026: kesayangan Adam

94.8K 7.1K 298
                                    

Happy reading!!

***

10 menit berlalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

10 menit berlalu.

Adam setia duduk di samping Yolan menjadikan pundaknya sebagai tempat sandaran cewek itu menangis-nangis sambil cerita semua tentang hari ini.

Adam terus mendengarkan. Sesekali bertanya. Lali Adam membuat eye contact dengan salah satu pegawai cafe, Adam memesan es krim semua rasa yang ada di cafe ini untuk menghibur Yolan.

Dengan senang hati pelayan itu pergi dan menyiapkan pesanannya.

"Hiks. Maaf ya aku kaya anak kecil gini." Ucap Yolan tiba-tiba mengangkat kepalanya, menatap Adam.

Adam tersenyum lalu membenarkan rambut Yolan yang nempel di pipi karena basah.

"Gapapa. Wajar kok namanya jugq ditinggalin orang yang kita sayang." Balas Adam. "Mungkin kamu juga lagi sentive."

Yolan manggut-manggut lucu. Kedua matanya sembab ditambah hidung mungil Yolan memerah, macam badut. Adam jadi terkekeh sendiri.

"Kok kamu ketawa sih!" Protes Yolan. "Mukaku jelek banget ya? Emang sih aku belum mandi waktu anter Amara ke Bandara."

Adam makin tertawa. Akhirnya dengan gemas Adam mengecup pipi kiri Yolan.

Cup!

Yolan yang mendadak dapat serangan itu seketika membeku.

"Gemesin banget kamu. Tapi aku juga ikut sedih liat kamu nangis terus." Kata Adam. "Jangan nangis sendirian lagi ya. Kalo mau nangis atau ada apa-apa hubungin aku."

Yolan pun tersenyum bahagia. Bersyukur sekali punya cowok super perhatian macam Adam gini.

"Permisi kak, ini pesanannya."

Adam dan Yolan sama-sama menoleh. Tapi reaksi yang diberikan keduanya berbeda.

Adam hanya tersenyum biasa, dan mengucapkan terimakasih, sementara Yolab terbelalak kaget melihat banyak cup berisi Gelato itu.

"Ini semua kamu yang pesen??" Yolan belum bisa lepas dari keterkejutannya.

Adam mengangguk. "Biar kamu gak sedih lagi."

"Yaampunn. Namanya ini pemborosan Adam!" Tawa Yolan. Tak bisa dipungkiri kalau dia senang melihat banyak makanan kesukaanya.

"Boros sekali-kali gapapa lah. Lagian untuk kaku ini. Aku gak masalah."

"Aduhhhh. Bisa ajasih mas nya ini." Goda Yolan sambil menjawil-jawil lengan Adam. Adam jadi ikut tertawa juga.

"Makan dong. Keburu meleleh ntar." Titah Adam.

"Kamu juga bantuin aku dong." Kata Yolan.

"Iya gampang. Kamu dulu yang penting."

Yolan lagi-lagi tersenyum senang. Dia segera memilih gelato yang rasa vanila dicampur dengan rasa oreo. Tapi dia juga ingin cobain rasa matchanya. Arghh Yolan tidak bisa memilih.

Adam yang sadar Yolan bingung mau makan yang mana, menertawakan cewek itu.

"Gak usah bingung gitu. Kalo mau cobain semuanya juga silakan, kan udah aku beli." Kata Adam yang seketika membuat mata Yolan berbinar.

"Beneran gapapa aku abisin semua ya?" Tanyanya terdengar sangat menggemaskan di telinga Adam.

"Boleh Sayang...."

Yolan pun siap dengan sendoknya untuk menyantap semua rasa gelato itu.

Yolan sudah terlihat membaik. Tidak kacau seperti beberapa saat yang lalu.

Diam-diam Adam memperhatikan Yolan yang sedang makan, lalu Adam mengeluarkan ponselnya untuk memotret Yolan dan dianggahnya di instagram.

Dua menit berlalu, Yolan masih asik dengan es krimnya dan Adam kini sibuk dengan ponselnya, membalas beberapa chat tentang pekerjaan.

Namun muncul satu DM yang mereplied story Adam.

Anna? Batin Adam.

Karena memiliki firasat yang tidak enak, dengan membaca sekilas isi pesan itu, Adam langsung memanggil nama Yolan.

Yolan menoleh dan bertanya, "Kenapa Dam?" Kini sepenuhnya berpusat pada Adam.

"Maaf, aku harus pergi duluan." Kata Adam terlihat penuh sesal.

Agaknya Yolan bertanya-tanya, kok tiba-tiba banget. Memang Adam mau kemana? Ada apa sampai harus pulang duluan? Kenapa dirinya tidak diajak?

Namun Yolan tak berani bertanya lebih.

Yolan hanya mengangguki dan mempersilahkan jika Adam ingin pulang duluan.

"Kalo udah sampai rumah kabarin aku ya." Pinta Adam sebelum dia benar-benar pergi.

Yolan kembali menganguki. "Tapi nanti di rumah kalo aku tanya-tanya tentang kamu.... gapapa kan?"

"Iya gapapa. Aku tau kamu pasti penasaran banget sekarang."

Yolan tersenyum tipis.

"Ntar aku ceritain semuanya sama kamu. Kamu hati-hati di jalan ya."

Yolan hanya mengacungkan ibu jarinya.

Adam lantas mengusak pelan puncak kepala Yolan lalu pergi meninggalkan pacarnya sendiri.

***

Hmmm~

Hi, Future!Where stories live. Discover now