16. Saingan Milo

1.9K 277 3
                                    

Selamat membaca ya....

Sepasang sejoli sedang tertawa bersama di lapangan yang banyak di tumbuhi rimbunan bunga. Si pria membaringkan kepalanya di paha perempuan itu. Sedang perempuan itu mengusap rambut lelaki tersebut. Mereka saling memandang dengan penuh cinta. Ribuan daun berterbangan di tiup oleh angin melengkapi suasana romantis itu.

"Sayang, apa kau tahu cintaku padamu tidak bisa di ukur dengan penggaris, " kata si pria itu.

Perempuan itu bertanya dengan heran, " mengapa begitu. ? "

"Kau ingin tahu jawabannya? " Perempuan itu mengangguk cepat. " Karena cintaku padamu itu tidak terbatas dan melebihi luasnya dunia ini, " jawab pria itu.

Pipi perempuan itu bersemu. " Kamu pintar banget gombalnya. Siapa yang mengajarinya, hm? "

"Tidak ada. Aku sendiri yang merangkai katanya agar memikat hatimu lebih dalam," jelas si pria sambil mengerlingkan sebelah matanya.

Perempuan itu memukul dada si pria dengan manja, " dasar kamu ini, ih." Pria itu terkekeh melihat perempuannya tersipu malu. Mereka baru sadar kalau wajah mereka saling dekat. Mungkin sebentar lagi ke dua bibir itu akan bertemu.

Suasana yang sunyi mendukung adegan dua insan yang di mabuk asmara. Ketika jarak itu mau menipis, tiba- tiba sekelompok orang mengelilingi mereka dan memisahkan ke dua manusia itu.

"Lepaskan dia! "

"Tidakk!! "

"Tuan!" Suara lain membuat dia terkejut. Dia membuka matanya dan melihat sekeliling. Terlihat di sisinya seorang gadis menatapnya khawatir.

"Tuan, Anda tidak apa- apa? " tanyanya.

Dia mengangguk lemah. " Aku baik-baik saja, Bee. Barusan Aku bermimpi buruk, " ucapnya lirih.

Degh! Entah mengapa jantung Bee berdetak dengan kuat. Dia memegang dadanya yang terasa ngilu. " Ada apa denganku? " pikirnya bingung.

"Jam berapa ini? " Pertanyaan Milo membuyarkan lamunan Bee.

"J-Jam lima pagi, Tuan, " jawab Bee gugup.

Milo mengangguk. Dia membaringkan dirinya kembali. " Lho, mengapa tidur lagi, Tuan? "

"Ini masih pagi, Bee. Tolong bangunkan Aku jam enam, ya, " pesan Milo sembari menutupi seluruh badannya sampai kepala dengan selimut.

Bee menghela nafasnya dengan kasar. Mumpung masih pagi, lebih baik dia jalan- jalan sebentar. Bee mengubah wujudnya menjadi seekor laba- laba. Kemudian dia terbang melalui ventilasi jendela bertepatan dengan terbukanya pintu kamar Milo.

Seseorang mengendap- endap mendekati tempat tidur Milo. Dia lalu membaringkan tubuhnya dan memeluk buntalan yang bersembunyi di dalam selimut itu.

*****

Seperti biasa Milo melakukan aktivitasnya di kelasnya dengan Lester yang sudah molor di sebelahnya. Di depannya ada Kanya dan Suci. Sedangkan di belakangnya ada Max dan Neolan. Entah angin apa mereka memutuskan masuk ke kelas 1. Seharusnya dua orang itu duduk di kelas 3. Alasannya cuma klise, hanya ingin bersama Milo.

"Kenapa kalian di sini? " tanya Milo jengkel. Dia sangat risih di tempeli terus sama anak ayam di belakangnya. Kenapa juga abangnya ikut- ikutan? Milo tidak mengerti dengan jalan pikirin dua manusia itu.

"Kami ingin menjaga adek saja, " jawab Neolan.

"Mn, " sahut Max.

Milo berdecak, " Aku bukan anak kecil, Bang. Aku nggak perlu di jaga. Mending kalian kembali ke kelas atau Aku tidak mau bicara sebulan sama kalian! " ancam Milo.

Sontak keduanya panik. Neolan memasang wajah memelasnya," cuma sehari kok, Dek. Boleh, ya, ya, " mohon Neolan di ikuti oleh Max.

"Kalau begini, mana bisa Aku menolak dua bocah manis ini, " batin Milo gusar. Dia membuang nafasnya. " Ok. Cuma sehari ya, " putus Milo terpaksa.

"Yeeey! Makasih Adekku! " pekik Neolan senang. Ketika hendak mencium Milo, mulutnya sudah di sentil oleh jari manis Milo.

"Nggak perlu cium juga kali, " ucap Milo sinis. Neolan malah cengar- cengir tidak jelas. " Sekali aja, Dek, " godanya.

Milo menatap Neolan jijik, " ogah! " tekannya mutlak. Dia lalu memandang ke depan dan menulikan telinganya dari panggilan abangnya.

Guru mata pelajaran masuk. Para murid kelas 1-2 bahasa langsung diam. Fokus mereka bukan pada Ibu guru itu, melainkan laki- laki yang berjalan di belakangnya. Parasnya cantik melebihi sang dewi. Mereka terpesona dengan kecantikan pria itu yang jarang di temui di dunia manapun. Sayangnya, dia tidak seimut Milo. Diam- diam Suci menatap lelaki itu dengan iri. Sedangkan Milo menatap lelaki itu dengan pandangan yang sulit di artikan. Tatapan mereka tak sengaja bertemu. Milo melihat lelaki itu menyeringai ke arahnya tanpa di sadari yang lain, kecuali Milo seorang.

"Dia... "

Tbc.

BSS ( Bukan Salah Sistem) ( TAMAT ✔️) Where stories live. Discover now