Bagian 48| Bahagia

1K 80 18
                                    

Jangan lupa klik vote dan tinggalkan komen Yaa🕊️

Happy💜Reading

Kontan gadis itu berdiri mengusap kasar air yang tersisa di pipinya, kedua matanya memicing tanda ancaman, "pergi!" Ucapnya penuh tekanan.

"Sil, dengerin gue dulu. Ini—"

"GUE BILANG PERGI, YA PERGI! TULI LO?!" Sila naik pitam.

Rupanya lelaki itu tetap kekeuh ingin menjelaskan, "nggak! Gue ga akan pergi sebelum jelasin semua!"

"Gue ga butuh penjelasan lo, sekarang pergi!" Di bawah guyuran hujan, mereka berseteru.

Lelaki itu menggenggam tangan Sila agar menepi, namun gadis itu menampik kasar, "gue ga butuh belas kasihan lo! Sifat peduli orang kayak lo itu cuma pura-pura!"

Lelaki itu diam, memberi kesempatan Sila untuk meluapkan amarahnya.

"Gue yakin, lo pasti tau kan kalau ada acara keparat ini disini! Lo sengaja ga ngasih tau gue biar gue sakit hati kan, iya kan?!" Sila tertawa meremehkan, "mustahil lo nggak tau sahabat lo sendiri tunangan!"

Brandon mengeluarkan ponsel, jika sekedar berbicara tanpa bukti, Sila tidak akan mempercayainya. Lelaki itu menunjukkan undangan pertunangan Rio yang dikirimkan lewat grup WhatsApp, "Lo bisa lihat, tanggal dan jam berapa gue dapet undangan ini," lelaki itu kemudian membuka chat asisten rumahnya yang menyampaikan foto undangan pernikahan Rio secara resmi pada jam setengah enam sore, "see. ART gue ngirimin undangan ini setengah enam sore, karena dia tau gue ga akan pulang sampai malam karena ada meeting."

Sila terpaku bukti itu membuat dirinya tak bisa mengelak. Kiriman undangan pada grup whatsapp kantor itu pada jam lima sore, hari ini.  Sedangkan kiriman gambar undangan resmi dari ART Brandon adalah setengah jam setelahnya.

Lelaki itu membuka room chatnya dengan Sila, "Lo bisa liat juga, gimana usaha gue nelpon lo dan nge chat lo berkali-kali. Ngejelasin semua yang bakal terjadi di restoran tempat lo kerja ini."

Sejak jam lima sore Brandon sudah mengirim pesan padanya untuk segera keluar dari diamond. Awalnya Brandon tidak menjelaskan alasannya karena takut Sila terkejut, namun saat tahu cewek itu tampak tidak peduli, terang-terangan Brandon menerangkan di chat itu kalau akan ada acara pertunangan Rio disana.

Alih-alih digubris, semua chat Brandon justru terabaikan. Alhasil disinilah Brandon sekarang, di tempat parkir diamond restaurant menunggu Sila keluar dari dalam.

"Gue ga mungkin ga ngasih tau lo, Sil. Justru disini gue dari tadi mikirin lo. Gue takut lo kenapa-napa," ucapannya tulus mengundang mata Sila kembali menghangat.

"Terus kenapa lo ga masuk?" Rupanya gadis itu masih menaruh kecurigaan.

"Gue dilarang masuk sama satpam itu, padahal gue punya undangan!" Geram Brandon, "andai gue bisa masuk, udah daritadi lo gue tarik buat keluar!"

Sila mengernyit berusaha tidak percaya, gadis itu mendekat ke arah dua satpam yang setia menjaga di pintu masuk, "pak. Dia gaboleh masuk, ya? Dia tamu undangan loh." Ujar Sila pada satpam itu.

"Setiap yang masuk ke acara ini harus menunjukkan undangan dan kartu identitas, Sil," satpam itu mengenal Sila, karena mereka sama-sama karyawan diamond.

"Dia punya undangan, dia juga punya kartu identitas, kenapa dia gaboleh masuk?" Sila mengendikkan dagu ke arah Brandon.

Brandon hanya mengamati percakapan mereka dari jauh.

RIO - Stay With Me✓Where stories live. Discover now