14. Keluarga Mommy Sari.

2.1K 339 12
                                    

Milo mengerutkan dahinya ketika melihat seorang anak laki- laki tengah duduk di ruang tamu dengan seorang wanita. Mereka sedang mengobrol dengan Sari dan Dhea.

' Siapa dia? ' pikir Milo bertanya- tanya. Dia pun mendekati mereka.

"Mommy, " panggil Milo.

Empat orang itu lalu menoleh. " Sayang, kamu sudah pulang? Mana yang lain? " tanya Mommy.

"Lagi ada urusan, Mom. Ma, siapa mereka? " tanya Milo pada Mama Dhea.

"Dia—"

"Kamu Milo ya, putranya Mbak Sari. Saya, Cinta, adik dari Mbak Sari. Ini putra saya. Sepertinya kalian berdua sangat cocok," sela wanita itu sambil memperkenalkan diri.

"Hai, Milo, " sapa anak itu dengan muka polosnya. Entah mengapa matanya itu seperti penuh intimidasi. Milo tidak merasa takut. Dia bersikap santai saja.

"Hai, " balasnya singkat. " Mom, Ma, Milo ke kamar dulu, ya, " pamit Milo.

"Milo, Aku ikut! Mimi, Revan ke kamar Milo dulu, " pamit Revan sambil mengejar Milo.

Ketika Milo membuka pintu, Dia kaget melihat Revan nyelonong masuk ke kamar nya. Dengan santai nya bocah itu duduk di kasurnya.

"Kamar kamu bagus, ya. Nanti Aku tinggal di sini, kamar ini buatku saja ya, Milo, " pinta Milo.

"Tidak bisa. Ini sudah menjadi kamarku. Mending kamu pergi dari sini. Aku mau istirahat! " usir Milo.

"Kok Milo ngusir Aku? Nanti Aku aduin lho sama Mommy Sari dan yang lain kalau Milo jahatin Aku, " ancam Revan menakut- nakuti Milo.

Milo terdiam. Revan yang melihat itu merasa senang. Dia sudah menebak kalau anak ini sangat polos dan mudah di tipu. Padahal Milo lagi malas bicara. Dia sedang menilai Revan sebagai anak yang kurang sopan santun.

"Pergi! " bentak Milo dengan nada dingin membuat Revan tersentak kaget. Walau di hatinya sangat takut, tetapi dia berusaha untuk tenang.

"Huwaaa! Mimi!!! " teriak Revan dengan menangis kejer. Milo menatap anak itu jenuh.

"Ngapain kamu nangis? Di sini kedap suara. Mau kamu teriak atau jungkir balik nggak bakalan ada yang tahu. Apalagi kalau Aku bunuh kamu di sini, " ujar Milo sinis. Dia sudah menebak jalan pikiran anak ini. Dia juga pernah muda dan menghadapi tipe- tipe orang seperti anak ini.

Revan berhenti menangis. Dia menatap Milo nyalang, " emang kamu berani bunuh Aku? Kamu aja tidak tahu cara membunuh. Bagaimana kalau Aku balik membunuh? Aku tahu keluarga Thierry itu memiliki darah psikopat. Mungkin kamu nggak tahu seperti apa keluargamu itu. Aku kasihan melihat dirimu yang tidak tahu apa- apa, " ujar Revan remeh.

"Segala hal mengenai mereka, bagaimana Aku tidak tahu?" tanya Milo sinis. "Cepat lah pergi dari sini sebelum kesabaranku habis. Anak bau kencur sepertimu tidak akan pernah menandingiku. Di tambah usiamu yang lebih tua 5 tahun dariku. Jadi, nggak usah berlagak seperti bocah berusia sepuluh tahun, " sarkas Milo.

Revan kaget. " Bagaimana kau bisa tahu kalau umurku 20 tahun? " tanyanya.

"Tidak penting. Sana pergi! " terpaksa Milo menarik lengan Revan dengan paksa.

"Lepaskan Aku! "

"Diam! "

Dengan santai nya Milo menendang Revan keluar dari kamar nya. Dia langsung menutup pintu kamar nya.

"Lihat saja! Aku pasti akan merebut semua yang kau miliki! Kita lihat nanti, apa kau bisa tertawa saat semua nya menjauhimu!" teriak Revan. Dia jengkel karena gagal menakuti Milo. Padahal dari wajah anak itu sudah kelihatan polosnya, eh tidak dia duga , apa yang di harapkannya tidak sesuai ekspetasi.

"Siapa kau? " tiba- tiba seseorang bertanya pada Revan. Dia adalah Lester dan Neolan. Revan menoleh dan mengubah cepat raut wajah nya. Dia menghampiri mereka dengan senyuman manisnya.

"Hai, namaku Revan. Aku adalah putranya Mimi Cinta. Kalian pasti abang nya Milo, ' kan? Berarti kalian adalah sepupu Aku, " ucap Revan ramah.

"Sepupu? " beo Lester dengan mengerutkan alisnya. " Kau punya sepupu? Bukannya ... ,sepupumu cuma Marveolus? " tanya Lester pada Neolan.

"Jangan tanya Aku. Aku juga tidak tahu, " jawab Neolan. " Mungkin dia anak dari keluarga Mommy. Soalnya Mommy pernah bilang dia punya adik perempuan. Bukan kandung, tetapi anak angkat. Aku juga belum pernah melihat nya, " papar Neolan.

"Ooh, cuma keluarga yang tidak penting, " gumam Lester. Dia lalu berjalan menuju kamar nya yang berada di sebelah kamar Milo. Namun, Revan menahan Lester.

"Abang mau kemana? Abang belum kenalin nama abang pada Revan, " kata Revan dengan nada manja membuat Lester jijik.  Dia menghempaskan tangan Revan dengan kasar.

"Nggak usah pegang- pegang. Satu hal lagi, jangan sok akrab denganku. Kau bukan siapa- siapa di sini, " ujarnya sinis sambil ber lalu.

Mata Revan berkaca- kaca. Dia menatap Neolan yang terlihat tidak acuh sama sekali. Tanpa mengatakan apa pun, Neolan melengos begitu saja membuat Revan mengepalkan tangannya.

"Sialan! Beraninya mereka kacangin Aku. Seumur hidup, Aku tidak pernah di abaikan oleh orang lain. Lihat saja, Aku pasti kan kalian tunduk padaku! " tekad Revan sebelum pergi.

Tbc.

BSS ( Bukan Salah Sistem) ( TAMAT ✔️) Where stories live. Discover now