019. juna yang baik

270 36 7
                                    

notes:
ini bukan cerita p*rn ya :( aku kasih tanda mature bukan karena itu. memang gak layak untuk dibaca sama umur yang dibawah 17 tahun. karena banyak trigger warning-nya. so, be wise ya! <3

enjoy reading!!!

EARNED IT ; JAKE SHIM

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

EARNED IT ; JAKE SHIM

🐈🐈🐈

––banda neira, biru (menampilkan layur)

untuk haura dan juna.

Juna tahu kalau selama ini perasaannya pada Haura gak semestinya ada. Tapi, siapa yang bisa mengatur perasaan. Perasaan milik pribadi, ada atau tidaknya perasaan itu pasti akan muncul. Juna juga gak salah suka sama Haura. Gak apa-apa, perasaannya gak merugikan siapapun.Tapi, Juna juga mesti tahu kalau perasaannya gak akan berbalas. Menyakitkan memang, tapi itu faktanya. Fakta bahwa Haura menyukainya gak lebih dari sekedar teman kecilnya. Haura menganggap Juna seperti kakaknya sendiri.

Juna masih diam di rooftop sendirian. Dengan satu batang rokok––yang tadi ia minta lagi pada Enggar. Sedangkan Enggar, cowok itu pulang duluan karena mau antar pacarnya pergi. Jadilah, Juna di sini. Menikmati semilir angin yang gak ada sejuk-sejuknya. Jakarta panas, juga di bawah ramai dengan suara-suara klakson yang saling bersahutan.

Memori empat belas tahun bersama Haura, seolah terputar kembali dibenaknya. Kenangan indah itu gak akan bisa diulangi lagi.

"Nama aku Juna, aku tetangga sebelah. Kamu baru ya?" Juna kecil mengajak cewek dengan rambut sebahu ditambah jepitan lucu disisi kanan kirinya— "Halo Juna, aku Haura."

Kedua bocah kecil itu berceloteh. Juna di atas sepeda roda empatnya, sedangkan Haura di atas otopet warna pink-nya.

"Kita bisa main bareng, di sini gak cuma aku aja. Ada teman perempuannya loh!" Juna antusias. "Nanti aku ajakin kenalan. Rumahnya gak jauh dari sini kok!"

Haura mengangguk, "Aku bilang mama papa dulu ya."

"Oke!" Juna membuat simbol dengan jari jempol dan telunjuknya yang disatukan.




"Haura, ini Sonya. Sonya belum bisa naik sepeda. Jadi dia sama kayak kamu, pakai otopet!" Juna, kala itu memperkenalkan Sonya pada Haura. Ketiganya tertawa senang.

Main di lapangan komplek bersama membuat mereka kadang lupa waktu.

"Juna! Sekolah agama dulu yuk!" Itu teriakan Mamanya Juna––Tante Vira.

Earned It ; Jake Shim ✔️ (On Revision)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora