11. Bertemu Kanya.

3.6K 411 21
                                    

═════════Happy reading═══════

Seorang bocah manusia tertidur dalam tabung aquarium. Dia di awasi oleh beberapa makhluk aneh yang berupa lalat dan nyamuk.

"Yang Mulia... "

"Aku mengerti. Kau pergilah ke dunia itu dan dapatkan darah manusia untuk boneka kesayanganku. Boneka ini akan menjadi kartu As untuk melawan mereka." Pemimpin bertopeng itu memerintahkan anak buahnya untuk melakukan tugasnya. Dia tersenyum miring sambil menggumamkan beberapa kalimat.

"...................................."

Di sisi lain, Bee yang lagi istirahat di ruang dimensinya tersentak. Dia menatap ke depan dengan sorot mata yang tidak terbaca.

"Apa itu tadi? Kuharap bukan sesuatu yang buruk, " gumamnya. Tidak dapat di mungkiri hati kecilnya mencemaskan seseorang dan itu mengacu pada Tuannya.

Bee keluar dari ruang dimensinya. Dia ingin melihat Tuannya lebih dahulu sebelum melakukan rutinitasnya.

Dari lubang ventilasi, dapat dia lihat Tuannya sedang mengerjakan sesuatu. Dia melirik ke arah jam dinding.

"Sudah jam sembilan malam lewat, kenapa Tuan belum tidur juga? Apa yang dia kerjakan?" tanyanya pada udara.

"Paket!" tiba- tiba seekor burung hantu muncul dan mengagetkan Bee.

"Astaga! " teriak Bee kaget. " Momo, Kau...?"

Burung hantu itu menatap Bee datar. " Kenapa? kau tidak suka? " tanyanya sinis.

Bee tertawa canggung. " Hahaha, bukan begitu. Aku hanya tidak menyangka kau menjadi tukang pos di malam hari, " ujar Bee.

"Aku terpaksa melakukan ini demi sesuap nasi. Nih, paket untukmu! " Momo memberikan sebuah kotak yang di bungkus kain hitam. Bee langsung menerimanya.

"Terima kasih, Momo. Oh, ya ini madu kualitas tinggi untukmu. Aku memberinya sebagai hadiah. Mohon di terima, ya. Kau akan menyesal kalau menolaknya, " kata Bee dengan menunjukkan sebotol madu.

Momo menerimanya dengan senang hati. " Makasih Bee cantik, " ucap Momo sebelum melanjutkan perjalanannya.

Bee memandang kotak itu penasaran. " Kira- kira apa isinya, ya? " monolognya.

"Hei, Kau sedang ngapain di situ?! " tegur sebuah suara.

"Kyaaa! " pekik Bee kaget. Hampir saja dia menjatuhkan barangnya. " Tuan, Kau membuatku kaget saja! " serunya kesal.

Sedangkan Milo bersikap acuh tak acuh. " Ngapain? " tanyanya datar.

"Jalan- jalan, Tuan, " jawab Bee.

"Benda apa di tanganmu itu? " tanyanya penasaran.

" Aku kurang tahu, Tuan. Kenapa Tuan belum tidur? " tanya Bee mengalihkan topik.

"Aku tidak bisa tidur. Akhir- akhir ini Aku sulit sekali tidur, " ucapnya lesu.

"Apa Tuan mau berjalan- jalan denganku?"

Milo mengernyitkan alisnya, " bagaimana caranya? " tanyanya.

"Gampang!" Bee langsung menjentikkan jarinya. Dia berubah jadi permadani terbang. Milo melebarkan matanya syok.

"Cepat lah naik, Tuan! "

"Ah–ha, iya. " Milo melompat dari jendela dan duduk di permadani terbang. Permadani terbang itu membawa Milo naik ke atas. Milo memandang ke bawah dengan takjub.

"Tuan, suka? " tanya permadani.

"Suka sekali, " jawabnya senang.

Tiba- tiba matanya menemukan seseorang yang familier. Dia menyuruh Bee untuk turun.

"Kanya! " Milo menghampiri Kanya yang sedang berjongkok di trotoar. Kondisinya sangat miris membuat Milo iba.

Kanya mendongak. Milo dapat melihat wajah Kanya yang di penuhi lebam. " Mi- lo, " gumamnya lirih.

" Kanya, Kau ke—" Kanya tiba- tiba memeluk tubuh Milo membuat anak itu kaget.

"Milo, Dia sangat jahat. Dia jahat, hiks, " isak Kanya dalam dekapan Milo. Milo tidak bisa berkata apa- apa. Dia hanya mengelus punggung Kanya dan menenangkan anak ini. Tanpa di sadari oleh Milo, Kanya menyeringai tipis. Bee yang melihat itu hendak memberitahu Tuannya, tetapi mulutnya seakan terkunci. Bahkan Dia tidak dapat bergerak.

Milo mendorong lembut tubuh Kanya. " Kanya, siapa dia yang kau maksud? Apa dia ayahmu? " tanya Milo.

"Milo, kamu kok bisa menebaknya? " tanya Kanya heran.

Milo gelagapan. " Ah, itu..., Aku hanya asal menebaknya. Kamu jangan khawatir, Kanya. Kamu sudah aman bersamaku. Sebaiknya Kamu menginap dulu di rumahku, " ajak Milo.

Wajah Kanya berbinar. " Apakah boleh? "

" Tentu saja. Ayo!" Dia menarik lembut tangan Kanya. Sementara Bee berusaha untuk melepaskan rantai tak kasat mata yang melilit badannya.

"Tuan, Dia bu–uhuk, uhuk. " Bee mengeluarkan cairan hijau dari mulutnya sebelum badannya menghilang dari tempat tersebut.

"Tuan.... "

Tbc.


BSS ( Bukan Salah Sistem) ( TAMAT ✔️) Where stories live. Discover now