali tubuhnya. Mata Lyliu membulat. Ia terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Tangan Lyliu gemetaran. Ia takut kekasihnya berubah. Bibir Zian belum lepas dari sesi senyum indahnya. Tidak hanya pipi, bahkan sekarang seluruh wajah Lyliu menjadi merah. Zian beralih mendepak tangan kanan kekasihnya.

"Ternyata Anda sudah gosok gigi." Zian tidak bisa menahan tawanya. "Tenang saja. Saya tidak akan melakukan hal itu. Nanti ada waktunya sendiri."

"Kak Zi nggak berubah jadi vampir, kan?" Wajah gadis tersebut masih ketakutan.

Zian menggeleng. "Kalau saya vampir, berarti saya ingin menghisap darah Anda setiap saat."

Di luar mobil, Rawa dan Hansen yang menunggu lama tidak sabar karena jam waktu ujian telah mendekati. Rawa tanpa disuruh, langsung mengetuk kaca di pintu dekat dengan Zian. Menyadari hal tersebut, Lyliu semakin panik. Karena ia sadar bahwa kaca depan mobil tidak segelap kaca samping dan belakang. Tentu saja ketika Zian mendekati wajahnya tadi, dilihat jelas oleh Rawa, Hansen bahkan beberapa anak yang berlalu lalang.

Jejak si Meow [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora