Bagian 7 | Jatuh Cinta?

1.9K 192 121
                                    

-

Sila kesal. Weekend kali ini bukan membuatnya fresh malah menambah stress!

Siapa sih sebenarnya Rio itu. Dia datang di hidup Sila dengan kesan awal yang manis dan seketika berubah menjadu menyebalkan. Awalnya Sila kira Rio itu cowok pendiam, sopan, berpendidikan dan cool ala cowok yang sering ada di film-film. Tapi ternyata apa? Cuma cowok mantan bad boy yang sampai sekarang pun gak ada good-good nya sama sekali.

Seperti tadi di dufan, bukannya membuat Sila menjadi nyamam malah membuat Sila menjadi bahan sorotan sepupu-sepupunya karena Rio yang sesekali memandang Sila dengan tatapan menusuk. Memang sih tidak ada kontak fisik ataupun obrolan langsung antara Sila dan Rio, tapi tingkah mereka yang saling lempar pandang sambil memberi kode itu membuat para sepupu Rio curiga.

Ditambah lagi, Rio masih belum mau mengembalikan jaket Sila. Kan jahat banget, padahal Sila sudah naik semua wahana yang Rio suruh.

Sila memukul meja belajarnya melepaskan kesalnya sambil menggerutu tidak jelas. Manusia seperti apa Rio ini, jangan-jangan dia hanya jelmaan Voldemort yang rela oprasi hidung agar mancung lalu mengganggu hidup Sila. Setelah Sila sengsara nanti, ia akan meninggalkan Sila sambil tertawa puas.

Sila meraih sling bag nya mengambil ponsel miliknya dan menghubungkan benda pipih itu dengan charger. Sila mengotak-atik ponselnya, setidaknya mencari sesuatu yang mungkin bisa membuat moodnya membaik. Ia membuka grup chat kelasnya. Walaupun kelas itu berisi dengan anak-anak langganan BK tapi Sila nyaman berada di tengah-tengah mereka.

Tapi ya gitu, hp Sila cuma rame karena grup doang. Boro-boro ada yang private chat dengan dirinya, palingan hanya Arum dan Widya yang selalu menjadi teman chat Sila.

Hp berjuta-juta, kuota bergiga-giga, tapi yang ngechat gak ada. Buang aja!

Sila memang cantik, bahkan ia adalah ratu MOS pada masanya. Tapi karena sifat Sila yang garang dan urakan itu membuat cowok takut duluan sebelum dekat dengannya. Namanya juga Singa bunting. Senggol bacok.

Sila membaca chat grup kelasnya sambil sesekali tertawa karena percakapan teman-temannya disana.

"Lo ngapain main hp sambil ngecas? Nunggu kesetrum?" Sila sudah terbiasa dengan Raka yang selalu masuk ke kamarnya tanpa perlu repot mengetuk pintu lebih dulu.

Sila melirik Raka tajam sebagai balasan. Namun dengan santai cowok itu merebahkan tubuhnya ke kasur Sila.

"Keluar bareng siapa lo tadi?" Tanya Raka yang kini menoleh ke arah Sila, masih dengan posisi tidur terlentang dengan kedua kaki menggantung kebawah.

"Bareng tetangga sebelah,"

Raka menahan tawanya, "sad banget sih idup lo."

Sila berdecak kesal, meletakkan ponselnya menatap lalu menatap Raka dengan kedua tangan terlipat di depan dada, "lo kenal Rio?"

Raka menaikkan kedua alisnya mendengar pertanyaan kakak nya ini. Memang, ini bukan kali pertama Sila membahas soal cowok ke Raka. Tapi kenapa yang dibahas harus tetangga sebelah?

"Kenal. Ada apa?" Ucap Raka.

Sila menjepit dagunya dengan ibu jari dan telunjuk, "kok lo bisa kenal?"

Raka menipiskan bibirnya, "gue sering ketemu dia di sirkuit kalau ada balapan besar."

"Dia juga suka balapan?" Tanya Sila tak percaya.

Raka mengangguk sekali, "dia mantan anak geng motor."

"Kalau itu gue udah tau. Kasih info yang lain kek." Sila mengerucutkan bibirnya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, "kalau dia suka balapan, mantan anak geng motor. Berarti dia punya banyak cewek dong?"

RIO - Stay With Me✓Where stories live. Discover now