Bab 12. Sayangnya Bukan Kita

863 83 7
                                    


Disinilah Zee dan Christy sekarang, taman kota. Walaupun keduanya sama sama tak begitu menyukai keramaian tapi mereka seakan tak memperdulikannya karena telah ada kehadiran satu sama lain. Yg cukup membuat mereka sama sama nyaman.

Mereka berjalan perlahan ditaman itu sembari berbicara mengenai beberapa hal yg tak penting, salah satunya seperti saat ini.

" Zee. " Panggil Christy yg ditanggapi dengan deheman karena Zee yg masih asik menikmati suasana pagi hari itu.

" Gua mau nanya. " Tanya Christy,

" Nanya apaan ? "

" Lo kalo jatuh cinta itu ngapain aja ? Duduk dirumah ? Ngegamon ? " tau aja si Christy kalo dia gamon cuma duduk nggak jelas dirumah.

" Ngegamon ? Siapa yg gamon coba ?!! Apa itu gamon ?! " seru Zee tak terima, padahal kenyataan itumah.

" Dih... Sok lupa ingatan. Dulu siapa ya yg nggak makan seharian karena gamon abis ditolak sama doi ?! " Jelas Christy membuat Zee hanya mampu meringis.

" Ck... Iyadah. Nggak usah diungkit juga kali. " Zee memelas dengan wajah cemberut.

Sepertinya hari ini memang Zee ditakdirkan untuk terus cemberut.

" Lagian gue nanya serius juga. Lunya malah nyeleneh jawabnya. " Kata Christy.

" Aku kalo jatuh cinta ya... " Zee pun menerawang kembali ingatan kala dia masih menyukai Ashel dahulu. Yap dahulu..... Si Azizi udah move on walaupun masih 85% sih.

" Aku rasa aku... "

" Zee, Christy ! " Panggil seseorang memotong ucapan Zee membuat keduanya menoleh kesamping dimana Fiony tengah berdiri tak jauh dari mereka dengan pakaian olahraganya, bersama seorang anak kecil yg mereka pikir sebagai adiknya.

" Ohh ! Kak Fio ?!! Apa kabar ? Kebetulan banget bisa ketemu disini ! Abis jogging ya kak ! " Zee menyapa antusias sekali Fiony tanpa menyadari kalau dia sudah terlampau antusias. Membuat Christy mendelik tak suka padanya.

" Iya nih, bareng adik. Kalian berdua juga jogging bareng ? " tanya Fiony,

" Nggak kak. Kita cuma jalan jalan aja. Sumpek di rumah terus, apalagi ada si bucin. " Kata Christy merujuk pada sang kakak yg telah terlanjur seperti itu.

" Ohh... " Paham Fiony akan apa yg dikatakan oleh Christy. Sedangkan Zee sedang berusaha menelaah wajah Fiony, apakah ada perubahan atau apapun. Tapi nihil, dia hanya melihat raut muka biasa milik Fiony.

" Zee, gue tau kak Fiony cantik. Tapi nggak usah melotot gitu juga kali ! " Ujar Christy menyadarkan Zee akan apa yg dilakukannya, dan memandang Fiony dengan senyum malunya.

" Hehe... Maaf kak. Kakak cantik soalnya. " Puji Zee,

" Makasih ya Zee, kalian berdua juga kok. " Balas Fiony, tentu dengan balasan anggukan Christy dan senyum lebar Zee.

" Kalau gitu aku duluan ya ! Bye ! " pamit Fiony sembari menggandeng adiknya berlari menjauh dari tempat itu. Tentu dengan Zee yg tak mau mengalihkan perhatiannya dari mereka, tentu dengan penuh senyuman.

Manusia bodoh ini kenapa cuma mandang kak Fio terus sih ?    Pikir Christy melihat Zee yg terus saja memandangi Fiony, bahkan ketika dirinya sudah tak terlihat lagi.

" Heh ! Sadar ! " teriak Christy kesal karena sedari panggilan darinya tak dibalas,

" Owh ??? Kamu manggil aku ? " tanya Zee heran.

" Bukan, gue manggil tu kang bubur. " Kesalnya kemudian meninggalkan Zee terdiam seorang diri menuju tukang bubur.

" Lah... Dia kenapa ? " herannya.

Tentang Kita...Where stories live. Discover now