Chapter 3

198 63 36
                                    

Maaf baru update lagi...

•  •  •  •  •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•  •  •  •  •

"Hey kalian!" keempat siswa-siswi itu menoleh ke belakang.

Mereka membelalakkan matanya, pak rizal yang terkenal akan kegarangannya kini menemukan mereka di rooftop cabut jam pelajaran.

"Haduuhhh, mati guee." ujar dara memukul pelan jidatnya.

"Ada apa pak?" tanya rey seperti tidak terjadi apa-apa. Gery yang mendengar pertanyaan goblok dari temannya itu berusaha menyembunyikan wajahnya agar tidak di tandai oleh pak rizal, bisa-bisa nanti namanya di masukkan ke dalam buku dosa yang selalu dia bawa.

Mereka di giring ke ruang BP, pasrah entah hukuman apa yang akan mereka terima nantinya.

Taaakk... (suara pukulan penggaris kayu ke meja).

"Kenapa kalian berkeliaran di luar kelas ha! Gak dengar bunyi bel apa! Heran saya sama kalian. mau jadi apa kalian ini, tidak pernah displin bolos jam pelajaran. Kalau kalian seperti ini terus masa depan kalian gak akan jelas." omel pak rizal panjang lebar.

"Langsung to the point aja pak." dara dan celin terkejut mendengar penuturan yang di keluarkan rey, sedangkan gery hanya diam seperti sudah biasa mendengarnya.

"Jaga sopan santun kamu rey!" Rey hanya mendengar teguran dari pak rizal dan menatapnya malas.

"Bapak hukum kalian bersihkan seluruh kamar mandi yang ada di sekolah ini sampai bersih, tidak boleh ada noda sedikit pun!" lanjutnya lagi.

"Tap..." pak rizal keluar dari ruangan BP, sebelum mendengar keluh dari siswa-siswi bandal yang telah ia hukum.

"Ck! Sialan." umpat gery kesal.

Padahal tadi ia dengan rey ke rooftop cuma mau ngambil alat kebersihan yang di pinta buk eka di kantor, kenapa mereka juga harus kena imbas atas perbuatan dara dan celin? Sungguh tidak adil.

Tidak mau berlama-lama, mereka langsung membagi tugas hukuman mereka. Rey dan gery membersihkan kamar mandi laki-laki, sedangkan dara dan celin membersihkan kamar mandi perempuan.

"Jiaaakhh, kasian banget lo. Enggak di rumah enggak di sekolah, terus di jadiin babu." ledek alden ketika melewati kamar mandi perempuan, tentu saja dia meledek aldara.

"Diam lo, cabut sana! Nyemak tau gak." umpat dara melempar buih sabun yang ada di tangannya ke arah alden.

"woww, santai dong." jawab alden menghindari cipratan sabun dari dara.

RAYMOND! Where stories live. Discover now