- 04 -

4.4K 604 70
                                    

Sang Penipu Junggorana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sang Penipu Junggorana

Langit terasa berputar begitu cepat. [Name] meringis perih saat menggerakkan sebagian tubuhnya yang terlentang di tengah ruangan.

Lehernya menoleh ke samping. Netra dengan sorot tajamnya menatap sosok laki-laki yang juga ikut terbaring di sampingnya. Kedua makhluk itu sama kacaunya. Tidak ada yang baik-baik saja.

"Kau benar-benar brutal. Sial, tubuhku sakit semua!" [Name] mengerutkan dahi kala tulang rusuknya berdenyut nyeri.

"Kau juga sama saja, Hime~" Jungoo terkekeh. Tidak pernah ia merasa sesenang ini.

"Harusnya kau lebih lembut lagi dong. Aku 'kan besok sekolah."

"Aku tak mau kau menjadi lembek, Hime~"

"Masa besok aku harus memakai baju musim dingin di cuaca yang lumayan panas, sih!"

"Terima saja, Hime. Itu 'kan kemauanmu sendiri."

Jungoo memalingkan wajah dan memandang [Name] yang tengah melihat langit. Di momen-momen tertentu, [Name] akan terlihat begitu menawan. Apalagi saat memainkan pedangnya. Tubuhnya bergerak ke sana kemari, seperti sedang menari.

Satu jam lalu. [Name] menantang Jungoo bertanding pedang. Meski ia tahu bahwa nanti mereka akan berakhir tak seimbang. Akan tetapi, jiwa penasaran [Name] yang begitu besar. Menuntutnya untuk terus memojokkan Jungoo agar mengeluarkan seluruh kemampuannya.

[Name] tahu. Jungoo tak pernah serius melawannya. Dia hanya bermain-main. Jungoo hanya mengeluarkan kekuatannya beberapa persen saja. Mungkin sekarang sedikit meningkat pesat. Buktinya seluruh ruangan hancur lebur yang tercampur cipratan darah yang sebagian besar miliknya.

Mengangkat tangan kanan yang terkena beberapa sayatan dari pedang Jungoo. [Name] mendengus. Pasti susah untuk menghilangkan bekasnya. Untung saja [Name] pandai berkelit ketika pedang Jungoo selalu mengarah padanya. Dianugerahi tubuh lentur, tak buruk juga ternyata.

Jonggun masuk. Matanya berkeliling memperhatikan sekitar yang berbau anyir. Padahal tempat latihan mereka terbuka. Ia berhenti di sebelah tubuh [Name]. "Ayo. Obati lukamu."

[Name] pasrah saja saat Jonggun menggendongnya. "Sial. Sakit sekali!"

"Oi. Teganya kalian meninggalkan aku!" Jungoo berkata jengkel.

"Kau masih bisa berdiri, 'kan? Jangan manja!" ledek [Name].

Panas yang menyengat membuat tubuh [Name] berkeringat. Ia terpaksa memakai Hoodie untuk menutupi luka di tangannya.

[Name] lantas menjatuhkan kepala ke atas meja. Kedua tangannya terkulai jatuh ke bawah. Tidak berniat untuk melipatnya menjadi bantal dadakan.

Rasa sakit dari pertarungan semalam. Masih menyerangnya bertubi-tubi. Kulit yang terkena sayatan pun terasa lebih perih saat tertimpa beban berat. Padahal [Name] sudah minum obat pereda nyeri, tapi hanya berefek sedikit pada tubuhnya.

TB | Lookism x reader!Where stories live. Discover now