042: bertukar kabar

80.8K 7.6K 276
                                    

Kann update lagi😌😌

Happy reading!!

***

"BANG WIRAAAA."

Bukannya kesal karena suara cempreng Yolan, Wira malah terkekeh merasa gemas mendengarnya.

"Kenapa sih Yol?? Kangen ya kamu sama saya. Sampe segitunya." Canda Wira. Padahal dia yang kangen banget sama Yolan.

"Hiks. Bang Wira dari mana aja sih?!! Berbulan-bulan itu kerja apa kerja. Lama bener ngilangnya!" Protes Yolan sambil tersendat-sendat tangisannya.

Wira terkekeh lagi. "Ini saya lagi di kota makanya bisa buka hp."

"Astagaa ngenes amat sih bang."

"Kamu kenapa nangis kejer gitu?"

"Hiks. Ada yang jahatin aku Bang. Hiks."

Di sebrang sana wajah Wira yang awalnya berseri-seri kini berubah datar. Tatapan matanya menanam tanpa Yolan tau.

"Siapa yang udah jahatin kamu? Bilang sama saya."

"Hiks. Adam bang.... masa tadi di mall aku ketemu dia lagi jalan sama Anna."

"Anna? Siapa Anna? Selingkuhannya??"

Srooott!

Yolan membuang ingusnya terlebih dahulu menggunakan tisu sebelum berkata dengan santainya. "Gak tau. Katanya sahabatnya tapi masa dia lebih terbuka sama sahabatnya daripada sama aku."

"Jadi Adam gak jujur sama kamu?"

Yolan tetap mengangguk meski Wira tidak melihatnya.

"Iya Adam kemarin habis dari luar kota ngisi seminar. Lah dia bilang ke aku pulangnya masih 2 hari lagi tapi kok tiba-tiba tadi di mall jalan sama Anna."

Air muka Wira makin menyeramkan setelah Yolan bercerita. Berbanding dengan Yolan yang justru terlihat santai-santai saja.

"Tapi aku gapapa bang. Besok tinggal dengerin aja gimana alasan dari Adam." Kata Yolan lagi.

Wira pun bertanya. "Kamu gak minta putus sama dia?"

Yolan pun mengedikkan bahunya. "Tergantung. Liat besok dulu gimana kelakuannya Adam. Aku harap sih Adam bisa tegas. Soalnya aku punya feeling kalo Anna itu orangnya ngerepotin, bang."

Terdengar helaan nafas panjang dari Wira. "Kalo emang udah ngerasa gak bener untuk diterusin jangan diterusin lho Yol. Saya gak mau kamu kenapa-napa."

Yolan menyengir kuda saat dengar perhatian dari Wira.

Bener-bener abangable banget Bang Wira. Aduh.

"Iya Bang. Aku bisa kuasai diri aku kok."

Wira balas manggut-manggut meski Yolan tidak melihat.

"Ngomong-ngomong kabar bang Wira gimana?? Sehat kan?? Kapan pulang Bang? Amara lagi hamidun tau."

Wira kembali geli saat dengar kata 'hamidun' keluar dari mulut Yolan.

"Iya saya sudah tau sekarang Amara sedang hamil. Setengah jam yang lalu saya telponan sama keluarga." Terang Wira.

"Terus kapan bang Wira pulang? Kerjaanya belum selesai kah?" Tanya Yolan sangat penasaran. Sebab, baru kali ini dia punya kerabat yang abdi negara. Ternyata sekali pergi dinas lamanya bukan mainn.

Di keluarga Yolan garis keturunannya sebagai pembisnis. Dan itu pun kalau ada pekerjaan yang mengharuskan pergi, tidak akan selama ini.

"Em kerjaan saya sepertinya masih lama Yolan, tetapi saya akan pindah daerah. Katanya di daerah sana akses untuk telpon lebih bagus. Semoga aja saya bisa berkabar sama kamu ya."

"Mau sedih liat kerjaan bang Wira, tapi pekerjaan bang Wira keren banget. Aku jadi bingung bang."

"Kenapa harus bingung coba." Kekeh Wira. "Kalo saya disuruh pilih antara dua itu, maka saya pilih yang opsi kedua. Pekerjaan saya keren."

Gelak tawa Wira dan Yolan pun terdengar bersamaan.

"Dasar narsis! Sejak kapan coba bang Wira bisa narsis gitu." Kekeh Yolan.

"Saya kan cuma pilih apa kata kamu." Kekeh Wira. "Pekerjaan saya tidak semenyedihkan itu."

"Iya dehh. Emang beneran sih kerjaan bang Wira keren. Menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara!"

"Wiiih kok tau tugas-tugas saya?"

"Iya barusan aku searching di google."

Keduanya pun kembali tertawa. Yolan tidak menyangka ternyata dengan Wira akan banyak tertawa gini.

"Yolan?"

"Apa bang?"

Sempat terjadi jedaan sekitar beberapa detik. Namun Yolan tetap setia menunggu apa yang ingin Wira ucapkan selanjutnya.

"Saya seneng banget bisa dengar suara kamu lagi. Apalagi tawa kamu."

"Kamu jaga diri baik-baik di sana ya. Jujur saya khawatir kamu sekarang tinggal sendiri tanpa ada Amara. Walaupun ada Adam bukannya tenang malah rasanya saya double khawatirnya."

Yolan terkekeh mendengar itu.

"Maaf saya tidak bisa lama-lama mengobrol dengan kamu."

"Lho?! Bang Wira udah mau kerja lagi?!!"

"Iya sama dipanggil komandan barusan."

"Yahhh. Padahal aku masih ingin ngobrol sama bang Wira." Sedih Yolan.

"Saya yang akan kabarin kamu."

"Iya. Hati-hati juga ya bang, jaga kesehatan walaupun aku tau abang kuat tapi yang namanya manusia sakit kan gak ada yang tau."

"Hahaha. Iya Yolan. Terimakasih."

"Sama-sama bang Wira. Bye bye bang Wira. Semangat kerjanya!" Ucap Yolan kembali sedih. Dia tidak rela kalo harus memutuskan telponnya.

"Bye bye Yolan."

Setelah itu terjadi keheningan beberapa detik. Diantara keduanya tidak ada yang ingin mematikan panggilan itu.

Hingga samar-samar Yolan dengar ada yang memanggil lama Wira di sebrang sana. Dan setelah itu pun panggilan terputus.

***

Hi, Future!Where stories live. Discover now