The Antagonist Princess

2.2K 314 26
                                    

"Ayahanda, aku ini juga putrimu!" jerit Leviza masih berusaha meronta dari cengkeraman penyihir yang mencekal kedua tangannya.

"Tutup mulutmu! Kau, beraninya kau membunuh putriku! Oh Lenora, putriku yang malang. Mengapa aku harus membesarkan anak pemberian iblis sepertimu?!" bentak Raja Devian menangis frustasi. Lantas pria itu berteriak sekeras mungkin untuk meluapkan kemarahannya.

Di sisi lain, ia merasa sangat kehilangan sosok putri bungsunya yang telah dibunuh oleh saudarinya sendiri. Namun, ketika memandang wajah Leviza, hatinya juga hancur karena tak kuasa melihat darah dagingnya melakukan kejahatan sebesar ini.

"Dia saudarimu, Leviza. Dia saudarimu ...." Kali ini Raja Devian terisak. Namun, sedetik kemudian, wajah sang Raja berubah menjadi gelap penuh kabut amarah. "BAGAIMANA KAU BISA MEMBUNUH ADIKMU SENDIRI?!"

Dada Laviza kembang kempis, ia tak tahu lagi harus berkata apa. Hatinya terlalu sakit menerima semua ketidakadilan ini.

"Seharusnya, sejak awal aku tidak perlu membesarkan iblis sepertimu. Kau benar-benar pembawa petaka di Kerajaan ini!"

"Ayahanda, a-aku ... apakah Ayahanda pikir aku tidak sakit? Apakah Ayahanda pikir dikurung dalam kastil selama bertahun-tahun tidak kesepian? Bahkan, aku tidak pernah mendapatkan hakku sebagai seorang putri pun aku tidak pernah protes. Namun, aku hanya meminta satu, aku hanya meminta Duke Axton untukku, tapi apa? SELALU ADIKKU YANG MENDAPATKAN SEMUANYA!"

"Sekarang, ayo bunuh aku, Ayahanda! Bunuh saja! Aku muak hidup dalam kesepian seperti ini! Aku lelah! Aku benci Ayahanda! Aku benci Ibunda! Aku membenci semua saudaraku yang telah merebut semua milikku! Aku benci kalian semua! Bahkan, aku juga tidak akan menyesal jika membunuh kalian semua dengan tanganku sendiri!"

"LEVIZA!!" Kali ini Duke Axton angkat bicara. Pria itu membentak sang putri. Amarahnya sangat menggebu setelah tunangannya dibunuh oleh kakaknya sendiri dengan alasan konyol bahwa Leviza mencintainya. Tidak. Gadis itu terobsesi pada dirinya. Buka jatuh cinta.

"Anda suda keterlaluan," lanjut Duke Axton menatap sengit ke arah Leviza.

"Aku melakukan ini demi bisa bersamamu, Duke! Mengapa Anda tidak mengerti?!"

"Kau salah paham, Putri Leviza. Kedekatan kita selama ini hanya sebatas teman. Dan lagi, saya tidak membutuhkan pengorbanan apa pun dari Anda. Satu-satunya yang saya sesalkan adalah pernah bertemu dengan Anda. Siapa sangka, gadis yang saya cintai ternyata mati di tangan Anda. Jika saya tahu akhirnya seperti ini, saya tidak akan pernah mau bertemu dengan Anda."

Mendengar bahkan orang yang paling ia cintai, tempat yang ia yakini untuk melabuhkan hati juga mengeraskan suara padanya, Leviza dibuat tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa memandang dengan mata yang basah oleh cairan hangat yang tak mampu ia bendung. Sakit, sangat menyakitkan. Remuk sudah hatinya, hancur tak bersisa.

"Kau terlalu hina untuk keagungan Duke Axton, Leviza. Kau hanya 'lah gadis iblis yang juga pantas menikah dengan iblis sialan itu!" murka Raja Devian kembali menarik pedangnya.

Sedetik kemudian, pandangan pria itu terangkat, melempar senyum bengis pada sang putri. Tak ada lagi rasa iba di sana selain amarah yang begitu besar tak terkendali. Pedangnya berayun, Leviza tak sempat melakukan perlawanan karena tubuhnya hanya bisa membeku dan menerima tajamnya bilah besi itu memenggal kepalanya.

"MATI SAJA KAU KE NERAKA BERSAMA FALCON!!!"

Crash!

***

Di sebuah gua yang dipenuhi kegelapan, sosok pria berjubah hitam seraya membawa obor tampak membuka mata setelah cahaya dari sebua buku yang ada di atas batu di depannya pudar. Pria itu lantas tersenyum miring.

Antagonist Lady And The Villain DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang