should we? (end)

532 90 25
                                    

Disclaimer ~ Masashi Kishimoto
.
.
Warning: AU, OOC, Typo.Just share my imagination
Rate : T+ (for some reason)


Rupanya Naruto tidak main-main akan pernyataan cintanya yang lalu.
Hinata menatap dua pemuda tampan di depannya dengan menyelidik.

"Aku menjemput kekasihku. PASANGANKU untuk berangkat bersama, hime. Tapi herannya si Kuning ini juga ikut berdiri menunggumu," ujar Toneri sarkas.

Naruto menatapnya sinis dan tenang tanpa terpengaruh ucapan Toneri.

Sabar Naruto. si Brengsek ini sebentar lagi akan skak.mat tanpa perlu kau sahuti, Naruto mati-matian memasang ekspresi datar di wajah tampannya.

"Jangan begitu Toneri. Dia sahabatku, asal kau ingat. Kami memang selalu pulang-pergi bersama. Bukankah bagus, pergi sekolah ramai seperti ini," Hinata mencoba menengahi perang dingin antara mereka.

Mampus. Seketika Naruto di atas angin.

"Hanya pasangan kekasih. Bisa saja besok putus dan hilang status,"celetuk Naruto santai tanpa beban.

Hinata menyikut lengan Naruto dengan sengaja.

Bersiaplah Toneri, hari-harimu akan kubuat bagai neraka terdalam. Great.
Naruto bahkan sudah mengibarkan bendera perang.

Hinata senang, Naruto tidak menghindarinya atas penolakan cinta pemuda itu.
Setidaknya mereka tetap bersahabat seperti sedia kala.
Padahal, ia tidak tahu saja, betapa Naruto berafirmasi ratusan kali pagi ini hanya untuk menguatkan hati, dan jiwanya agar mampu menemui Hinata seperti biasa.

.

.

.

Satu sekolah hampir tahu bahwa Hinata saat ini berpacaran dengan Toneri.
Hal itu setidaknya membuat para lelaki patah hati nasional. Sedangkan para perempuan semakin sebal dan tidak suka terhadap Hinata.

"Psst, apa-apaan dia, padahal sudah punya Naruto, tapi masih aja serakah pacaran sama Toneri."

"Dengar deh, Hinata itu cuma jadiin Naruto babunya, biar bisa disuruh-suruh. Sementara Toneri target sebenarnya."

Ingin rasanya Hinata tambal mulut comberan yang mencemoohnya seperti itu.
Inilah resiko orang cantik. Sasaran empuk bahan gosip orang-orang yang haus berita murahan.
Dan apa tadi? Naruto babunya? apa mereka buta akan persahabatannya dengan Naruto selama ini.
Oke. Abaikan saja komentar netizen maha benar tidak pernah salah.

Toneri terlihat jengkel. Ia tak habis pikir Naruto akan hadir di tengah mereka yang sedang menikmati waktu istirahat. Tentu dengan kelompok kekasihnya yang kemarin.

Dan apa-apaan ini? Bukannya dia sebagai kekasih, malah Naruto yang duduk menempel pada Hinata bak seonggok parasit.

"Ibu membuat kue gulungan kayu manis kesukaanmu ...
aa," Naruto menyuapi Hinata sepotong besar kue lezat pemberian ibu Naruto.

Mata Hinata berbinar setelah mengunyahnya perlahan. Enak dan lembut sekali.

Naruto meletakkan sisanya untuk dimakan bersama teman-teman mereka.

NaruHina Universe : Their  Love StoryNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ