44. Bom waktu

39 3 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum

Semoga kalian sehat dan hari-harinya diberi kelancaran terus ya

Makasih buat kalian yang masih sempat baca cerita Alrescha

Happy reading

-
-
-

“Tapi lo beneran nggak ada rasa sama Alres kan?” tanya Gilang menatap penuh kedua mata Agnes.

Sialan, Alres belum mendapat jawaban itu tapi guru sudah membubarkan kerumunannya. Entah bagaiman guru bisa datang Alres tidak peduli, yang ia pedulikan adalah jawaban Agnes mengenai pertanyaan itu. Tapi apalah, keberuntungannya mungkin telah dicancel untuk sesaat.

Kini Alres tengah berkumpul di markasnya bersama anak-anak Alaska lainnya. Tidak banyak, mungkin hanya sekitar 20 anggota, karena beberapa dari mereka telah izin untuk sebuah urusan yang tidak kalah penting. Salah satunya adalah mencari informasi mengenai Gevan melalui orang-orang sekitar Gevan.

“Masalah pertama sudah dipecahkan. Agnes Veronika dan Raja Bachtera adalah sepupu,” ucap Gilang mendongak sesaat setelah mengotak-atik laptopnya.

“Gila, skill pertama lo langsung gacor no bocor-bocor,” balas Beno sebelum menyuap singkong ke dalam mulutnya.

“Halah, orang lo aja molor di tembok kamar mandi,” ejek Jay menoyor kepala Beno.

“Yang penting gue udah berpartisipasi ikut berkerumun.”

“Berisik,” ucap Adit berusaha mencari informasi seperti Gilang.

Mungkin mereka akan melakukan langkah selanjutnya, langkah dimana akan menjawab siapa kelurga Gevan dan siapa yang telah melaporkannya pada pihak berwajib. Karena jika masalah itu tidak segera diselesaikan, mungkin Gevan akan terus mencari-cari masalah dengan Alres.

“Shit,” gumam Adit menatap layar ponselnya.

“Agnes Veronika adalah adik tiri Gevan Dharmaraga,” ucap Adit terdengar jelas dan lugas.

Terkejut? sudah tentu! Bagaiamana bisa ada informasi masuk secepat itu, tapi sbeelumnya sudah ada informasi dimana ada nama Agnes pada keluarga besar Gevan, namun belum diketahui apa hubungan mereka, bisa saja adik kandung atau bisa saja sepupu. Namun faktanya mereka adalah adik tiri.

Agnes dan Gevan saudara tiri, Agnes dan Raja adalah sepupu.

Jadi, mereka saling berkaitan bukan? Jika seperti itu sudah jelas Gevan dan Raja juga sepupuan.

“Gila, lo nggak bercanda kan Dit?”

“Udah valid infonya?” tanya Dira ikut terkejut meski ia tidak mengenal Gevan lebih jauh.

“Gue dapat info ini dari Juna. Nyokap Juna ternyata berteman sama nyokapnya Agnes.”

“Satu lagi. Bokapnya Gevan nikah sama mamanya Agnes, jadi itu sebabnya mereka saudara tiri,” ucap Gilang saat mendapat sodoran ponsel dari Adit.

“Nyokap kandung Gevan meninggal, dan bokapnya menikah lagi sama mamanya Agnes. Tapi, Gevan nggak suka sama nyokap tirinya, begitu juga sebaliknya.”

Harus berekspresi bagaimana lagi? Semua informasi itu telah mengejutkannya bukan main. Seolah informasi itu adalah bom waktu yang telah meledak seiring informasi yang didapat. Mengejutkan, tapi memberi informasi penting.

“Apa kemungkinan nyokapnya Agnes yang udah ngelaporin?” celetuk Raka menghendikkan bahunya acuh.

“Tapi apa untungnya dia ngelaporin Gevan?” tanya Dira menolak opini Raka.

“Dendam mungkin.”

“Nggak mungkin dia ngelaporin Gevan kalau masih mau jadi istri bokapnya Gevan.”

“Lo harus kubur kemungkinan yang bisa terjadi kalau lo mau cari kebenaran sejati,” ucap Gilang lugas.

Namun, jika opini Raka itu benar berarti masalah ini juga berrkaitan dengan Mama tiri ya Gevan. Dan mereka juga perlu menyelidiki kedua orang tua Gevan?

“Coba lo suruh Juna buat tanya sama nyokapnya, apa alasan nyokap Gevan nggak suka sama Gevan,” titah Alres pada Gilang yang tengah memegang ponsel Adit, pasalnya dari ponsel Adit lah informasi itu berasal.

“Lo pikir semudah itu mereka bertukar cerita?” balas Gilang tetap mengikuti perintah Alres.

Sepertinya msalah ini selain semakin mengerucut, semakin membesar juga. Spekulasi pertama telah selesai, tinggal beberapa spekulasi lagi yang belum terbukti. Namun sialnya, saat spekulasi pertama terjawab, datang lagi hal-hal yanb tak terduga. Tapi mungkin semua itu akan merujuk pada masalah utamanya.

“Pikir kemungkinan yang akan terjadi. Apa alasan Gevan dan nyokap tirinya saling tidak suka, dan jika nyokap tirinya yang ngelapor apa alasannya?”

“Biasanya kalau lagi mikir gini gue bawaannya laper, harus makan biat otak gue bisa kerja,” celetuk Beno mendapat tatapan horor dari Alres.

“Gila, lo aja udah makan singkong sebanyak ini,” protes Jay menggelengkan kepalanya.

“Realistis gue kalau mikir itu harus makan juga.”

“Realistis itu itu karet bukan perut!” sahut Raka tidak habis pikir dengan Beno.

Mungkin sudah hukum alam bagi Beno berpikir sambil makan, tapi apa tidak ngantuk setelah makan sebanyak itu? Dan apa perutnya masih menampung makanan lain lagi setelah makan singkong sebanyak itu?

Tidur dan makan adalah hal penting bagi Beno.

“Lo ada rencana nggak buat selanjutnya?” tanya Alres pada Gilang.

“Lo punya otak kan, kenapa nggak lo aja yang mikir?” balas Gilang berdecak kesal.

Savage man!”

“Lo sendiri yang bilang, otaknya yang berguna cuma lo sama Adit. Jadi gue percayain sama lo sama Adit,” balas Alres tidak kalah kesal.

“Mau lo gimana? terus setelah tau siapa yang ngelapor lo mau apa?”

***

Gimana nih masih seru nggak ya

Yuk tinggalkan jejak kalian

Jangan lupa VOTE & KOMEN

731 kata
23.05.2024

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang