8. Raka berulah

393 167 200
                                    

بسم الله الرحمن الر حيم

Assalamu'alaikum teman-teman🙏

Welcome back to my story👋

Semoga kalian suka❤
-
-
-

"Tepatkan sasaran yang membangkitkan pikiran agar langkahmu melangkah dengan pasti"
~ALRESCHA


Kelas XII IPA 4 kini tengah bergelut dengan pikiran masing-masing. Mereka sibuk merangkai kata yang menarik sehingga membentuk kalimat padu.

"Satu, dua, tig-" Ucap Beno terhenti karena mendapat sentilan di jidatnya.

"Lo kira kita disuruh bikin pantun?" Tanya Raka menatap Beno aneh.

"Enggak, emang kenapa?"

"Kita tuh disuruh bikin puisi, bukan pantun," ucap Raka merotasi matanya.

Raka tak habis pikir pada Beno, hari ini mereka disuruh bikin puisi dan yang paling bagus puisinya akan diikut sertakan lomba cipta dan baca puisi. Lah Beno malah heboh sama pantun.

"Suka-suka gue dong, gue mau bikin pantun, mau bikin syair, mau bikin puisi, mau bikin gurindam. Bukan urusan lo"

"Lah gue mah cuma ngingetin, lo malah nyolot," balas Raka tak terima.

"Siapa yang nyolot? Gue cuman ngomong fakta."

"Lo kalo nggak nyolot yaudah santai dong ngomongnya!"

Perdebatan Raka dan Beno itu menjadi atensi seluruh warga kelasnya. Mereka menatap Raka dan Beno dengan jengah sembari menghela nafas dengan kasar. Bahkan guru Bahasa Indonesia pun ikut mngehela nafas.

Ekhem!

Suara deheman datang dari guru Bahasa Indonesia, tapi tidak mengalihkan atensi Raka dan juga Beno.

"Gue udah santai, lo nya aja yang nggak terima."

"Wahh dasar, udah diingetin nggak tau terimakasih," ucap Raka menggelengkan kepalanya.

"Wait! Terimakasih? Buat apa!?"

"Raka, Beno. Kalian lupa kalo masih ada saya disini!?" Ucap guru Bahasa Indonesia.

Sontak Raka dan Beno saling menatap dan bertukar kode dengan menaik turunkan alisnya.

"Kalian punya mulut?"

"Punya dong pak," jawab Beno dengan enteng.

"Kalo punya, ada orang ngomong tuh dijawab."

"Emang bapak nanya apa pak?" Sahut Raka.

"Kenapa kalian berantem di jam pelajaran?" Tanya guru Bahasa Indonesia dengan tegas.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Raka menendang kursi Beno hingga Beno hampir terhuyung kedepan.

"Tuh pak, bapak liat sendiri kan gimana sikap Raka," ucap Beno pada guru Bahasa Indonesia.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang