How I Met You

191 33 47
                                    







(Prequel dari chapter : We met Again)























🍀

BEBERAPA tahun silam tepatnya di SMP Konoha.

Seorang ibu dan anak perempuan terlihat memasuki ruang guru di sebuah bangunan sekolah swasta.
Mereka tidak lama dikarenakan anak perempuan itu akan memasuki kelas seperti yang seharusnya.

Sebelum meninggalkan sang putri dengan wali kelasnya, sang ibu membisikkan sebuah pesan dengan penekanan yang membuat bulu kuduk meremang;

"Belajar yang rajin ya Kak, Ibu harap ini yang terakhir. Kamu nggak mau kan, masuk Asrama Putri kayak Dek Hanabi?"

Yang ditanya hanya menelan ludah gugup. Membayangkan bermain dan bergosip bersama sesama anak perempuan cerewet, membuatnya bergidik.
Ibu nya melanjutkan sebelum beranjak, memegang kedua pundak Hinata;

"Pokoknya ... Kamu harus jadi anak perempuan yang baik. Jangan sampai kelakuan preman kakak muncul lagi."
Lantas, sang ibu pun resmi meninggalkan gedung sekolah dengan senyum kelewat manis.

Tidak banyak percakapan yang bergulir diantara guru dan siswi baru itu.
Mereka berjalan dengan penuh ketenangan pada koridor kelas yang panjang.

Pintu geser dibuka membuat suasana gaduh senyap seketika. Berpasang bundar menatap penuh keheranan pada presensi baru yang dibawa oleh wali kelas mereka.

"Seperti yang kalian lihat. Kita kedatangan siswi baru dari kota Suna. Silakan memperkenalkan diri Hinata, pada teman-teman baru mu."

Gadis itu melangkah perlahan ke tengah kelas. Berusaha menerbitkan senyum ramah seraya memperkenalkan diri.

"Salam kenal semua. Nama saya Hinata Hyuuga."




_______________

How I Met You
_______________

.

Sudah masuk seminggu dan semua masih baik-baik saja. Tampak normal.
Suasana kelas yang ramai ketika jam kosong, mengerjakan PR pagi-pagi buta, mencontek saat ulangan. Kegiatan yang hampir serupa dengan kondisi di kelasnya sebelum pindah ke sini.
Bedanya, Hinata tidak terlalu bersosialisasi. Ah, bahkan dia tidak punya teman tetap.

Kendati, Hinata tidak terlalu peduli akan hal itu. Tidak masalah jika dia tidak punya teman. Yang penting hidup damainya sebagai seorang siswa tidak ada yang mengusik hingga detik ini.
Mereka semua anak yang baik. Terlihat begitu sampai beberapa hari yang lalu.

"Hei."
"Aku Shizuka. Ke kantin bareng yuk? Kamu kok pendiem banget. Gabung sama kita aja, santap siang sambil ngobrol."

Hinata mengangkat wajah dari ponsel yang ia mainkan.
"Iya. Makasih. Tapi maaf, aku di kelas aja."

Anak perempuan bermanik hijau tersenyum sebagai tanggapan.
Agak sedikit dongkol dengan penolakan yang baru saja terlontar dari si murid baru.
Sok sekali, pikirnya.
Sekian hari jadi siswa pindahan, dia tidak pernah terlihat bergabung dengan sirkel anak perempuan manapun. Lantas, mereka akhirnya menuju kantin dengan beberapa orang yang mengekori di belakang.

.

.

Siswa lelaki bertubuh kurus tinggi tak sengaja menubruk tubuhnya hingga terjatuh.

"Punya mata di pake dong, jangan jadi pajangan doang, sialan," umpatnya seraya berlalu.

Hinata menghela napas keras. Berdiri sendiri tanpa sepatah kata pun. Tidak mengindahkan tatapan anak lain yang melihat, namun enggan ikut campur. Apalagi datang menghampiri dan membantu berdiri.

NaruHina Universe : Their  Love StoryWhere stories live. Discover now