19. Thierry kecil dan orang tuanya.

1.7K 302 11
                                    

Dukh!

Milo menyudutkan Opa Thierry ke dinding. Dia menatap pria paruh baya itu dengan penuh intimidasi.

"Jelaskan padaku, darimana kau tahu kalau aku adalah seorang kakek yang mengisi raga ini?! " tanya Milo.

Opa Thierry menyatukan jari telunjuknya di  depan dada dengan wajah menunduk.

"Um, i- itu, Ayah. A-Aku itu... Em, itu...." Dia kelihatan gugup tak berani menatap wajah  orang yang jiwanya di isi oleh ayah kandungnya sendiri.

"Bersikaplah normal, Thierry. Ekspresimu tidak cocok dengan usiamu, menggelikan," sarkas Milo.

Opa Thierry memanyunkan bibirnya. Dia lalu berdehem dan mengubah rautnya seperti semula.

"Jelaskan! " titah Milo.

"Se-Sebenarnya.... " Thierry menerawang ke masa kecil bersama Ibunya.

"Eri, Ibu mau menceritakan padamu. Ini mengenai ayah kandungmu. Kau ingin tahu, bukan? " tanya wanita itu pada Thierry kecil.

Thierry kecil mengangguk, " iya, Bu. Eri sangat merindukan Ayah. Eri ingin bertemu Ayah! " pekik Thierry girang.

Ibu tersenyum tipis. " Ayahmu tidak berada di dunia ini. Dia berada di dunia berbeda dimana makhluk seperti kita tidak bisa masuk ke sana, kecuali Dia yang mengizinkannya. Ayahmu adalah ilmuwan  yang membuat beberapa alat canggih yang tidak masuk akal. Semua orang menjulukinya ilmuwan gila. "

"Suatu ketika ayahmu menciptakan sebuah alat dari hasil imajinasinya dan dia bisa memanggil makhluk lain Dari dimensi lain, hingga Ibu muncul di hadapan ayahmu. Entah bagaimana kami jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Ajaibnya, dari hasil pernikahan lahirlah dirimu. Karena tubuhmu tidak terbiasa dengan dunia Ayahmu, kami mengirimmu ke tempat lain demi keselamatanmu, " lanjut Ibu.

Ketika mereka sedang bahagia, makhluk dari dimensi yang lain yang mengetahui hubungan mereka murka. Mereka lalu memisahkan pasangan itu dan menutup pintu menuju dimensi lain.

"Semenjak itu, Ibu tidak pernah berkomunikasi dengan ayahmu. Seolah- olah ada yang menutup alat komunikasinya. Biasanya kami bisa mengobrol dan melewati pikirin melalui telepati, tapi... "

"Apa, Ibu? " tanya Thierry tidak sabar.

"...., mungkin kamu bisa melakukannya, Anakku. Ibu akan membantumu menemui ayahmu, " ujar Ibu.

"Sungguh? " tanya Thierry bahagia.

"Ibu tidak pernah berbohong, Nak. Kau datang ke sana tidak sendiri. Ibu akan mengirim seseorang untuk menemuimu, " ujar wanita tersebut.

Thierry kecil berhasil masuk ke tempat ayahnya berada. Namun, dia baru mengetahui kalau masuk ke dalam dimensi lain harus mengorbankan satu nyawa. Dia melihat tubuh Ibunya terpecah menjadi beberapa bagian dan membentuk inti. Thierry merasa terpukul dan menyesal. Karena dirinya, Ibunya mengorbankan nyawanya.

"Tuan, Ibu Anda belum mati. Dia masih hidup. Jiwanya pasti berada di dimensi lain. Untuk sekarang, kita harus segera pergi sebelum dia menyadarinya, " kata seekor lebah yang sejak tadi berada di sisi Thierry. Thierry menghapus air matanya dengan lega. Dia dan lebah itu menghilang dari area tersebut.

Ketika bertemu ayahnya, ternyata dia tidak mengingat apapun dan memiliki keluarga baru. Awalnya Thierry merasa kecewa, tetapi dia langsung berpikir rasional.

Agar bisa bersama Ayahnya, Thierry mencoba untuk melamar menjadi anak dari pria yang bernama Joni itu. Joni yang sangat menyukai anak kecil tidak bisa menolak keimutan Thierry. Namun, putri kandung si Joni tidak menyukainya.

Thierry pun di bunuh oleh putrinya si Joni dan mayatnya di bakar. Joni yang mengira Thierry di culik berusaha mencarinya sampai ke penjuru dunia. Hilangnya Thierry membuat Joni berubah menjadi pendiam dan tak mau bicara sama siapapun. Bahkan dia bersikap dingin pada istri dan anaknya.

Ketika putrinya tumbuh dewasa dan menikah. Sikap Joni mulai melunak. Dia mulai bersikap romantis pada istrinya dan mulai menyanyangi putrinya. Sampai akhirnya putrinya melahirkan dua bayi kembar yang satunya lagi mirip dengan Thierry. Joni bisa melihat senyuman yang familier di wajah anak itu.

"Kita bertemu lagi, Ayah.... "

*****

"Begitulah ceritanya, Ayah. Aku sengaja membuat novel dari kehidupan keduaku sebelum lahir kembali menjadi cucumu. Aku juga sengaja membuatmu tertarik untuk membaca novel itu sebelum Aku pergi dan kembali ke kehidupan yang sekarang. Aku membuat skenario dengan memanipulasi pikiranmu seolah- olah kau sudah mati, padahal tidak. Semua itu, Akulah yang melakukannya di bantu oleh sahabatku, Bee, " Opa Thierry mengakhiri ceritanya. Milo terdiam cukup lama. Dia sedang mencerna cerita dari pria ini.

"Hei, Kau tidak mengarang cerita ' kan, pria tua?" tanya Milo curiga. " Atau kau ini seorang musuh yang sedang menyamar? " tudingnya.

"Ayah, Aku ini memang putra kandungmu. Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada Bee, " sungut Opa Thierry," Dia adalah saksinya atau kita perlu tes darah? " lanjutnya lagi seraya bertanya pada Milo.

"Tuan, Apa Anda memanggil Saya?" Tiba-tiba Bee muncul dalam wujud seorang wanita dewasa. Milo dan Opa Thierry sedikit kaget. Untung saja mereka sudah kebal dengan kebiasaan Bee yang muncul seperti jailangkung.

"Eh, kalian sudah bertemu? Syukurlah, Nyonya pasti senang melihat ini, " ucap Bee lega dengan memelankan kalimat terakhir. Sayangnya, Milo terlanjur mendengarnya karena dia memiliki pendengaran setajam ngengat.

"Apa yang Kau katakan?! " Milo menatap Bee tajam.

"Tu-Tuan, jangan melihatku seperti itu. Anda sungguh menakutkan, huhuhu, " isak Bee dramatis.

"Tuan, apa yang di ceritakan oleh dia adalah benar. Hanya saja Anda mungkin tidak mengingatnya. Hanya Anda sendiri yang bisa membuka segel ingatan itu. Karena dulu setelah kepergian Nyonya, Anda menyegel ingatan itu sendiri, "ujar Bee.

Milo diam. Dia berpikir sejenak dan merenung semuanya.  Kisah yang di ceritakan oleh dua orang ini tidak masuk akal baginya. Apa dia harus percaya? Bagaimana kalau mereka berbohong? Baiklah, Dia akan memikirkan nanti.

Tok tok tok.

Mereka bertiga serentak menoleh ke pintu. Ketiganya saling memandang . Kemudian, Bee mengangguk saat melihat kode mata dari Milo yang menyuruhnya untuk pergi. Bee menghilang dengan cepat sebelum Opa Thierry membuka pintunya. Sedangkan Milo pura- pura tidur yang akhirnya jadi tidur beneran karena kasurnya empuk, katanya.

Ceklek!

Sesosok makhluk kecil berdiri di hadapan Opa Thierry dengan wajah tak berdosa. Pria paruh baya itu menatap orang itu datar.

"Ngapain monyet afrika ini ke sini? Menggangu waktuku dengan ayah! " batin Opa Thierry kesal.

"O-Opa... " cicit Chris.

"Maaf, Saya sedang sibuk! " Dengan tidak berperasaan Opa Thierry menutup pintu dengan kasar membuat Chris melompat kaget. Hampir saja jantungnya pindah ke usus. Untung, dia bisa menahannya.

"Akhirnya Aku bisa tidur dengan Ayah lagi. Ayah, Eri datang! " Opa Thierry lalu melompat ke tempat tidur dan memeluk Milo yang sudah tenggelam di alam mimpinya.

Tbc.

( Semoga kalian terhibur...
Makasih sudah membaca ceritaku...
Kuharap kalian menyukainya.
Maaf saja sekiranya tidak nyambung...
Terimakasih yaw...!)

BSS ( Bukan Salah Sistem) ( TAMAT ✔️) Where stories live. Discover now