7 :: IDENTITAS SANG KURIR

30 5 0
                                    

I D E N T I T A S

S A N G

K U R I R

Maaf karena lancang mencaritahu tentang kamu. Aku perlu melakukan itu untuk membiarkan seseorang dekat denganku. Addri meminta tolong Gema untuk mengantarkan Nada pulang, dan Nada gelisah soal perkataan Addri. Apa pria itu benar-benar percaya padanya, atau hanya bualan saja? Ia takut kalau jangan-jangan Addri sudah tahu tentangnya. Apalagi Anna juga sangat gencar mengatakan ingin mencaritahu tentangnya juga. Apa sekarang ia harus melepaskan kegelisahannya dengan menanyakannya ke Gema, ia pun dilema. Tapi Gema sudah benar-benar menepati janjinya pada Addri untuk menjaganya dalam perjalanan pulang. Teman baik Addri itu sangat baik padanya bahkan memperhatikan keselematannya. Nada berdehem, memulai percakapannya.

"Harusnya nggak perlu merepotkanmu. Aku bisa pulang sendiri." Meski kaku, Nada membuka percakapan.

Gema menghela pelan sambil fokus menyetir. "Sepertinya kamu masih nggak sadar betapa seriusnya masalah ini. Kasus ini telah berjalan belasan tahun, ada organisasi yang terorganisir di baliknya. Bahkan Addri bisa terluka kapan saja."

"Apa itu sebabnya kamu pindah divisi? Untuk menyelesaikannya bersama Addri?" balas Nada, kali ini Gema menoleh padanya dengan tatapan yang seolah menyetujui. "Dia pernah cerita soal itu, makanya aku tahu."

Di situ, Gema kembali menghela yang kali ini lebih berat karena lagi-lagi perasaan kehilangan itu sekelebat datang. Meski ia tak menepis, tapi ia sebetulnya sudah baik-baik saja. "Aku cuma punya dua sahabat, Nad. Yang satu sudah pergi. Sekarang tinggal Addri. Mana mungkin aku biarin dia masuk jurang sendiri? Kami yakin kasus ini mengarah ke sesuatu yang besar. Petunjuk kami sejauh ini mungkin cuma rumah si nenek yang kata Addri kamu lihat di CCTV juga kemarin. Ada kegiatan tak terdeteksi di situ yang sekarang sedang kami caritahu. Laki-laki yang katamu pedagang itu, ternyata kurir yang tugasnya memberi informasi."

"Kamu juga?" lirih Nada dengan tatapan tak percaya pada Gema. "Kamu juga memberitahuku soal kasus itu? Apa baik kamu maupun Addri nggak ada yang takut kalau apa yang kalian bagi padaku akan bocor? Bukan apa-apa, aku cuma takut disalahkan kalau itu terjadi." Nada lantas menunduk, merasa terbebani.

"Kami nggak perlu khawatir. Walaupun aku dan Addri pernah kecolongan satu kali soal identitas seseorang, kali ini identitasmu sudah dikonfirmasi Anna langsung."

Perkataan Gema yang kali ini membuat Nada terhenyak, bahkan spontan saja mengubah posisi duduknya jadi lebih waspada entah sebab apa. Otaknya langsung menafsirkan perkataan itu dengan cepat bahwa Anna benar-benar mencaritahu tentangnya. Mencoba tenang, apalagi dilihatnya Gema juga biasa saja, apa artinya Anna masih tidak menemukan apapun soal alasannya pergi dari rumah tujuh tahun lalu? Sesaat setelahnya, wanita itu kembali merilekskan tubuhnya yang menegang kaget. Ia berusaha rasional dengan menanggapi Gema tanpa berlama-lama, atau kalau tidak, akan terlihat aneh.

"Apa cuma karena dia kenal aku dari SMA? Cuma itu konfirmasinya?"

"Bukan." Jawaban Gema membuat Nada kembali tegang. "Dia bisa caritahu apa yang aku dan Addri nggak tahu. Jadi, itu sebabnya kami bisa seleluasa ini. Lagian, bukannya kamu dan Addri sekarang pacaran?" lanjutnya sambil sedikit tersenyum di akhir kalimat.

Bukannya teralihkan pikirannya oleh singgungan Gema soal hubungan dirinya dan Addri yang sebetulnya belum jelas apa, Nada justru terfokus pada ungkapan soal Anna. Ia mengernyit karena bingung. "Memang ... siapa Anna itu sebenarnya? Kenapa dia bisa begitu? Maaf, aku tanya bukan sebagai orang yang kepo dengan calon istrimu, tapi sebagai orang yang tahu dia dari SMA. Karena setelah lulus, baru kali ini juga aku bertemu lagi dengannya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAST, PRESENT, & 338 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang